Puisi-puisi Irwan Sofwan
90 Menit pada Posisi Ketegangan
Manager
“If you can’t support us when we lose or draw, don’t support us when we win.”
-Bill Shankly
Melulu kupikirkan tentang bola yang mengitari wajah lapangmu
dan mengejarnya adalah mengejar harapan yang terjepit waktu
yang setiap detiknya meneteskan kekalahan juga kemenangan.
Maka kubiarkan saja ia mengalir seadanya dalam skema permainan yang kugenggam
karena sesungguhnya tangis dan tawa berada pada jalan yang sama
tak bisa juga kita memaksa untuk terlalu menyerang atau terlalu bertahan
karena melakukannya bisa berarti menunda atau mempercepat kekalahan
kita hanya akan berlari, dribbling dan memainkannya ke depan sambil mengontrol diri
mengolah tekanan
dan dengan penajaman daya offensive serta naluri pasukan pembunuh kita menyerang
singkat dan cepat
Sungguh kita tidak akan bisa menerka kapan ia sampai ke mulut gawang dari sebuah kehidupan.
Striker
Bukan melulu soal pertandingan, mencetak skor, dan membawa kemenangan
untukmu sayang
melainkan bagaimana kita bisa menikmati semuanya
berlari dan berimajinasi mengoyak pertahanan waktu
menghindar dari jegal dan menahan ngilu, sudah biasa untukku
yang akan selalu kulakukan adalah berlari menggiringmu
bagai letupan El Pistolero aku melesat dan menari dengan gerak cepat lambat
yang tak terduga
sampai jantung pertahanan terdalam lalu membuat goal dari sudut sempit matamu
Orang-orang mulai berteriak, menyanyikan namaku
lalu, mereka menganggapku bahagia
Bukan melulu soal pertandingan, mencetak skor, dan membawa kemenangan
untukmu sayang
melainkan bagaimana kita bisa menyikapi semuanya
tentang mereka dan kritikan-kritikan yang dilambungkannya
Diving!
Mereka membencinya –pun demikian denganku
tetapi biarlah, toh mereka tetap tak akan sanggup menemukanku di luar tubuhmu
mereka yang tak mau peduli bahwa aku tak pernah berpura-pura jatuh kepadamu
aku terjatuh karena aku tulus menginginkannya
dan jika kau memberiku penalti, itulah kado termanis untukku
karena engkau tahu aku menginginkanmu
Winger
Cepat dan gesit menyerang dari sisi terdalam tubuhmu
berlari dari sayap-sayap hari menembus mimpi. Mencari celah terlemah
dari barisan takdir yang rapat dan gelisah.
Akulah Si Kaki Kaca yang rentan akan cedera
dan luka adalah sedikit anugerah lain yang kupunya
lewat umpan-umpan silang kutemukan kembali hidup dan mimpiku yang tajam
juga passing-passing yang menderu menebarkan aroma hujan untukmu
lalu kumasuki lagi kotak penalti tubuhmu yang mulai lengang itu
Cutting inside!
Dan bagai mimpi semua itu terjadi.
Playmaker
Kau tak akan melihatku berlari melebihi hari-hari
karena aku lebih senang bermanja dengan intuisi
menghubungkan sendi-sendi kehidupan pada setiap lini
mengatur dan meredam serangan untuk dapat kuolah waktu bersamamu
umpan-umpan tajam mengalir deras bagai roket yang melintas
cepat ke tengah lapang jiwamu.
Goal…!
dan kau tak akan mengira sebuah goal telah tercipta
Karena aku paham bagaimana hidup harus berjalan dari kaki-kaki keadaan
bertahan dan tampil menyerang pun bukan sekedar pilihan.
Defender
Bagiku, kepala adalah tembok tebal pertahanan dalam memikul ketegangan
juga ketakutan
tak akan kubiarkan terjadi apa-apa yang tidak boleh terjadi
tak akan kubiarkan nasib merobek gawang dari sebuah keadaan.
Demi napas yang terlanggar di mulut gawang
dan kepala yang telah menjadi kaki karena kemelut dalam hati
yang mulai meradang kembali. Tackle keras memberiku harapan sekaligus ancaman
untuk dapat bertindak sebelum bisa berpikir cermat
dan red card hanyalah bagian dari pengalaman bagaimana hidup harus dipertahankan.
Kini telah kusetiakan hidupku untuk menjagamu
dengan heading kuruntuhkan langit-langit suaramu yang mengancam itu
karena bagiku hidup adalah bagaimana mengembangkan marking-positioning
dari semua kemungkinan yang akan dan telah terjadi
dan aku akan terus berdiri sampai garis terdalam dari sebentuk keyakinan
Kelak di akhir pertandingan kita dapat menentukan bagaimana kita harus berjalan
meski aku paham selalu ada tangis menanti setelah kemenangan musim ini
Goal Keeper
Bola-bola waktu yang kau lesatkan kutangkap dengan dinginnya tangan
di batas akhir keadaan
dari sebuah kesempatan untuk mempertahankan kemenangan
Sekali waktu. Dalam kemelut. Aku telah melihat hujan berduyun-duyun
di atas tribun jiwamu dan mengayunkan tangan-tangannya kepadaku.
Aku pun mengerti bahwa sesuatu yang mengancam akan datang kembali
dan clean sheet menjadi hal yang sangat berarti. Hingga peluit menjerit panjang
kutanggap lagi matamu dan kurasakan riuhnya getaran-getaran waktu
memanggilku untuk kembali bersamamu.
Supporter
Tangan-tangan bahagia yang datang berpapasan
membawa bendera-bendera dan syal juga nyanyian-nyanyian,
akar-akar semangat menjalar dan saling mengikat
Hati yang mengaum
Waktu menugu bagi sebuah lagu yang lahir tidak dari kekosongan
suara-suara tumbuh serentak membuahkan namamu
namamu. Namamu
berulang kali memanggil namamu yang bercahaya di tribun mataku.
Serang, 2016
Free Kick
Sebentar saja. Aku ingin pejamkan mata dan kutarik kembali napas yang terjegal
dan aku dapat melihat suara-suara berkerumun memanggili doa-doa yang hilang
memanjang, tinggi ke dalam mimpi
hingga kutahu bagaimana harapan tumbuh dari ujung sepatu dan napasku
hingga hening
mengeras melesatkan doa
melengkung seperti cahaya yang terpantul dari matamu
tangkaplah ia. Tangkaplah jika kau bisa menggapainya
sentuh ia dengan tangan, jari-jari atau bahkan kepalamu jika kau mampu
dan ketika kutahu kau tak dapat melakukannya
suara-suara itu terpecah menjadi cahaya berlumur doa
aku pun lenyap bersamanya
Serang 2015
Big Match
Ketika engkau berlari untuk mengejar kemenangan
kau lupa akan kemenangan
Ketika engkau berlari dengan nurani. Mengejar ke dalam hati
dan jiwamu
Bahagia menyentuhmu. Kau temukan kemenangan
sesaat engkau lupa keinginan
hingga dari tubuhmu terangkat cahaya yang tak akan pernah padam
Serang, 2015
Injury Time
Detik yang berlari. Merapatkan diri
ada gaduh dan gemuruh di jantungku
waktu menjadi lawan
dan kawan yang siap membunuh
Serang, 2015
Biodata penulis
Irwan Sofwan, Lahir dan tinggal di Serang. Bergiat di Kubah Budaya (Komunitas untuk Perubahan Budaya)