Malam Puisi dan Bedah Buku “Lambung Padi” di Cirebon
Komunitas Rumah Kertas Cirebon mengadakan Malam Puisi #7 di Famouz Café, Jalan Tuparev, Cirebon, Sabtu (28/3). Pada Malam Puisi #7 dilakukan bedah buku puisi Lambung Padi karya Heri Maja Kelana.
Bedah buku tersebut dipandu oleh penyair Cirebon, Nissa Rengganis, yang sekaligus menjadi pemantik diskusi bersama Sobih Adnan dan Dian Hardiana.
Membicarakan Lambung Padi, Sobih Adnan mengungkapkan bahwa, “banyak hal-hal menarik yang terdapat dalam Lambung Padi ini. Selain dari isi dan makna puisinya, yang sangat menarik adalah tipografi.”
Dian Hardiana yang merupakan sahabat dari Heri Maja Kelana, menjelaskan tentang isi dan gagasan yang ada dalam “Lambung Padi”. “Puisi-puisi Heri Maja Kelana tidak hanya liris, kritik, dan romantisme. Tetapi puisi-puisinya mengangkat tentang dongeng, mite, dan legenda yang ada pada masyarakat,” ungkap Dian Hardiana.
Sementara itu, Nissa Rengganis menyebut bahwa, “Heri Maja Kelana telah berhasil menggambarkan perjalanan. Bukan perjalanan biasa, tetapi Heri telah mencapai perjalanan spiritual.”
-
- Heri Maja Kelana membacakan puisi “Kaki Patuha”.
-
- Lawan Teater.
-
- Maja Foundation.
Heri menanggapi hal-hal yang diungkapkan oleh pemantik diskusi, “Soal tipografi, hal itu merupakan intepretasi yang dilakukan oleh layouter buku ini terhadap puisi-puisi saya.”
Ia juga membenarkan ungkapan Dian Hardiana tentang isi puisinya yang mengangkat dongeng, mite, dan legenda. Semua itu ia dapatkan dari perjalanan yang telah dilakukannya. Selain itu, Heri ingin membuka wawasan lewat buku puisi Lambung Padi ini, ia ingin semua orang tahu bahwa terdapat dongeng, mite, dan legenda menarik yang terdapat di Indonesia, khususnya di Jawa Barat.
Acara tersebut juga diramaikan oleh penampilan Lawan Teater, Senja Sastra, Onoy and Friends, juga pembacaan puisi dari Dea Ramdani, M Nasrulah Fajri, Nissa Rengganis, dan Heri Maja Kelana yang membacakan puisi “Kaki Patuha”.
Pada sesi penutupan, Maja Foundation menampilkan musikalisasi puisi yang terdapat dalam Lambung Padi, yaitu “Sepatu Kaca” dan “Sumbi: 1000 Kitab Kekecewaan Lelaki”.[]
