Puisi-Puisi Dea Anugrah
Bekasi
Pesawat, putih-putih
terbenam
ke belakang hari
Tapi hanya hari
yang lain lagi
Motor matik murah, kredit
bulan keenam
ditepikan di samping kali
Tapi hanya kali
yang lain lagi
di mana tak seorang pun
mencari cita-cita
pada ludah terapung
dan sedotan, putih
pelan-pelan
membelahnya.
Kamus
Mula-mula ElÃ, 7 tahun
berlari menunduk
meski tahu
keseimbangannya buruk
dan membenamkan wajah
di antara kaki-kakiku
Aku berjongkok
dan membelai
belakang kepalanya
Jangan khawatir, bisikku
rompi ini ajaib
kering atau basah
ia putuskan sesukanya
Terbata-bata, Elà menjawab
(dalam terjemahan ibunya)
Saat kau kembali
aku akan tahu semua
tentang negerimu
Saat kau kembali
Berikutnya UrÃ, 11 tahun
pria dalam keluarga ini
Kami berjabat tangan
dan aku menepuk pundaknya
Dengan bahasa Inggris
sempurna, ia berkata
Jangan lupakan kami
sebab kami mencintaimu
Yo no speak Ingles
but I understand
katanya, tersenyum
pada sore yang lain
kepada para sepupunya
Mereka tergelak dan aku
menunjuk Lola yang berak
di tengah pasar
menjelang malam Natal
Kudengar pertanyaan
Bagaimana mengucapkan safe flight
dalam bahasa Indonesia?
dan suara-suara
Kautahu, selalu ada tempat di kafe ini
untuk sedikit humor, sulap, kungfu…
Kau sedih, Chinito?
Elà menyentak jari-jariku
dan ibunya meminta maaf
karena perpisahan selalu
merawankan dia
Kamusku, firman
bagi imanku
bantulah mereka berkata
Kami mengerti
Suatu hari
kami mengerti.
Pastoral
Hanya sepasang
sepatu bayi
_____terurai
Benang wul biru
basah, terkait
jari-jari
Awan
Rambutmu yang
berlepasan kini
dalam sarung bantal
kusembunyikan
dan lantai pun terang
dan udara retak-retak
dan daun, daun
_______berkepakan
Di langit
ada seikat uban
menyerupai ekor awan.
Politik
Mereka mengaduk dandang
kosong dalam rumah terbakar
Aku penonton yang bahagia
sampai api meriap ke rambutku
lewat tangan yang memberiku makan
Tapi sudah kuberikan semua, pikirku
Belum ada keputusan, tapi kamu harus
________________________siap
Tapi sudah kuberikan semua, kataku
kepada tak seorang pun.

