Fb. In. Tw.

Rancangan Cerdas Kehidupan

Jika Anda berkemah di sebuah hutan rimba, kemudian menemukan lima buah batu yang saling bertumpuk, apa yang akan Anda pikirkan tentang tumpukan batu tersebut?

Apakah Anda akan berpikir bahwa tumpukan tersebut adalah hasil alami? Ataukah, Anda akan berpikir bahwa ada manusia yang pernah datang ke tempat itu dan menumpuk batu-batu tersebut?

Saya yakin pikiran Anda akan cenderung mengatakan bahwa batu-batu tersebut adalah man made (buatan manusia).

Kenapa demikian? Karena indera kita sudah terbiasa membedakan antara bentuk-bentuk alamiah dari benda dan bentuk-bentuk hasil dari sebuah rancangan cerdas, terutama buatan manusia. Selain itu, secara hitungan matematis pun, peluang agar kelima batu tersebut tertumpuk secara alami sangatlah kecil. Oleh karena kedua alasan inilah, maka pikiran kita akan cenderung meyakini bahwa tumpukan batu tersebut adalah man made.

Bagaimana jika Anda melihat kehidupan ini? Apakah Anda akan melihatnya sebagai sebuah kebetulan yang terbangun dari trilyunan kebetulan belaka? Ataukah Anda berpikir bahwa kehidupan ini terbangun akibat dari sebuah desain cerdas?

Ilmu pengetahuan mainstream menyatakan bahwa kehidupan adalah hasil dari rantai proses yang kebetulan dan terbangun secara perlahan. Semuanya terjadi dari proses-proses kecil yang berkesinambungan serta tanpa adanya rancangan yang terarah.

Namun, apabila kita melihat lebih cermat lagi, maka pikiran kita yang sudah terbiasa dengan perbedaan antara sesuatu yang alami dan yang didesain secara cerdas, akan menyatakan bahwa kehidupan ini sebenarnya terbangun berdasarkan rancangan yang cerdas, bukan kebetulan belaka.

Apabila kita mau melihat lebih seksama terhadap proses yang terjadi di alam, pikiran kita tidak akan membantah bahwa kehidupan bukanlah sebuah ketidaksengajaaan.

Jika adanya rancangan cerdas, siapa yang merancangnya, ya?

Sebuah sel misalnya. Bila dilihat menggunakan mikroskop di jaman Charles Darwin, akan terlihat sebagai sebuah titik yang sederhana saja. Oleh sebab itu, wajar saja jika Charles Darwin mengajukan teori evolusi.

Tapi, apabila dilihat menggunakan mikroskop elektron, maka akan terlihat bahwa sebuah sel terbangun dari kompleksitas. Ilmuwan barat bahkan mengibaratkan kompleksitas sebuah sel sama dengan kompleksitas dari sebuah kota besar!

Ini artinya bahwa sebuah sel pun terbangun dari berbagai proses kompleks yang berkesinambungan. Mulai dari struktur molekul sampai pada pembuatan organela-organela yang ada dalam sebuah sel.

Jika teori evolusi Darwin yang dianggap benar, akan dibutuhkan ribuan bahkan jutaan proses kebetulan hanya untuk membangun sebuah sel saja. Mungkinkah proses yang sifatnya kebetulan bisa terjadi ribuan kali, bahkan jutaan kali?

Nah, jika Anda memang cerdas, memiliki akal sehat dan berpijak pada kebenaran yang kritis, saya kira Anda akan meninggalkan teori yang sudah usang dan tidak relevan lagi beserta teori-teori turunannya. Yang menganggap bahwa manusia hanya keturunan kera dan hasil dari sebuah kebetulan belaka.[]

Ilustrasi: active.com

KOMENTAR
Post tags:

Kontributor tetap buruan.co. Senang mengamati isu-isu sains. Tinggal di Cimahi.

You don't have permission to register