Puisi Muhammad Fasha Rouf
Percakapan Ramadan
Cintaku, di bulan Ramadan
waktu tetap jadi penanda yang sama
—hitungan suara tulang ngilu karena dera kerja.
Ketika orang-orang sibuk menyucikan diri,
kita masih lelah memenuhi target produksi.
Saat mereka khusyuk beribadah,
kita masih harus sabar menghadapi rasa resah.
Sementara di rumah,
anak-anak berpuasa tanpa siraman iman bibirku,
lepas dari lilitan tangan pelukku.
Bulan ini masih saja sama.
Kita mencari sabda dalam mesin dan waktu kerja.
Kita tak terlalu berharap pada pahala
selain dari menguras lapar di perut keluarga.
Dan tampaknya,
kita mesti mempersiapkan hari perayaan
ditawan jutaan petasan.
Petasan yang meledak di kepala kita sendiri,
asapnya mengepul dari corong pabrik.
Cianjur, 2015
KOMENTAR