
Kenangan dari Borobudur Writers and Cultural Festival 2014
Catatan Yopi Setia Umbara
Pentas seni di Dusun Gejayan, Magelang, (13/11/2014) merupakan yang terkenang dari sekian rangkaian acara Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) 2014. Suasana desa dan masyarakat yang berbaur santai membuat saya sangat menikmati kegiatan di lereng Gunung Merbabu tersebut.
Ketika para peserta BWCF 2014 tiba di Gejayan sore hari, masyarakat telah berkumpul di sekitar Padepokan Wargo Budoyo yang jadi tempat dihelatnya pentas seni, padahal saat itu hujan sedang turun. Dan, acaranya sendiri baru akan dimulai pukul 19.30 WIBG (Waktu Indonesia Bagian Gejayan).
Saat mendekati pentas dimulai, masyarakat semakin banyak lagi berdatangan memenuhi areal padepokan yang termasuk ke dalam Komunitas Lima Gunung (pegiat seni di Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, Andong, dan Pegunungan Menoreh). Tua-muda ngumpul semua, menghangatkan malam di lereng Merbabu yang berkabut.
Beragam pentas ditampilkan dalam acara yang dijuduli “Panggung Ratu Adil” oleh penyelenggara BWCF itu. Ada pembacaan puisi, tari, musik, hingga teater.
Suasana tambah hangat setelah setengah jam acara berlalu. Adalah kehadiran Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuat warga heboh. Ia sengaja blusukan dari Semarang untuk bergabung menyaksikan panggung di atas gunung bersama warga dan para peserta.
Saya bersama Wayan Jengki Sunarta dan beberapa kawan menikmati acara sambil menghisap tembakau yang dilinting sendiri. Tembakau merupakan pemberian warga setempat kepada Jengki.
Selain di Dusun Gejayan “Panggung Ratu Adil” juga digelar di Padepokan Seni Cipto Budoyo di Desa Tutup Ngisor, di lereng Gunung Merapi (14/11/2014). Di sini juga ada baca puisi, monolog, tari, dan pertunjukan wayang orang. Ada satu pertunjukan wayang orang yang lucu di sini, wayangnya adalah wayang serangga dengan Dalang Ki Joyo.
Tema BWCF 2014 adalah “Ratu Adil: Kuasa dan Pemberontakan di Nusantara”. Selain pentas seni, pada festival ini juga tersaji seminar dan pemutaran film Senyap karya Joshua Oppenheimer.
Seminar dilaksanakan di Hotel Manohara, Borobudur. Pada seminar pertama (13/11/2014) dipaparkan seminar dengan tema “Kekuasaan, Ratu Adil dan Milenarisme di Nusantara”. Para pembicara dalam seminar itu adalah adalah Peter Carey, Dr. Setyo, Daud Aris Tanudirjo, dan Sri Margana, dengan moderator Dr. G. Budi Subana.
Mukhlis Paeni, Otto Syamsudin, Jean Couteau, dan Enos H Rumansara menjadi pembicara pada hari kedua (14/11/2014) seminar dengan tema “Ratu Adil dan Pergerakan Sosial di Nusantara”. Seminar hari kedua itu dimoderatori oleh Taufik Rahzen.
Pada hari ketiga seminar (15/11/2014) mengangkat tema “Pemberontakan di Nusantara” dengan pembicara Dr. Bambang Purwanto, Budiawan, dan Al-Makin. Halim HD menjadi moderator dalam seminar ini.
Pada siang harinya digelar Dialog Sastra bertema “Sastra, Kekuasaan dan Profetisisme”. Ahda Imran, Otto Sukatno, Triyanto Triwikromo, Wayan Sunarta, Iman Budhi Santosa, dan Binhad Nurrohmat berdialog dengan dimoderatori oleh Seno Joko Suyono.[]
Sumber foto: Ratu Selvi Agnesia