Romantisme Gasibu di Malam Minggu
Jika malam minggu, sempatkanlah ke gasibu. Di sana banyak orang berkumpul. Kebanyakan yang datang bersama pasangannya, entah yang masih pacaran atau bahkan berkeluarga.
Bagi yang masih belum berpasangan, jangan khawatir. Banyak yang datang kesana bersama geng atau mungkin teman satu kostannya. Yang pasti semua bisa bergembira bersama.
sebetulnya tak ada yang begitu spesial di sana. Kita bisa duduk-duduk di bagian tengah atau samping lapangan sambil ngobrol tentang kesulitan hidup atau masa depan yang samar, atau hanya sekedar saling melempar canda.
Tapi, ada satu pemandangan yang menarik. Berulang kali kerlap-kerlip cahaya naik turun di angkasa. Cahaya kerlap-kerlip itu berasal dari kolécér (sejenis permainan tradisional) yang diberi lampu kecil berwarna-warni. Nyala lampu tersebut berasal dari baterai yang sering dipakai di jam tangan.
Mainan kolécér tersebut tak dimainkan oleh hanya anak-anak. Orang dewasa pun ikut-ikutan memutar kolecer tersebut untuk mendapatkan cahayanya.
Harga kolécér yang hanya Rp 10.000 tak membuat orang ragu untuk membelinya. Terlihat dari banyaknya kolecer yang beterbangan.
Mungkin manusia memang selalu menyukai cahaya, menganggapnya harapan. Itulah mungkin mengapa setiap pergantian tahun selalu ditandai dengan nyala kembang api.
Mencari kesenangan itu tak mestilah dengan merogoh kantong dalam-dalam. Tengoklah gasibu di malam minggu. Di sana ada banyak kebahagiaan sederhana.
Jangan lupa, siapkanlah uang receh sebanyak mungkin bagi para musisi jalanan yang kadang tampak memaksa.
Sampai berjumpa di gasibu.[]
Sumber foto: Alfatihatus Sholihatunnisa
Sorry, the comment form is closed at this time.
heri siswanto
Pengen maen ke bandung tapi kapan ya…hihi
Nice treadh el..