Tangan Kedua: Ruang Berbagi dan Berkomunitas
Beragam komunitas berkumpul, berinteraksi, pamer karya, dan berbagi kisah dalam sebuah acara bernama Tangan Kedua. Kegiatan yang diinisiasi oleh Jendela Ide Bandung ini berlangung seharian pada hari Sabtu (18/3/2018) di Exhibition Hall Utara Sabuga Bandung. Ada 36 grup dan komunitas mengisi beragam jenis lapakan. Dari mulai lapakan ide, lapakan terampil, lapakan barang, lapakan jajan, lapakan ekspresi, lapakan suara, dan lapakan jasa. Selain itu, sebuah panggung utama di tengah bazar, menampilkan beragam pertunjukan dan sesi diskusi.
Sasqia Ardelianca selaku direktur program memaparkan bahwa Tangan Kedua memiliki konsep semangat berbagi. Tangan kedua secara harfiah merupakan pihak yang menerima sesuatu dari tangan pertama. Kegiatan ini diharapkan menjadi ruang bagi siapa saja yang ingin memberikan inspirasinya.
Adapun partisipan yang terlibat merupakan beragam komunitas non-profit dari berbagai bidang. Mereka dikelompokan dalam beberapa jenis lapakan. Kegiatan yang menyerupai bazar ini berisi beragam rangkaian acara sehingga pengunjung bebas berkunjung kapan saja sesuai minatnya. Di lokasi, mereka kemudian bertemu beragam aktifitas lain yang mungkin baru mereka temukan.
Pada lapakan ide terdapat beberapa sesi diskusi. Pada sesi pertama, Marintan Sirait (Founder Jendela Ide Indonesia) dan Gustaff H. Iskandar (Co-Founder Commonroom) berdiskusi tentang beragam aktifitas dan semangat komunitas generasi terdahulu di Bandung. Segala aktifitas dan pengalaman acara disampaikan pada sesi tersebut. Secara kedua, Tangan Kedua berusaha mempertemukan generasi terdahulu dengan generasi penerus dalam suatu diskusi santai. Pada diskusi semacam ini komunikasi itu terjalin dengan suasana yang akrab dan menyenangkan.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Rahmat Jabaril (Founder Komunitas Taboo) dan Muchammad Ganjaran Sari (Inisiator Komunitas Film Warga Sekewood). Kedua sesi ini secara khusus berbicara tentang pencapaian komunitas mereka bergerak dan bersinergi dengan masyarakat. Sementara, pada sesi ketiga lebih khusus berbicara tentang kegiatan-kegiatan dari kelompok organisasi perempuan. Mewakili semangat generasi muda, Sely Martini (Founder Rumpun Indonesia), Ressa Ria (Koordinator Samahita), Sasqia Ardelianca (Project Manager), dan Ayda Khadiva (Creative Director at Fat Velvet) membagi kisah tentang peran dan porsi perempuan dalam menjalankan dan mempertahankan program serta idealisme mereka.
Terdapat pula lapakan terampil yang menampilkan ragam pelatihan keterampilan. Seperti Ragarasa yang melakukan pelatihan Body Movement for Moms & Kids atau Jendela Ide Indonesia yang melakuan pelatihan Drumming Circle for Kids, Youth, and Adult. Sementara dalam bidang seni pelatihan Interlocking Textile dipandu oleh Craftnivora dan Hand-lettering & Typografy oleh Bahari Custom.
Ada pula lapakan barang dari Sarang Penyamun, Lelang Ceria, anakbertanya.com, Lapak Badjingan, PKBM Rumah Kreatif Taboo, Sekodi, Samahita, Jendela Ide, Kaum, dan Moving Class. Lapakan Jajanan juga tersedia di acara tersebut. Dari mulai makanan, minuman, kopi, dari Café Dalemwangi, Dimsum Mania, Honeymoon, Rumpun Indonesia, Martabak Mr. Blankon, Suruput Kopi, dan Dapur Amoy.
Bukan hanya makanan dan barang yang dijajakan di acara Tangan Kedua, tetapi juga pelayanan jasa yang terbilang unik. Semisal permainan kartu ramalan Tarot oleh Kireina Windiah & Sabilwangso. Ada juga jasa Face Painting oleh Sarang Penyamun dan Quick Face Sketch oleh Moving Class. Jasa unik lainnya seperti pangkas rambut oleh Pangkas Keliling dan cuci sepatu kilat oleh Deekey Shoes dapat dinikmati di acara tersebut.
Acara berlangsung dari pagi hingga malam hari. Ragam kegiatan dari mulai diskusi, menari Zumba, corat-coret di dinding ekspresi, dan ragam kegiatan di tiap lapakan mengisi acara Tangan Kedua. Kegiatan pun diselingi beragam penampilan musik dari Anak Wayang, Svaragama, ILOA, Garhana, Kawang-awang, Lakonan, Curly & Me, dan Project Hambalang.
Suasana hangat, kekeluargaan, penuh gagasan dan aktifitas berbagi menjadi ciri khas dari kegiatan Tangan Kedua. Menurut Sasqia, kegiatan ini merupakan kegiatan sosialisasi untuk melihat respon publik terhadap kegiatan dengan format komunitas semisal ini. Kegiatan utama dari Tangan Kedua tahun ini akan diselenggarakan pada bulan Agustus. Kegiatan Tangan Kedua pada tahun-tahun berikutnya rencananya akan selalu dilaksanakan pada bulan Agustus.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin Kota Bandung yang menyatukan beragam komunitas nonprofit dalam satu pasar besar yang di dalamnya orang dapat berbagi dan bertukar kesempatan dan keuntungan. Materi ataupun ide dapat berjalin jika terdapat ruang yang didukung bersama keberlanjutannya. Dengan ini, Tangan Kedua hadir sebagai wadah kolektif tersebut yang perlu dukungan dari berbagai pihak yang memiliki visi yang sama.[]