
Nada Fiksi: Kepuitisan yang Berasal dari Kehidupan
“Seketika itu langit menjadi gelap
Karena kau berbisik di telingaku”
Di atas adalah kutipan dari lirik lagu yang berjudul Sentuh dari Nada Fiksi. Nada Fiksi berhasil membisikan nada dan lirik yang puitis nan apik ke telinga para pendengarnya. Petikan gitar, gesekan cello, bisikan flute dan pianika dari Nada Fiksi dapat membuat ketenangan dan membawa terbang bersama lirik-lirik lagunya.
Nada Fiksi adalah grup musik berasal dari Bandung yang bergenre alternative pop ini terbentuk tahun 2010 oleh Dwi Kartika Yudhaswara (vokal, gitar, dan penulis lirik) atau biasa dipanggil Yudha dan Ida Ayu Paramitha Saraswati (vokal dan pianika). Mereka tidak mempunyai alasan kenapa membentuk Nada Fiksi, mereka hanya ingin bermain musik saja. Tetapi konsep panggung mereka tidak hanya berdua. Mereka biasa dibantu oleh musisi tambahan yang memainkan cello, flute, dan gitar.
Dalam menciptakan lirik-lirik lagu yang puitis, Nada Fiksi hanya terinspirasi dari kehidupan sehari-hari. Kepuitisan tersebut menurut Yudha tidak ada pengaruh dari puisi atau hal-hal lain, karena hal-hal sederhana pun dapat menjadi luar biasa.
“Mungkin, lirik-lirik kami yang dianggap puitis adalah efek dari bahasa yang berhasil menyentuh hati pendengar,” jelas Yudha saat diwawancarai oleh buruan.co setelah Nada Fiksi tampil di Djamoe 5 yang diselenggarakan oleh Fakultas Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia (22/10/15). Yudha juga terinspirasi oleh Guruh Soekarno Putra dan Yoki S. Prayogo dalam bermain musik.
Selain bermusik, personil Nada Fiksi adalah seorang pengajar. Dwi Kartika Yudhaswara adalah seorang guru sekolah dasar di Homeschooling Semipalar. Dan Ida Ayu Paramitha Saraswati adalah seorang dosen kebudayaan di Enhaii. Dalam kesibukannya sebagai pengajar, mereka dapat mengatur waktu untuk tetap konsisten di dunia musik.
Barangkali, kita semua dapat mengambil contoh baik dari mereka. Sesibuk apapun pekerjaan yang kita hadapi, kita harus tetap berkarya.[]