Kemolekan Gunung Papandayan
Selama ini Garut kerap identik dengan dodol dan dombanya. Lebih dari itu, Garut juga identik dengan kawasan pegunungan yang menjadi primadona para pendaki. Salah satu pegunungan kawasan Garut yang populer dikunjungi para pendaki ialah Gunung Papandayan (2622 dpl). Bukan tanpa alasan, gunung ini memiliki karakteristik yang menjadi pembeda dengan pegunungan lainnya.
Papandayan terkenal dengan bentangan kaldera yang sangat luas. Tercatat bentangan kaldera Papandayan merupakan yang terluas di Asia Tenggara. Hal itu juga yang membuat gunung ini sampai bergaung sampai ke mancanegara. Bentangan kaldera ini juga menjadi salah satu jalur yang akan dilalui oleh pendaki.
Secara keseluruhan, kawah Papandayan berjumlah empat belas. Tentu saja, keindahan letupan cairan kawah dan asap yang mengepul dari endapan belerang menjadi pemandangan langka yang tak mungkin terlewatkan. Momen ini, acap kali dimanfaatkan para pendaki untuk rehat sejenak sambil memanjakan pandangan terhadap kecantikan kaldera.
Jika telah melewati bentangan kaldera ini, sekitar 3-4 jam pendakian, pendaki akan sampai di Pondok Saladah. Tempat ini adalah tempat pemberhentian masal sebelum mencapai puncak. Bagi yang ingin bermalam di gunung ini, maka Pondok Saladah adalah tempatnya. Tempat ini kerap dijadikan tempat berkemah sementara sebelum perjalanan menuju puncak, tetapi beberapa ada juga yang berkemah setelah turun dari puncak.
Tak jauh dari Pondok Saladah, sekitar 15-30 menit perjalanan, pendaki akan melalui kawasan Hutan Mati. Disebut Hutan Mati karena lelehan lahar yang melintasi areal ini dari letusan sebelumnya membuat beberapa pohon mati, tak bisa tumbuh. Meski jika ditilik dari ilmu biologi, kematiannya hanya untuk jangka waktu tertentu. Beberapa Pohon-pohon sisa lalapan lahar masih berdiri. Batang-batangnya menghitam, serta daun-daun yang berguguran membuat kawasan ini bagai kawasan hutan di negeri dongeng dan sangat berbeda dengan kawasan hutan lainnya.
Jika kita berjalan sampai ke arah utara hutan, kita dapat melihat bentangan kaldera Papandayan dari atas, sebab letak Hutan Mati tepat berada di atasnya. Tak hanya itu, titik ini juga sering dijadikan tempat untuk berburu sunset. Sunset akan menyembul di atas awan puncak Gunung Cikurai. Sungguh pemandangan yang luar biasa.
Kawasan selanjutnya adalah kawasan tertinggi yang menjadi perhentian langkah terakhir dari pendakian Gunung Papandayan, yaitu Tegal Alun. Untuk melewatinya dibutuhkan perjalanan sekitar 1-2 jam dari kawasan Hutan Mati. Salah satu medannya yang menantang adalah Tanjakan Mamang. Kemiringannya membuat beberapa pendaki melaluinya dengan setengah memanjat. Sebab tak cukup kaki, tangan pun mesti berperan.
Melewati jalur terakhir ini cukup melelahkan. Tapi hal itu akan segera terbayar lunas jika telah menginjakkan kaki di kawasan Tegal Alun. Bentangan tanah lapang yang begitu luas ditumbuhi keindahan ribuan bunga edelweis. Tetesan embun membasahi rerumputan nan hijau. Di bawah langit yang biru para pendaki mnikmati semua mahakarya Tuhan ini. Inilah Tegal Alun, keindahannya menyapu keringat, eksotismenya melunasi semua kelelahan.
Itulah sepenggal kisah saat bercengkrama dengan alam Papandayan. Kemolekannya akan meninggalkan kenangan terbaik bagi para pendaki saat pulang menuruni pegunungan ini.
Nama Gunung: Papandayan
Ketinggian: 2622 dpl
Alamat: Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut
Tiket Masuk: 15 ribu (seiring waktu harga dapat berubah)
Akses: Dari luar kota dapat mengunjungi dulu Terminal Garut, perjalanan dilanjutkan ke Cisurupan via angkot, dari Cisurupan dilanjutkan Camp David via mobil pick-up, awal pendakian dimulai dari Camp David.
Sorry, the comment form is closed at this time.
IHE
The best Bung!