ILC Ramadan Charity
Setiap bulan suci Ramadan tiba, Nana Jiwayana atau lebih akrab disapa Mang Ana, bersama beberapa kawan-kawannya dari lembaga pendidikan Integrated Learning Centre (ILC) mengadakan “ILC Ramadan Charity”, sebuah program amal bagi orang-orang tertentu. Seperti kepada Pak Sariban, salah satunya.
Mungkin anda sering melihat atau pernah melihat di Car Free Day Dago, Bandung, seorang tua dengan seragam kuning yang suka membawa sepeda. Orang tersebut setiap harinya memungut sampah di jalan-jalan protokol di kota Bandung. Pada 20 Juni 2015 lalu, Mang Ana menemuinya untuk memberi sumbangan berupa makanan.
Sumbangan yang diberikan oleh Mang Ana lewat program “ILC Ramadan Charity” kepada Pak Sariban (72 th) adalah titipan dari Andrika Resmiadi, alumni Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Selain itu, ada pula titipan dari siswa Kelas X TGB SMK PU Negeri Bandung yang menitipkan sumbangannya pada “ILC Ramadan Charity” untuk Wak Anah (70 th) yang diberikan pada 18 Juni 2015.
Beberapa hari yang lalu, saya dihubungi oleh Mang Ana untuk ikut serta mencari mang becak yang selalu memakai baju ABRI (TNI), serta di becaknya penuh dengan barang-barang. Mang becak tersebut merupakan salah satu target untuk mendapatkan titipan “ILC Ramadan Charity”. Biasanya, saya menemukan mang becak tersebut di sekitar Jalan Braga, Pajajaran, atau Pasir Kaliki. Namun, pada saat kami mencarinya saat itu belum berhasil menemukannya.
Konsep “ILC Charity Ramadan” yang dibuat oleh Mang Ana berbeda dengan Charity lainnya. “Saya mendapat titipan sumbangan dari teman atau orang lain yang dulunya berdomisili di Bandung kemudian pindah ke luar kota, lalu memberi sumbangan untuk orang tertentu. Sumbangannya berbagai macam, di antaranya kue dan uang,” jelasnya.
Mang Ana adalah sosok yang memiliki selera humor yang tinggi. Ia merupakan Alumni Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Tidak jarang ia menunjukkan kelucuannya di kala orang-orang sedang berkumpul. Berkat jiwa humorisnya, ia terkenal supel dan mudah diterima oleh semua kalangan.
Di balik jiwa humorisnya, rupanya Mang Ana memiliki nilai kemanusiaan yang sangat tinggi. Seusai bekerja sebagai tenaga pengajar, biasanya ia langsung keliling menjalankan kegiatan ILC Charity Program. Sosok Mang Ana yang peduli terhadap orang lain ini layak ditiru oleh siapa saja, terutama oleh pemimpin, baik di kota Bandung maupun Indonesia.
Saya jadi teringat dengan cerpennya Yusrizal KW yang berjudul “Tiga Butir Kurma Per Kepala”. Pak Ayub, tokoh dalam cerpen tersebut, selalu membagikan tiga butir kurma per kepala. Apabila di sebuah rumah ada tiga orang, maka Pak Ayub memberikan sembilan butir kurma. Hal itu dilakukannya setiap bulan Ramadan sebelum berbuka puasa.
Hal-hal kecil dapat memberikan nilai kebahagian yang luar biasa kepada penerimanya apabila pemberi memberikannya dengan ikhas.
Apabila anda ingin menitipkan sumbangan untuk “ILC Ramadan Charity” dapat menghubungi Mang Ana via no. telepon 085295308404 atau di Facebook atas nama Mank Ana. Sumbangan Anda tentu akan menjadi kebahagian bagi orang yang berhak mendapatkan titipan dari program amal yang dijalankan oleh Mang Ana bersama ILC.[]