Lomba Baca Puisi Sangsastra: Bentuk Kecintaan terhadap Sastra
Siapa pun yang memendam cinta memiliki cara tertentu untuk mengungkapkannya. Begitu halnya dengan Sanggar Sastra Purwakarta yang merupakan komunitas sastra di Purwakarta. Sebagai bentuk kecintaanya terhadap sastra dan gairah untuk terus menciptakan ruang-ruang sastra, Sanggar Sastra Purwakarta menyelenggarakan lomba baca puisi piala Sangsastra pada Selasa (13/12/2016) di Pendopo Situ Wanayasa, Purwakarta.
Lomba baca puisi yang terbuka untuk masyarakat umum ini diikuti oleh 52 peserta dari berbagai daerah seperti Jakarta, Tasikmalaya, Surakarta, Cianjur, Bandung, dan daerah sekitaran Purwakarta. Peserta yang mengikuti pun bervariatif dari berbagai kalangan dan usia.
Para peserta harus bersaing ketat di babak penyisihan terlebih dahulu sebelum melaju ke tahap final. Pada tahap final hanya tersedia delapan kursi bagi peserta dengan nilai tertinggi. Hingga akhirnya, dari kedelapan peserta tersebut, dipilih lima juara terbaik dan satu juara utama.
Nama Willy Fahmi Agiska (peserta dari Ciamis) diumumkan menjadi pemenang utama dan berhak membawa pulang piala Sangsastra. Selain itu, kelima pembaca terbaik jatuh kepada Naufal Hafizh (Lembang), M. Fasha Rouf (Cianjur), Kurniasari (Bandung), Tedi Heryadi (Lembang), dan Wahyuni Ayuningtyas (Tasikmalaya). Terpilihnya para pemenang tersebut merupakan hasil penilaian dari ketiga juri yang terdiri atas Ayi Kurnia Iskandar (seniman), Dian Hardiana (penyair), dan Seli Desmiarti (penyair).
Di sela kegiatan, ketua pelaksana lomba, Ahmad Farid, mengungkapkan bahwa Sanggar Sastra Purwakarta akan getol membuat acara-acara serupa. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kecintaan terhadap sastra sekaligus wahana dalam menampung bakat-bakat siapapun yang tertarik dengan sastra. “Tahun depan akan kita buat lagi acara serupa. Hadiahnya pun akan luar biasa,” ungkapnya.
Menariknya, tempat kegiatan tersebut berlangsung di tempat wisata di Purwakarta. Hal yang jarang dilakukan untuk penyelenggaraan lomba baca puisi, yang biasanya dilakukan di dalam gedung pertunjukan atau aula.
Hal ini juga dimanfaatkan oleh peserta sebagai wahana wisata. Selain itu, seniman muda yang berproses di Motek Art ikut dilibatkan sebagai pemahat piala juara utama dan lima juara terbaik. Sehingga dengan pelibatan banyak pihak, pelaksanaan lomba baca puisi Sangsastra tidak hanya untuk pencinta puisi, tetapi juga untuk pegiat di bidang-bidang lain.[]