Merindu Masa Lalu di Situ Ciburuy
Situ Ciburuy laukna hésé dipancing
Nyérédét haté ningali ngeplak caina
Duh éta saha nu ngalangkung unggal énjing
Nyérédét haté ningali sorot socana
…
Lagu daerah Jawa Barat yang berjudul “Bubuy Bulan” itu tiba-tiba mengalun di saluran radio yang sedang saya dengarkan. Dalam lirik lagu tersebut disebutkan sebuah tempat bernama Situ Ciburuy. Sejak dahulu, Situ Ciburuy terkenal akan keindahan panorama dan banyaknya ikan yang menghuni situ alias danau tersebut. Warga setempat sering memancing atau menjala ikan di sana meskipun memang tak mudah untuk mendapatkan ikan di danau seluas 14,76 hektar itu.
Awal bulan Januari 2015 lalu saya mengunjungi tempat ini. Sudah sangat lama sekali rasanya saya tak menapakkan kaki lagi di tempat ini sejak berwisata bersama ibu dan adik saya belasan tahun lalu. Padahal lokasi Situ Ciburuy dapat ditempuh kurang dari satu jam dari rumah saya yang berada di Desa Gadobangkong.
Situ Ciburuy merupakan salahsatu objek wisata yang berada di Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Cukup mudah untuk mencapai objek wisata ini. Dari pusat kota Bandung, kita dapat menggunakan bus Damri dengan tujuan akhir Ciburuy. Terminal Damri tersebut dekat gapura Situ Ciburuy. Jika menggunakan kendaraan pribadi, kita dapat melewati tol dan keluar di gerbang tol Padalarang. Dari gerbang tol Padalarang, kita ambil arah menuju Cianjur. Hanya beberapa menit dari gerbang tol, kita dapat langsung melihat gapura Situ Ciburuy yang terletak di sisi kanan jalan.
Kita pun dapat menggunakan angkutan umum jurusan Leuwi Panjang-Padalarang atau Cimahi-Padalarang dan berhenti di daerah Tagog. Kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan umum jurusan Cipatat. Dahulu, ibu mengajak saya dan adik menaiki delman yang banyak mangkal di daerah Tagog tersebut. Terpaan angin dan suara tapal kuda yang menyentuh aspal ketika berlari membawa penumpang menjadi keasyikan tersendiri bagi saya. Sungguh menyenangkan sekali.
Asal mula terbentuknya Situ Ciburuy adalah dari dua aliran sungai kecil yang bertemu di sebuah desa bernama Ciburuy. Pada tahun 1918, area pertemuan dua sungai kecil tersebut dibendung oleh warga untuk membuat pengairan sawah di desa mereka. Namun, bendungan itu tak cukup menahan air yang begitu melimpah ruah. Akhirnya, wilayah tersebut tergenang hampir seluas 15 hektar. Kemudian warga setempat menamai danau itu dengan sebutan Situ Ciburuy.
Ada sebidang tanah yang terletak di tengah Situ Ciburuy menyerupai pulau. Rupanya dahulu dataran tanah ini cukup tinggi sehingga tidak ikut terendam air. Kini, di pulau tersebut dibangun rumah makan dan area bermain anak sebagai penunjang objek wisata ini.
Tiket untuk memasuki objek wisata Situ Ciburuy tak kurang dari Rp10.000/orang. Di tempat ini pun disediakan perahu bagi pengunjung yang ingin mengelilingi situ. Tarif yang dipungut untuk mengelilingi situ adalah Rp25.000/orang untuk satu kali putaran. Sedangkan jika ingin menyebrang ke pulau yang terletak di tengah situ, tarif yang dipungut adalah Rp15.000/orang untuk sekali pulang-pergi.
Saya masih ingat, dahulu saya merengek-rengek ingin menaiki perahu namun ibu melarang saya karena ibu tak berani menaiki perahu. Hal yang sama terjadi ketika saya mengunjungi Kebun Binatang Bandung. Kini saya tersenyum sendiri jika mengingat hal itu. Ah, waktu melaju terlalu terburu-buru. Saya rindu masa lalu.[]
Sumber foto: Tantri Wulandari