Puisi Nissa Rengganis
Tentang Mata dan Sebuah Kota Tak Bernama
Hari mulai senja
Sebentar lagi gelap menyerang kita
Sementara,
Hujan di luar belum memadamkan nyala api di matamu
Mata yang menyisakan amarah
Mata yang menimbun dendam
Mata yang mengantarkan masa kanak-kanak
Mata yang selalu berbagi tentang musim
Di setiap kota
Sepasang matamu adalah jalan menuju pertemuan demi pertemuan
Melemparkan kita pada sepi
Pada bukit-bukit tandus
Pada lorong-lorong goa kedap udara
Pada puisi
Sekali waktu
Aku pernah melihat sebuah kota dari matamu
Kota yang tak kukenal. Kota yang dipenuh sesaki wajah-wajah tak bernama
Tapi tetap saja
Matamu lebih asing dari setiap kota yang pernah aku singgahi
Lantas apa lagi yang mesti aku tulis
Jika segalanya hilang dan tak terbaca
kenangan lamat-lamat memudar
Harapan esok hari hanya mimpi-mimpi mencekam
Sekali waktu
yang tak mengenal musim
Aku barangkali hanya bisa mengenangmu. Hanya bisa mengenangmu
Jogja, 2014