Fb. In. Tw.

Keajaiban Buku: Ironi Pemerintah Indonesia

Belakangan ini saya berteman dengan Nils, Berit serta Bibbi Bokken. Nils dan Berit adalah seorang anak-anak sedangkan Bibbi Bokken adalah seorang bibliografer (seorang pecinta buku). Saya banyak sekali diingatkan oleh ketiga sahabat saya tersebut, tentang klasifikasi desimal Dewey, mesin cetak Johannes Gutenberg, hingga huruf alfabet yang ada 26. Semuanya berkaitan dengan buku dan perpustakaan.

Sebelum saya melanjutkan tulisan ini, saya akan menulis surat terlebih dahulu. Surat ini saya tujukan untuk ibu saya yang berada di kampung.

SURAT UNTUK IBU

Ibu yang baik, saya menulis surat ini ketika sebelum tidur. Apakah masih ada kupu-kupu di sekitar rumah kita? Lusi si gadis kecil sudah mulai merangkak? Dan apakah paman masih suka pinjam uang untuk beli bensin? Semoga semuanya dalam keadaan sehat.

Di sini hujan begitu besar, sangat menakutkan. Namun udara tidak terasa dingin. Seharusnya udara dingin apabila hujan besar. Entah apa yang terjadi. Mungkin udara dingin di sini kalah dengan karbon yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor.

Tadi pagi saya membaca berita di koran, bahwa banyak hutan yang terbakar. Padahal sekarang sedang musim hujan, secara teori hal itu mustahil terjadi. Apakah ada orang yang membakar hutan? Entahlah bagaimana pendapat Ibu.

Yang jelas sekarang saya sedang ingat dengan si Lusi, gadis kecil yang memiliki alis tebal. Mungkin sekarang sedang tertidur pulas. Atau bahkan sekarang sedang digendong oleh Ibu. Mungkin juga sedang berpikir, ah tapi sedang berpikir apa untuk anak berusia 7 bulan. Tapi, Bu mungkin saja Lusi sedang berpikir. Namun kita tidak tahu bahwa dia sedang berpikir. Yang kita tahu bahwa dia pipis dan kita harus mengganti popoknya segera, atau dia menangis berarti lapar atau gerah. Lusi anak yang baik, Bu. Nutrisinya harus dijaga.

Bu, apakah Ibu tahu tentang pencabutan hukuman FIFA untuk negara kita? Tolong sampaikan kabar baik ini pada Ayah, Bu. Ayah pasti senang. Eh, tolong sampaikan juga tentang liga sepak bola Indonesia sekarang berubah menjadi Torabika Soccer Champhionship. Tanyakan pada Ayah, apakah Ayah tidak ada kecurigaan dengan nama Soccer?

Ayah pecinta sepak bola, Ayah pasti tahu dan mungkin ayah pasti akan curiga dengan nama tersebut. Kenapa tidak menggunakan istilah sepak bola, atau football yang diakui oleh FIFA. Apakah presiden kita dekat dengan Amerika. Atau, ah katakan saja pada Ayah tentang kecurigaan ini, Bu.      

Hujan di sini masih belum reda, Bu. Apakah di kampung kita juga hujan seperti di sini? Kampung kita itu indah. Sungai mengalir airnya begitu jernih. Tanahnya wangi, apalagi sehabis hujan. Pohon-pohon masih banyak dan rimbun. Saya merindukan kupu-kupu juga kicau burung yang suka bertengger di pohon mangga dekat rumah. Saya lupa nama burung itu, Bu. Oh ia, nanti ketika membalas surat tolong ingatkan saya dengan burung yang suka bertengger di pohon mangga itu.

Sekarang di sini saya sudah mempunyai pacar. Dia orangnya baik, sabar, dan sangat pengertian. Namun dia sedikit jorok, Bu. Kadang dia tidak mandi seharian. Jangan khawatir, meski tidak mandi perempuan dapat menjaga tubuhnya supaya tetap cantik dan wangi. Dia bekerja tidak jauh dari tempat anakmu ini bekerja. Kami bertemu di kantin. Kebetulan waktu itu kantin yang di dekat kantor saya tutup, saya nyebrang menuju kantin kantor tempat pacar saya ini bekerja. Tali sepatu saya terbuka, pacar saya memberitahukan bahwa tali sepatu saya terbuka. Kira-kira seperti ini memberitahukannya

“Mas, tali sepatunya terbuka tuh!”

Binar matanya seperti air di ujung daun pisang, Bu. Begitu bening. Hati saya luruh. Namun kesan pertama ini lewat begitu saja. Dia langsung pergi bersama teman-temannya. Besoknya dan besoknya lagi sampai dua minggu berturut-turut saya sengaja makan di kantin yang sama. Namun saya tidak menemukan dia. Sampai pada suatu sore selepas pulang kantor, saya berpapasan di trotoar. Awalnya saya kikuk, apa yang harus dilakukan. Malu. Tapi anakmu ini memberanikan diri.

“Mbak, yang memberi tahu tali sepatu saya dulu ya”

Ternyata dia baik, Bu. Dia ramah, serta mengajak anakmu ini pulang bersama. Yang lain-lainnya tidak usah diceritakan ya, hehehehe.

Ibu yang baik, tabungan saya sudah lumayan cukup besar. Jangan salah sangka dulu, saya belum mau menikah. Toh pacar saya juga masih mempunyai impian. Saya tidak mau mengganggu impiannya dengan pernikahan. Untuk pernikahan nanti ada waktunya. Setelah semuanya siap. Tabungan ini sepertinya cukup untuk membeli tanah di samping rumah kita. Tapi mudah-mudahan cukup. Apabila tanah itu sudah terjual, Ibu bisa beli tanah Pak RT yang tepat di belakang rumah. Sepertinya tanah Pak RT lebih cocok. Tanah itu nantinya akan dijadikan kebun serta perpustakaan, Bu.

Saya sudah merasa bahwa napas ini terasa sesak sekali. Barangkali ini yang membuat hujan turun tapi tidak terasa dingin sedikit pun. Di kawasan tempat saya bekerja sudah tidak ada lagi pohon. Yang ada pagar besi serta tembok-tembok yang menjulang tinggi disertai kaca yang begitu besar. Pantulan-pantulan kaca ini yang membuat pemanasan global. Itu juga menurut para ahli, saya tidak tahu persisnya.

Saya hanya membaca di buku-buku serta koran-koran saja. Mereka bilang bahwa sekarang sedang terjadi pemanasan global. Menurut mereka penyebabnya adalah karbon kendaraan bermotor serta efek rumah kaca. Uang gaji saya setiap bulan nanti dikirim, untuk dibelikan pohon serta bunga untuk ditanam di tanah yang kita beli, Bu.

Coba Ibu bayangkan, bagaimana si gadis kecil Lusi tidak bisa melihat kupu-kupu atau burung lagi. Tidak bisa melihat ulat. Betapa ngeri sekali apabila Lusi, setelah dewasa, hewan itu punah karena sudah tidak ada tempat untuk bermainnya. Apakah ibu mau melihat kupu-kupu di museum? Ibu membawa si bungsu ke museum untuk memperkenalkan kupu-kupu, ulat, burung Pipit, lalat, dll. Saya tidak mau, Bu. Saya akan sisihkan uang gaji saya untuk membeli pohon serta bunga.

Impian saya setelah lima tahun pohon serta bunga itu tumbuh subur. Lusi sudah dewasa dan sudah dapat bermain di kebun kita. Dia bisa mengajak teman-temannya untuk bermain sambil belajar di kebun kita. Kebunnya nanti Ibu tata dengan rapi ya. Selain itu, pemanasan global juga dapat ditanggulangi dengan penanaman pohon yang banyak, Bu. Itu juga kata buku serta koran yang saya baca. Ya mudah-mudahan benar adanya.

Apabila kebun kita berhasil, mudah-mudahan orang lain juga turut melestarikan kebun agar tidak menjadi banguan serta villa. Saya tidak mau kekurangan air akibat tidak adanya tanah resapan. Bayangkan, di Jakarta air saja harus beli. Hal ini jangan sampai terjadi di kampung kita, Bu. Kita ciptakan mata air-mata air baru. Yang harus kita utamakan si bungsu dan cucu-cucu kita nanti. Kita tidak boleh egois.

Semoga dalam lima tahun ke depan apa yang saya impikan terlaksana, Bu. Ibu tolong doakan anakmu ini agar lancar dalam bekerja dan mendapatkan hasil tambahan supaya banyak pohon yang akan ditanam nanti di kebun kita, Bu.

Ibu yang baik, saya sudah mulai mengantuk. Besok atau lusa saya akan kirim uang untuk membeli tanah untuk kebun kita. Sudah dulu ya, Bu. Salam sayang, salam jauhan dari anakmu ini.

Salam.

NB: untuk perpustakaan dibuatnya sederhana saja, raknya buat dari kayu atau semacamnya yang terpenting bukunya berkualitas. Biarkan perpustakaan itu terbuka sampai 38 jam kalau ada, Bu. Artinya siapapun boleh membaca buku serta menikmati udara yang sejuk di kebun tersebut. Lusi juga harus didekatkan dengan buku-buku. Saya ngeri melihat anak-anak sekarang banyak didekatkan dengan handphone dan komputer.

Dewey membuat klasifikasi untuk buku-buku diperpustakaan. Kode huruf serta angka yang tertera di punggung buku adalah klasifikasi desimal Dewey. Tujuannya supaya buku-buku yang ada di perpustakaan rapi serta mudah untuk dicari.

Seperti yang saya katakan di atas, huruf alfabet ada 26. Ajaibnya, 26 huruf tersebut bisa memenuhi perpustakaan. Bukan hanya itu, sambung spirit ide dari zaman dulu hingga sekarang menggunakan 26 huruf tersebut. Huruf tersebut dapat membuat ide, serta gagasan lewat pikiran-pikiran yang dituangkan pada buku-buku. Saya tidak menghitung, ada berapa triliun buku yang beredar di dunia. sekarang mungkin sudah berkurang sedikit setelah adanya pemberangusan buku-buku yang terjadi di Indonesia.

Perang Pemikiran
Salah satu faktor kecerdasan kita terhadap ilmu pengetahuan adalah buku. Orang yang berperan penting terhadap buku adalah Johannes Gutenberg yang membuat mesin cetak. Kenapa berperan penting? Ya tentu saja penting, orang-orang dapat mentransformasikan pemikirannya lewat buku dan dicetak sebanyak-banyaknya untuk disebarluaskan. Disini akan terjadi perang pemikiran.

Perang pemikiran yang saya maksudkan adalah siapa yang banyak memberikan satu pemahamaan terhadap masyarakat, itu yang menang. Amerika serta Eropa misalnya. Kedua benua tersebut banyak mengekspor buku-buku ke berbagai negara, terutama negara dunia ketiga. Termasuk Indonesia.

Di Indonesia sendiri buku belum begitu populer, terutama budaya membaca. Sebenarnya sekarang sedang banyak kampanye tentang buku serta membaca lewat gerakan Taman Baca Masyarakat serta Perpustakaan Desa. Gerakan tersebut belum juga tersosialisasi dengan baik, sudah terjadi pemberangusan buku.

Pandangan saya terhadap orang yang memberanguskan buku adalah mereka tidak benar-benar mencerna apa yang disampaikan pada buku tersebut. Atau memang tidak membaca sama sekali. Sebab apabila ia membaca, apalagi banyak membaca, maka akan tumbuh nilai-nilai kebijaksanaan untuk dapat menghargai pemikiran. Hal ini menjadi sangat ironis, ketika di berbagai negara banyak menyelamatkan buku-buku untuk masa depan, di Indonesia malah memusnahkan buku-buku.

Di Mo i Rana, Oslo membangun perpustakaan yang sangat besar untuk menyelamatkan buku-buku yang beredar di Norwegia, terutama buku-buku terbitan Norwegia. Bukan hanya buku yang mereka selamatkan, film, surat kabar, kaset lagu, foto-foto juga mereka selamatkan untuk generasi yang akan datang.

Pemerintah Indonesia sedang melakukan tindakan seperti apa sekarang! Hanya bangsa bodoh dan dungu yang membiarkan buku-buku dibakar. Disaat bangsa lain maju dengan berbagai macam pemikiran, masyarakat Indonesia dikerdilkan pemikirannya dengan pemusnahan buku-buku.

Kembali pada sahabat saya Berit, Nils dan Bibbi Bokken. Berit dan Nils, meski mereka masih anak-anak namun membacanya begitu hebat. Mereka membicarakan Incunabula Gutenberg yang dicetak pada abad ke 15. Bukan hanya itu, mereka juga banyak bercakap saling menukar ide untuk memecahkan persoalan. Mereka tidak pernah berkelahi, mereka saling membantu. Sedangkan Bibbi Bokken adalah pecinta buku sekaligus pustakawan yang banyak menyelamatkan buku-buku. Selain itu juga ia seorang konsultan perpustakaan.

Berit dan Nils ingin mengetahui tentang misteri perpustakaan ajaib Bibbi Bokken. Namun mereka tidak menemukan apa-apa, yang mereka temukan di perpustakaan ajaib tersebut adalah ilmu pengetahuan. Bibbi Bokken menjelaskan pada Nils dan Berit bukulah yang ajaib itu. Oleh karena itu, Bibbi Bokken ingin membuat perpustakaan yang tahan dari api serta nuklir. Agar dapat menyelamatkan keajaiban tersebut.

Meski sahabat saya itu hanya berada dalam novel Jostein Gaarder yang berjudul The Magic Library (Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken ), namun saya banyak belajar dari mereka. Semoga yang membakar buku-buku juga dapat belajar dari Nils, Berit, serta Bibbi Bokken.[]

KOMENTAR

Sekretaris Redaksi buruan.co. Lahir di Majalengka 14 Januari 1986. Kumpulan puisinya yang telah terbit "Lambung Padi" (2013). Pengelola Rumah Baca Taman Sekar Bandung.

You don't have permission to register