
MOE Siap Menyajikan “Semasa, Dramatic Reading: Dawn Of Sunset”
“Bagaimana jika sebuah karakter dalam pertunjukan teater berasal dari ilustrasi-ilustrasi dan ia diproduksi sebagai produk karakter yang terus dikembangkan ceritanya?” Hal itu disampaikan oleh Tri Adi Pasha produser pertunjukan Semasa, Dramatic Reading: Dawn Of Sunset dalam Press Conference and Open Rehearshal di Lou Belle Shop Bandung, Kamis (4/6/2015).
Tentu kita tahu, hal itu telah terjadi di luar negeri, kita ambil contoh Dreamwork dan Walt Disney, dua perusahaan kreatif itu memulai semua tokoh-tokoh imajinatifnya dalam sebuah ilustrasi. Tokoh-tokoh itu akhirnya menjadi film, komik, kartun, dan menjadi semacam franchise karakter. Melalui Merchant Of Emotion (MOE), sebuah komunitas kreatif yang dibuat bersama teman-temannya, Adi yakin bisa mewujudkan industri kreatif semacam itu di Indonesia.
Pementasan teater Semasa, Dramatic Reading: Dawn Of Sunset yang akan digelar di Auditorium IFI Bandung 13 Juni 2015 mendatang, adalah sebuah langkah Adi untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Pertunjukan tersebut akan dipentaskan dalam bentuk teater arena dan menjadi teater kontemporer yang memadukan antara drama, tarian, dan mapping visual art.
Seperti dikemukakan di awal, Dawn Of Sunset sendiri adalah cerita karya Tino Sambora dan dikemas dalam bentuk teater oleh Kennya Rinonce. Tokoh-tokoh dalam ceritanya berasal dari sebuah ilustrasi buatan MOE. Ilustrasi dari tiga tokoh bernama Namedless Boy, Sun, dan Moon tersebut hadir dalam cerita asal muasal penciptaan bumi. Dengan latar yang mengisahkan zaman purba dengan keadaan bumi yang imajinatif, pertunjukan tersebut kini akan dibawakan dalam bentuk teater.
Ketika ditanya kenapa memilih bentuk teater, Adi menjelaskan, “Bahwa teater atau seni pertunjukan merupakan aset yang dimiliki MOE dan memiliki peluang yang sama besarnya serupa bazzar dan pentas musik.” Hal ini tentu akan menjadi peluang yang mengakomodasi karakter-karakter produksi MOE tersebar di masyarakat dengan cepat. Masyarakat industri MOE sendiri adalah remaja berumur 14-25 tahun dimana mereka memiliki antusiasme yang tinggi pada event.
Kennya pun berpendapat, betapa seni pertunjukan perlu didorong menuju pasar yang lebih populis. Hal ini merujuk pada teater yang menjadi lebih dikenal dan digemari. Teater dengan manajemen pemasaran seperti event anak muda yang populis akan mendorong teater pada masyarakat dengan cepat.
Di dalam kesempatan itu, dipentaskan sedikit pertunjukan dalam open rehearshal. Nampak tiga tokoh ilustrasi MOE hadir dengan tambahan satu tokoh imajinatif Namedless Boy. Mereka melakukan pertunjukan dengan membaca naskah (dramatic reading). Nampak pula aktraksi dramatikal yang mencoba dibangun lewat tarian-tarian dan iringi musik secara langsung. Adi pun menyatakan, “Teater ini akan menampilkan mapping visual art yang mendukung pembangunan imaji dalam pementasan dari komunitas mapping seeds.”
Konsep event dalam pertunjukan teater memang jarang dilakukan di Bandung, bagi yang ingin terlibat dalam kegiatan ini dapat memperhatikan tanggal-tanggal berikut.
Pertunjukan Acara – Dramatic Reading
Sabtu, 13 Juni 2015 Pukul: 16.00-19.00
Auditorium IFI – Jalan Purnawarman No. 32 Bandung
Pasca Acara – After Party (Open Dramatic Reading & Music Session)
Jumat, 19 Juni 2015 Pukul 15.00-19.00
DU 71 A – Jalan Dipati Ukur No. 71 A Bandung