Maja Menjangan, Kecap Buruan dari Majalengka
Kota Majalengka sebenarnya punya potensi besar untuk memajukan pasar dunia dari pabrik gula tebu. Namun, efek krisis moneter tahun 1997 membuat pabrik gula ditutup. Sekarang bangunannya rata dengan tanah.
Pabik gula di Kadipaten yang dibangun tahun 1896 dan selesai pembangunannya tahun 1904, sekarang tinggal menjadi legenda. Selain pabik gula di Kadipaten, masih ada pabrik gula yang bertempat di Jatitujuh atau Majalengka sebelah utara, perbatasan dengan Indramayu. Pabrik gula ini masih beroperasi sampai sekarang. Namun, lagi-lagi disayangkan, pabrik gula ini kalah saing dengan gula import dari Thailand.
Pada tahun 1940, H. Sa’ad dengan tangan kreatifnya mengolah kedelai menjadi kecap. Kecap tersebut sekarang menjadi kecap paling tua di Majalengka. Kecap H. Saāad dilabeli Maja Menjangan (MM). Keunikan rasa kecap MM ini telah menginterupsi lidah masyarakat Majalengka pada khususnya, serta Jawa Barat dan Indonesia pada umumnya.
Kecap MM tidak terlalu kental serta lembut di lidah. Karena rasanya yang unik, membuat para pedagang sate memakainya sebagai penyempurna bumbu.
Harga kecap MM terbaru setelah kemarin (9/10/2014) saya mengunjungi showroom-nya, di Jalan Suha No. 209, Majalengka, seharga Rp. 5000 untuk yang 140 ml, Rp. 9000 untuk yang 300 ml, dan Rp. 18.000 untuk yang 600 ml.
Kecap MM bukan kecap satu-satunya di Majalengka, ada pula kecap Segi Tiga yang showroom-nya terletak di daerah Tonjong.
Potensi Majalengka pada wilayah ekonomi tidak terhenti pada pabrik kecap, ada pula genting Jatiwangi, serta sekarang sedang dibangun bandara Internasional di daerah Kertajati.
Apabila pemerintah setempat mampu membaca peluang tersebut, Majalengka bisa lebih maju dari Bandung.[]
Sumber foto: Heri Maja Menjangan, eh Heri Maja Kelana š
Sorry, the comment form is closed at this time.
vani
Cocok bgt bwt masak sate n tongseng.. yg kemarin2 pada nyate mustinya pake kecap MM juga..