Fb. In. Tw.

Ngabuburit di Curug Cimahi

Apabila melihat kota Bandung dari fly over Pasopati, pasti akan membayangkan betapa sumpek kehidupan di bawah jembatan layang ini. Cihampelas nama daerah yang saya maksud tadi.

Jalan-jalan protokol macet dan taman-taman kota dipenuhi oleh orang-orang yang sedang ngabuburit, membuat kota Bandung begitu aktif sebagai kota yang super sibuk.

Bandung belakangan ini memang menjadi primadona turis domestik, terutama paska Konferensi Asia Afika. Taman (dilengkapi dengan air mancur), jalan, gedung-gedung bersejarah disulap menjadi tempat yang yang asyik untuk sekadar foto-foto.

Papan nama Air Terjun Pelangi, nama baru yang disematkan untuk Curug Cimahi. (Foto: Bojes)

Papan nama Air Terjun Pelangi, nama baru yang disematkan untuk Curug Cimahi. (Foto: Bojes)

Sekitar 20 KM dari pusat kota ke arah utara, melewati jalan Setiabudhi kemudian Sersan Bajuri menuju Parongpong, maka anda akan menemukan Curug Cimahi (Air Terjun Cimahi). Curug Cimahi atau sekarang disebut juga Air Terjun Pelangi dapat juga menjadi alternatif untuk ngabuburit pada bulan Ramadhan ini.

Selain udaranya yang sejuk, anda akan terbebas dari polusi suara juga asap kendaraan bermotor. Yang terdengar adalah bunyi air serta turaes, serangga yang mengeluarkan bunyi dari sayapnya. Selain itu, anda akan disajikan dengan pemandangan eksotik peninggalan Bandung purba.

Monyet-monyet bergelantungan dari satu dahan ke dahan yang lain, matahari mulai redup. Orang-orang berdatangan. Mereka saling mengabadikan momen puitis di curug yang tingginya mencapai  87 meter ini. Air yang jernih membuat para pengunjung tidak segan untuk masuk serta bermain air untuk mendapatkan spot foto yang bagus.

Air terjun, gazebo, dan tangga di Curug Cimahi. (Foto: Bojes)

Air terjun, gazebo, dan tangga di Curug Cimahi. (Foto: Bojes)

Keindahan Curug Cimahi tentunya tidak didapat dengan cara yang mudah. Bagi anak muda mungkin akan dengan mudah sampai dari pintu utama menuju curug. Apabila ibu-ibu atau bapak-bapak, bahkan kakek dan nenek mereka akan kesulitan melewati 587 anak tangga yang meliuk-liuk. Namun jangan khawatir, ada tempat istirahat yang juga menampakkan pemandangan curug yang indah terlihat dari atas. Setelah rehat sejenak, silakan anda melanjutkan perjalanan.

Curug Cimahi ini berada pada ketinggian 1050 mdpl dengan kisaran suhu 18-22 derajat celsius. Maka tidak heran apabila udara di sekitar Curug Cimahi terasa sangat sejuk.

“Pengunjung yang datang selama bulan puasa setiap harinya mencapai 100 orang,” tutur Pak Dede Sukirman, penjaga pintu masuk Curug Cimahi.

Selain suasana yang indah, di curug Cimahi juga dilengkapi dengan mushola serta kamar mandi yang relatif bagus. Juga terdapat tempat pengistirahatan lainnya. Oleh karena itu, banyak orang yang berlama-lama menikmati suasana di curug ini. Selain perjuangan melewati anak tangga yang begitu panjang.

Suara turaes semakin sore semakin terdengar nyaring, matahari sudah tidak terlihat. Saya bergegas kembali ke pintu utama.

Ayunan langkah kaki saya selalu terhenti pada setiap tulisan-tulisan yang ada di sepanjang anak tangga ini. Kaget dan heran, kenapa setiap petunjuk serta imbauan menggunakan bahasa Inggris dan Arab. Mungkin dalam rangka Visit Pariwisata Bandung Barat yang beriorientasi pengujung internasional . Namun, yang saya khawatirkan bagaimana orang yang tidak mengerti dengan tulisan-tulisan yang ada di sepanjang anak tangga ini?

“Do Not Feed Mongkey” (juga ditulis dalam bahasa Arab), tulisan tersebut tertera jelas di pelataran pintu masuk Curug Cimahi. Monyet-monyet di sini memang cukup banyak, setiap pukul 15.00 sampai 17.00 berkumpul di pelataran, hal ini diungkapkan oleh pak Dede. Dan anehnya, para pengunjung justru memberikan makanan tanpa mengindahkan tulisan yang tertera tadi.

Ngabuburit di Curug Cimahi dapat menjadi alternatif ngabuburit untuk warga kota Bandung atau bahkan dari luar kota Bandung.

Sampai ketemu di edisi ngabuburit selanjutnya. Salam.[] Bandung, 5 Juli 2015

KOMENTAR

Sekretaris Redaksi buruan.co. Lahir di Majalengka 14 Januari 1986. Kumpulan puisinya yang telah terbit "Lambung Padi" (2013). Pengelola Rumah Baca Taman Sekar Bandung.

You don't have permission to register