Mengabadikan Masa Kecil Lewat Permainan (Anak-Anak)
Bermain adalah salah satu kebutuhan penting pada tumbuh kembang anak. Anak-anak memiliki peran penting dalam kemajuan masa depan setiap bangsanya. Dengan bermain masa kecil seorang anak terpenuhi berlatih melalui sensor motorik, sensor kognitif (intelektual), sosialisasi, kreativitas, kesadaran diri, nilai-nilai moral dan unsur terapi.
Pada 24 foto anak-anak yang saya kirimkan ke Buruan.co saya mencoba menangkap beberapa peristiwa cara bermain anak-anak melalui mata lensa. Pada senyum dan semangat mereka saya mencoba berbagi tentang kegembiraan masa kecil. Mengabadikan peristiwa yang dianggap sederhana oleh sebagian banyak orang dewasa masa kini. Atau sekadar memperlihatkan pada anak-anak lainnya yang semakin anteng menggerakkan jari jemari dan bola matanya dihadapan tablet, laptop, telepon genggam dan sejumlah gawai lainnya yang pada kenyataanya mendominasi ruang bermain mereka.
Melalui fotografi segala bentuk kegelisahan saya tumpahkan selain menulis puisi, membaca buku dan beberapa perjalanan ke luar kota. Lewat foto hitam putih saya mengingat apa yang diungkapkan Ted Grant seorang foto jurnalis asal Kanada, “When you photograph people in color, you photograph their clothes. But when you photograph people in black and white, you photograph their souls!” Dari kalimat itulah saya terinspirasi menangkap dan mengabadikan foto anak-anak ini. Untuk kembali mengingatkan pada sebagian dari kita orang-orang dewasa tentang masa kecil.
Ruang Bermain
Ruang bermain bagi anak-anak di zaman sekarang rasanya semakin sulit di dapatkan. Meski pun beberapa kota sudah sedemikian rupa berdandan cantik dengan segala rupa bentuk taman dan fasilitasnya, tetapi perlu digaris bawahi, warga yang seperti apa yang berhak atas segala perubahan kota yang kian menjadi. Ruang bermain bagi kawasan-kawasan pemukiman padat penduduk masih sulit dijangkau dan tersedia. Adakalanya mereka memanfaatkan banyak tempat yang tidak selayaknya diperuntukan untuk bermain.
Tetapi apalah arti sebuah tempat jika dengan bermain anak-anak menciptakan kegembiraannya lewat senyum dan pengalaman masa kecil. Permainan-permainan dan aktivitas sederhana yang ditangkap pada foto ini saya ambil dari berbagai tempat dalam kurun waktu tiga tahun. (2012-2014) Pada sejumlah foto ini pula saya mencoba bernostalgia ke masa-masa kecil.
Misalnya foto anak-anak yang sedang bermain sondlah saya ambil di bantaran Cikapundung pada tahun 2012. Bantaran ini dijadikan lahan bermain oleh anak-anak yang tinggal di wilayah sekitar, sebelum wilayah Cikapundung berdandan cantik seperti sekarang ini hanya lahan itulah yang [barangkali] terbuka dan layak serta aman dari laju kendaraan bermotor saat itu.
Lalu pada foto anak-anak yang bermain layang-layang di atas sebuah mobil bak terbuka, saya ambil di tahun yang sama tahun 2012 ketika “hunting” foto bersama sebuah komunitas di wilayah Saritem. Mengingat semakin sedikitnya ruang terbuka bagi anak-anak untuk dapat bermain dengan bebas dan aman mereka menjadikan mobil sebagai lahan bermain sementara.
Berbeda dengan rasa aman yang saya maksud, lain halnya dengan foto anak-anak yang berlarian di sebuah rel kawasan Padalarang untuk sekadar mencari sensasi meluruskan benda padat (semacam besi, paku, dsb) dengan gilasan roda kereta yang melintas tepat di sisi tubuh mereka. Saat itu saya menaiki kereta ekonomi dari Stasiun Cianjur menuju Stasiun Padalarang. Sengaja memilih tak duduk di kursi melainkan lesehan di belakang gerbong yang pintunya sengaja di buka oleh petugas kereta.
Selain saya ada juga beberapa orang lainnya yang memang menaiki kereta ini dengan tujuan hunting foto. Itu adalah kali kedua saya berkereta dari Padalarang ke Cianjur lalu kembali dari Cianjur ke Padalarang. Anak-anak yang tertangkap kamera sepertinya sudah biasa dengan kereta yang melintas di kawasan itu, bahkan tanpa aba-aba sebelumnya dan mengabaikan keselamatan diri mereka demi sebuah kesenangan di masa kecil.
Selain itu saya juga menangkap aktivitas anak-anak yang bermain layang-layang di atas atap Pasar Ciroyom, di gang-gang sempit di kota Bandung. Di pinggir kali Sigua ketika mengunjungi kota kelahiran Ibu saya di Plered, Kabupaten Cirebon. Menangkap potret anak yang tengah beristirahat usai pulang sekolah saat mengunjungi Komplek Masjid Kauman di Yogyakata. Sekadar berburu foto dan melakukan flash trip ke daerah Jatinangor dilanjut ke Sumedang dan mendapatkan momen anak yang berbagi minuman pada kawannya yang sedang bersepeda.
Mengunjungi festival kampung adat di Alam Santosa-Kampung Paniisan, Pasir Impun Bandung dan menangkap sejumlah anak-anak yang tinggal di kampung setempat bermain egrang dan mobil kayu. Mengabadikan seorang kakak yang mengasuh adik kecilnya di warung jus buah sekitaran kampus Unpad, Jatinangor. Menikmati pemandangan anak-anak yang tengah bermain ngelépék Japati di sekitar Babakan Nugraha, Cibaduyut. Dan foto-foto lainnya yang saya abadikan.
Semoga anak-anak Indonesia tak kehilangan hak bermain bersama anak-anak lainnya di udara yang terbuka dan sehat. Semoga gawai tak menjadi penjara bagi kreativitas anak-anak negeri untuk terus mendapatkan hak bermain di alam bebas di negeri yang kaya ini.
Salam Fotografi.