Ketika Bougenvile dan Stepanut di ITB Mengering
Ada dua tanaman rambat berbunga yang terkenal di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). Ketika bulan Agustus, bunga-bunga bermekaran menghiasi gedung-gedung perkuliahan. Konon, bunga-bunga itu menjadi sumber kenangan semua civitas akademika kampus tersebut. Bunga rambat itu adalah bougenvile berwarna ungu dan stepanut berwarna jingga. Kami pun memutuskan untuk melihatnya secara langsung sebagai upaya perburuan ide.
Benar adanya, memasuki gerbang utama ITB, sepasang bougenvile raksasa menyapa kami. Di seberangnya bunga stepanut melingkari monumen kubus kebanggaan kampus tempat lahirnya para teknorat itu. Rupanya umur dua tanaman itu berbeda. Bunga bougenvile terlihat telah berumur, batangnya begitu besar untuk tanaman merambat, sementara tanaman stepanut sepertinya baru berumur beberapa tahun saja.
Bougenvile ITB memang yang paling terkenal. Entah kapan pohon itu ditanam, ketika Bung Karno meresmikan ITB Tahun 1959 pohon itu telah Tampak cukup rindang. Dapat dibayangkan berapa generasi yang terkenang dengan bunga ungu yang bermekaran setiap tahun ajaran barui tu. Tentu hal pertama yang terkenang mahasiswa baru saat pertama mendatangi ITB adalah bunga-bunga ungu itu.
Kami pun penasaran untuk masuk ke dalam kampus dan melihat bunga-bunga lainnya. Kami tertarik pada bunga-bunga stepanut yang merambati tiang-tiang di Gedung Aula Barat dan Gedung Aula Timur. Dua gedung bersejarah itu tampak telah direnovasi, namun bentuknya tetap sama. Yang mengherankan kami waktu itu, kenapa bunga-bunga merambat itu masih dipertahankan. Padahal pada beberapa tiang, bunga-bunga itu tampak kering dan kumuh.
Pertanyaan itu membuat kami memiliki keinginan untuk mengamatinya lebih dekat. Rupanya hal itu tampak sangat disengaja. Ini terlihat dari lingkaran besi dan kawat yang sengaja dipasang di tiang-tiang tersebut, lalu pada beberapa tiang ditemukan beberapa pohon rambat muda yang baru saja ditanam.
Awalnya kami berpikir ITB bermaksud untuk mempertahankan sejarah. Seperti dua pohon bougenvile yang ada di gerbang yang telah berusia puluhan tahun, yang menyimpan begitu banyak kenangan. Atau ITB bermaksud memberikan identitas pada dirinya sendiri? Dari pertanyaan itu kami menemukan suatu ide hebat dari persinggungan pohon rambat dan ITB.
Kami melihat upaya disengaja pihak universitas menanam pohon stepanut dengan menciptakan lingkaran besi dan bentangan kawat tempat tanaman itu merambat. Upaya tersebut dilakukan agar gedung tampak indah dengan balutan rambatan stepanut dan bunganya ketika bermekaran. Pihak kampus menganggap tanaman itu akan merambati besi dan mewujudkan keindahan yang dimaksud. Namun, ada yang luput dari upaya tersebut, bahwa tanaman itu memiliki caranya sendiri untuk hidup.
Pada beberapa tiang, tampak tanaman itu tidak tumbuh, ada juga yang mengering dan beberapa merambat berlebihan ke dinding. Upaya pihak kampus itu, besi-besi itu, bisa juga kita ibaratkan teknologi. Sebuah upaya mengendalikan alam, mengendalikan manusia. Tapi kita harus menyadari hal substansial dari alam dan manusia, keduanya punya jalan pikiran yang sulit ditebak.
Tentu kami sangat mendukung tanaman itu terus tumbuh di kampus teknologi tersebut. Agar para mahasiswa yang setiap hari belajar teknologi, bereksperimen dengan teknologi, mendapatkan pencerahan dari tanaman merambat itu ketika tumbuh nanti. Semoga.[]
Sumber foto: Zulfa Nasrullah & M. Arfani Budiman