Menemukan Kesunyian Gunung Wayang

Duduk di atas batu sebesar perut kerbau di atas ketinggian 2.182 di atas permukaan laut, melihat kabut yang menuruni perbukitan di Bandung Selatan. Melihat kepulan asap putih dari balik pepohonan yang berjejer di perbukitan terasa terasa sangat menenangkan. Suasana sunyi perlahan menyergap tanpa permisi. Angin sepoi-sepoi yang menyentuh kulit menjadi suasana pagi menjelang siang menjadi semakin sunyi. Itulah gambaran kesunyian yang saya rasakan di lereng Gunung Wayang, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.

Gunung Wayang adalah salah satu Gunung di deretan pegunungan Bandung selatan. Namanya memang kalah tenar oleh Gunung Puntang di Kecamatan Cimaung, Gunung Tilu di Pangalengan dan Gunung Sepuh di Ciwidey. Namun, tentu saja keindahannya tidak kalah oleh gunung-gung tersebut.

Berdasar pengalaman saya mendaki gunung, perjalanan menuju Gunung Wayang merupakan perjalanan yang jauh lebih mudah dibanding perjalanan mendaki gunung-gunung yang lain. Untuk mencapai Puncak Gunung Wayang penulis hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari tiga jam.

Rute pertama menuju Puncak Gunung Wayang adalah melalui Desa Cibereum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. Pertama kali memasuki kaki Gunung Wayang kita akan di suguhi oleh pemandangan perkebunan palawija dengan jenis tanaman kentang, kol, wortel. Setelah itu kita akan memasuki area hutan dengan vegetasi padat.

Di hutan dengan vegetasi padat ini kita akan mulai disergap oleh kesunyian Gunung Wayang. Hutan dengan vegetasi padat membuar sinar matahari sedikit saja bisa masuk dan menyinari kita. Suara burung yang bersahutan menambah suasana menjadi semakin sunyi.

Melewati hutan dengan jalur menanjak kita akan segera dihadapkan pada rute menanjak kembali namun bukan lagi tanjakan hutan, tapi tanjakan berupa lereng berbatu. Tanjakan pada lereng berbatu ini merupakan tanjakan tahap terakhir sebelum mencapai puncak Gunung Wayang.

Memasuki tanjakan berbatu ini menjadi salah satu sesi penting selain sesi menikmati puncak Gunung Wayang. Di lereng berbatu ini kita akan mendaki beberapa tingkat lereng dengan melewati jejeran bebatuan yang curam.

Melewati beberapa lereng berbatu yang curam cukup memancing adrenalin kita. Namun adrenalin kita sedikit turun ketika sampai pada satu puncak lereng berbatu yang saya sebut di pembuka tulisan. Beristirahat sejenak sambil duduk di atas batu dan melihat kondisi di sekitar akan membuat kita enggan beranjak dari tempat itu.

Setelah melewati lereng berbatu tersebut puncak Gunung Wayang hanya tinggal sepelemparan batu saja. Untuk mencapai puncak dari lereng gunng tersebut cukup melewati dua tanjakan tanah saja. Dalam sepuluh menit kita bisa sampai di puncak Gunung Wayang.

Beruntung, pas sampai di puncak Gunung Wayang, beberapa menit kemudian kabut mulai menyergap. Tiba-tiba semua pemandangan di depan warna semua berwarna putih. Puncak Gunung Wayang dan sekitarnya berubah menjadi lautan kabut.

Tentu saja, suasana seperti ini membuat puncak Gunung Wayang menjadi semakin sunyi. Merebahkan diri sambil melepas lelah dengan meminum seteguk air mineral menjadi pilihan yang paling baik waktu itu, sambil menunggu kabut beranjak dari Puncak Gunung Wayang.[]

Sumber foto: Aang Kusmawan

Bagikan

Facebook

Twitter