Mengenang Anna Akhmatova
Anna Akhmatova lahir dengan nama Anna Andreyevna Gorenko pada 23 Juni 1889 di Bolshoy Fontan, Rusia. Karib pelukis Modigliani ini dianggap sebagai salah seorang penyair Rusia—sekaligus dunia—modern terbesar dan terpenting di abad 20. Puisi-puisi Akhmatova dikenal memiliki bahasa yang sederhana dan jernih, liris sekaligus penuh emosi, dengan bentuk terikat pada puisi-puisi tradisional Rusia.
Kehidupan pribadi Akhmatova sarat dengan derita, suami pertamanya, penyair Nikolai Gumilev, ditahan dan dibunuh oleh Cheka (polisi rahasia di bawah Lenin) pada tahun 1921; anak lelakinya, Lev Gumilev, dipenjara dan dikirim ke camp Soviet, Gulag, pada 1938 hingga 1956. Penderitaan-penderitaan itulah—juga penderitaan korban Stalin secara umum—yang mengilhami Akhmatova untuk kemudian menulis puisi monumentalnya, Requiem.
Dianggap berbahaya, Stalin melarang peredaran puisi-puisi Anna Akhmatova dari 1925 hingga 1940. Akhmatova mendapat penghargaan Etna-Taormina prize pada 1964, serta diaugerahi honorary doctorate dari Oxford University pada 1965.
Anna Akhmatova meninggal dunia di Lenningrad pada tahun 5 Maret 1966. Dalam sebuah artikel di Kompasiana, World Writer #74: Anna Akhmatova, Tri Wibowo BSA menyebut bahwa dua tahun sebelum meninggal, Akhmatova terpilih sebagai Presiden Serikat Penulis (Rusia). Akhmatova menikah tiga kali. Boris Pasternak yang sudah menikah waktu itu, sempat ikut melamarnya setidaknya sampai dua kali, tetapi ditolak.
Berikut ini terjemahan bebas tiga puisi Anna Akhmatova:
WHY IS THIS AGE WORSE?
Why is this age worse than earlier ages?
In a stupor of grief and dread
have we not fingered the foulest wounds
and left them unhealed by our hands?
In the west the falling light still glows,
and the clustered housetops glitter in the sun,
but here Death is already chalking the doors with crosses,
and calling the ravens, and the ravens are flying in.
MENGAPA ABAD INI LEBIH BURUK?
Mengapa abad ini lebih buruk dari abad-abad sebelumnya?
Di tengah perkabungan dan ketakutan yang pingsan
sudahkah kita meraba luka busuk paling buruk
dan meninggalkan mereka yang tak tersembuhkan tangan kita?
Di barat, cahaya yang jatuh masih berkilau,
dan atap-atap rumah gemerlapan ditempa matahari,
sedang di sini Kematian malah menandai tiap pintu dengan tanda silang,
kemudian memanggil gagak, memanggil gagak-gagak beterbangan.
EVERYTHING
Everything’s looted, betrayed and traded,
black death’s wing’s overhead.
Everything’s eaten by hunger, unsated,
so why does a light shine ahead?
By day, a mysterious wood, near the town,
breathes out cherry, a cherry perfume.
By night, on July’s sky, deep, and transparent,
new constellations are thrown.
And something miraculous will come
close to the darkness and ruin,
something no-one, no-one, has known,
though we’ve longed for it since we were children.
SEGALANYA
Segalanya dirampas, dikhianati dan didagangkan,
di atas sayap hitam kematian.
Segalanya dimakan orang lapar, tak mengenyangkan,
lantas kenapa secercah cahaya bersinar di depan?
Siang, sebatang kayu rahasia, tak jauh dari kota
menghembuskan ceri, wangian ceri.
Malam, di langit bulan Juli yang dalam dan bening,
rasi baru bintang-bintang terlempar.
Dan sesuatu yang ajaib akan datang
mendekati kegelapan dan kehancuran,
tak satu pun, tak satu pun tahu sesuatu itu,
meski kita merindukannya sejak kanak-kanak.
CELEBRATE
Celebrate our anniversary – can’t you see
tonight the snowy night of our first winter
comes back again in every road and tree –
that winter night of diamantine splendour.
Steam is pouring out of yellow stables,
the Moika river’s sinking under snow,
the moonlight’s misted as it is in fables,
and where we are heading – I don’t know.
There are icebergs on the Marsovo Pole.
The Lebyazh’ya’s crazed with crystal art…..
Whose soul can compare with my soul,
if joy and fear are in my heart? –
And if your voice, a marvellous bird’s,
quivers at my shoulder, in the night,
and the snow shines with a silver light,
warmed by a sudden ray, by your words?
PERAYAAN
Merayakan hari jadi kita— dapatkah kau lihat
malam ini, malam bersalju musim dingin pertama kita
datang kembali menghinggapi jalanan dan pepohonan—
itulah malam musim dingin yang menyimpan kemewahan berlian.
Uap meruap dari ruang-ruang kuning,
sungai Moika tenggelam di bawah salju,
cahaya bulan berkabut bagai dalam dongeng,
dan ke mana kita menuju —aku tak tahu.
Ada gunung es di kutub Marsovo.
Kegilaan Lebyazh’ya pada seni kristal
dapat kau bandingkan dengan jiwaku,
bilamana keriangan dan ketakutan melanda hatiku?—
Dan sekiranya suaramu, kicau burung luar biasa itu,
gemetar di pundakku, pada malam hari,
dan salju berkilau karena sinar keperakan,
hangat oleh secercah cahaya tiba-tiba, lantaran kata-katamu?
Catatan: Sumber terjemahan bebas puisi-puisi di atas adalah website poemhunter.com.