Fb. In. Tw.

Puisi-Puisi Nazhif Amin

Berkunjung ke Pemakaman

Kematian bersikukuh memilih warna kelam
hitam
padam diburu malam
agar orang tak dapat bersembunyi dibalik bayang
(katanya)

Ibu berdoa tersedu
Meminjamkan sekepal nyawa kepadaku
“jangan lupa pahat batu nisanmu!”
Bergidik tubuhku tanpa kutahu
“lakukan, keburu kau jadi abu!”

 

Berutang rasa

Setelah kukecup jemari kebebasan
Aku datang dengan berani
Membawa sekuntum romansa menuju kediaman hatimu 

Pukul satu dini hari
Tak cukup membuatmu mengerti
Sepasang pekan bersembunyi
Dari kejaran pencuri
Membangunkanku dengan sunyi
Yang baru saja kukenali

Kesetiaan butuh kehati-hatian
Penyebrang jalan butuh perhatian 

Cinta tak pernah menjadikanku buta
Ia hanya mengajakku lari tanpa menggunakan mata

Biarlah, toh
Aku masih menyembunyikan hatimu
Dalam genggamanku

Tapi aku datang dengan berani

 

Dosa orang suci 

Jika kematian menempatkan egoku
Di bawah tangkai mawar perkuburan
Aku bersedia menamai kesendirian sebagai teman

Taatku hanya sebatas doa yang kubagi dua
Untukku dan seseorang yang kusebut dia
Itupun kujalani di tengah hening manusia berbaring
P langsung untuk pencipta rasa
Dan segala di dalamnya

Aku tak perlu bermimpi
Atau semacam lain yang kualami ketika tak sadar diri
Hidup adalah kolam penderitaan
Menernak siluman dan sekumpulan setan
Bermusuh berperang melawan kami
Malaikat, juga orang orang suci

 

Senja berdansa

Langit berisik
Gaduh juga cerdik
Ia suka berbicara tentang apa yang tak terlihat mata
Seperti kebahagiaan manusia
Atau bahasa cinta

Ia tak pernah gagal mengusir kecemasanku
dengan kecupan
meninggalkan bekas yang sulit hilang

Pada dentang lima sore
Senja berdansa
Kemudian ia akan terbirit menghampiriku
Memberi senyuman paling indah

Sudahkah kau mengenalku?
Aku mengedipkan mata 

Langit berisik
Gaduh juga cerdik

 

Pulang 

Kampung halaman mengingatkan aroma usang
Pergi ke kebun menangkap belalang
Atau kerajaan orang-orang yang hilang

Pikiranku tak pernah berada pada tempatnya
Sudah puluhan kali aku mengabaikannya
Sebanyak itu pula aku terkepung sandiwara

Aku ingin bertamu
Pada semua yang membiakkan rindu
Aku ingin bertemu

KOMENTAR

Kelahiran Sragen 18 Juni 2006.pelajar di SMA MBS Yogyakarta. Menjadi redaktur majalah sekolah.hobi berimaji sambil menghabiskan bergelas gelas kopi.

You don't have permission to register