
Peluncuran Kumpulan Cerpen Toni Lesmana dan Wida Waridah
Pasangan suami-istri, Toni Lesmana dan Wida Waridah, meluncurkan kumpulan cerita pendek (cerpen) masing-masing di Auditorium Gedung Geugeut Winda/Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Universitas Pendidikan Indonesia UPI, Rabu (27/5/2015). Toni meluncurkan kumpulan cerpen Kepala-Kepala di Pekarangan (Penerbit Gambang, 2015), dan Wida meluncurkan kumpulan cerpen Laila dan Lelaki Penghitung Gerimis (Penerbit Ultimus, 2015).
Berbeda dengan peluncuran buku pada umumnya, peluncuran kumpulan tersebut dikemas dalam acara seperti pernikahan: panggung berlatar kain berwarna hitam-putih yang dibentuk seperti pada pesta pernikahan, umbul-umbul yang dipasang di depan auditorium, penghulu dan wali sebutan untuk pembicara, serta saksi sebutan untuk moderator.
Yang menjadi saksi pada peluncuran buku tersebut adalah Zulfa Nasrulloh, sedangkan yang menjadi penghulu dan wali yaitu Eko Triono (cerpenis), Wishu Muhammad (penyair), dan Halimah H., M. Pd. (Dosen Sastra UPI).
Sebelum menikahkan (diskusi) kedua kumpulan cerpen tersebut, KH. Ahmad Fawzy Imron membuka acara dengan menyampaikan khutbah nikah yang lucu, namun sarat dengan pesan moral.
Selepas khotbah nikan, prosesi pernikahan (diskusi) dimulai oleh Halimah sebagai pembicara pertama. Ia memaparkan struktur dari kumpulan cerpen Wida Waridah. “Kumpulan cerpen Laila dan Lelaki Penghitung Gerimis cenderung menggunakan cara bercerita objektif, konflik yang dibangun cenderung bersifat terbuka, temanya berkisar dunia cinta, sehingga bisa disebut sebagai cerpen dramatik,” jelas Halimah.
Wishu memaparkan kumpulan cerpen Toni Lesmana dengan makalahnya yang berjudul “Toni dan Tokoh-Tokoh yang Traumatik” bahwa. “Ada hasrat pada tokoh yang terdapat dalam cerpen yang berjudul Kepala-Kepala di Pekarangan.”
Sebagai Penghulu, Eko Triono memaparkan kedua kumpulan cerpen tersebut dengan makalahnya yang berjudul “Menikahkan Kembali Ruh-gagasan & Teks-tubuh: Komentar Pembaca ‘Awal’ terhadap Dua Kumpulan Cerpen” bahwa, “Kedua kumpulan cerpen ini membawa ruh-gagasan dalam teks yang menikahi visi masing-masing pembacanya. Yang sulit dijelaskan, selain dengan cara kita membacanya sendiri,” jeals Eko.
“Dengan cara membaca, seseorang menikahi ruh-gagasan teks, menjalani ritual dan “malam pertama” yang filosofis,” lanjut Eko.
Untuk membuktikan kedua kumpulan cerpen tersebut layak dinikahkan, Eko Triono dan Wishu Muhammad membacakan penggalan-penggalan yang berkesinambungan yang terdapat pada kedua kumpulan cerpen tersebut.

Penampilan UKM Pers Daunjati ISBI.
Peluncuran kedua kumpulan cerpen pasangan suami-istri ini diramaikan dengan dramatic reading oleh Ratna M. Rohiman dan UKM Pers Daunjati ISBI plus performance art John Heriyanto, pembacaan puisi oleh Dian Hartati dan Sanggar Sastra Purwakarta, musikalisasi puisi oleh Sanggar Sastra Purwakarta dan Ujianto Sadewa, tari tradisional oleh Studio Titikdua Ciamis, juga jeprut performance dari Zulfa Nasrulloh dan Gusjur Mahesa.
Peluncuran kumpulan cerpen Kepala-Kepala di Pekarangan dan Laila dan Lelaki Penghitung Gerimis, ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Saiq, anggota Arena Studi Apresiasi Sastra UPI.[]