![](https://www.buruan.co/wp-content/uploads/2019/12/bradford.jpg)
Puisi-Puisi Titan Sadewo
Mengingat Pedusi
perempuan itu berjubah sepi
menyimpan kenang dalam dada
masa kelam–tentang seorang
lelaki yang menghapus air mata
matanya langit yang basah
di atasnya, dua pelangi memisah
angkasa raya adalah keningnya
bintang kejora bersinar di sana
setiap malam selalu ada bismika
yang datang dari arah tak terduga
seorang yang jauh mengirim itu
untuk melengkapi kantuknya
perempuan itu berbicara dengan
bahasa kesedihan dan tak pernah
mau untuk mengucapkan selamat
datang.
2019
Kepada Asha Yusi Sania
telah sampai aku di braga
membawa seluruh kata
yang termaktub dalam
kamus besar bahasa kita
lukisan-lukisan ini terus
memandangku seraya
bertanya: untuk siapa
kau memberi tunggu?
aftab menguning dan pulang
juga burung-burung ke sangkar
lampu-lampu membuka mata
pertanda malam segera tiba
tapi aku masih menunggu
sambil menatap gedung tua
yang menyimpan kenangan
juga kerinduan bagi kotamu
orang-orang datang pergi
menjinjing luka yang menetes
di trotoar penuh jejak sedih
kecemasan mulai menerkam
seperti pisau yang menusuk
dadaku; sungai darah yang
bermuara padamu.
2019
Kemudian Hari
dia mengetuk pintu dan kita
tak peduli siapa yang datang
kecuali tukang pos mengantar
surat kenangan dari anak-cucu
menjadi renta ialah menghitung
uban, usia yang memutih juga
memijat punggung–pegal encok
merajai tubuh kita: perihal tua
membungkuk tanda bahwa kita
telah melawan waktu dan keriput
bukti perjalanan panjang berdua
lewati hari-hari haru membiru
di kalender tak ada tanggal merah
‘tuk menyayangimu dan mengingat
masa muda seperti memutar film
yang tak pernah tayang di bioskop
gramofon melagukan suaramu
khusyuk kudengar sambil baca
kamus besar bahasa kita
dan mencoret kata ajal.
2019
Menukar Tangan
demi hujan turunkan
tanda dari langit, demi darah
mengucur dari lenganku, demi
kata-kata membohongi kita
biarkan sol sepatu ini menujumu
walau trotoar penuh sampah dan
angin menyusup ke paru-paru
barangkali kau di sana, sendirian
dan menangis. tetaplah menunggu sampai
matamu rabun dan kakimu patah
aku berjalan dengan tangan kiri buntung
dan tangan kanan membawa gergaji
biarkan sol sepatu ini menujumu.
2019