Hati-hati dengan Maag
Seminggu yang lalu saya hampir ambruk di sekolah. Setelah melewati titian tangga hingga lantai empat gedung sekolah, saya lunglai, dada terasa sesak dan sakit. Mungkin mirip-mirip sakit asma. Tapi saya tahu itu bukan asma, sebab saya punya riwayat sakit asma.
Saya tetap masuk kelas. Mengajar seperti biasa. Tapi, tentu saja konsentrasi saya menurun karena sesak di dada tak kunjung reda. Siswa-siswa saya hanya menyarankan untuk istirahat. Meski, mungkin dalam hati mereka sedikit senang karena tak perlu belajar keras. Setidaknya mereka bisa sedikit berisitirahat dari tuntutan kurikulum yang menurut mereka menyiksa.
Akhirnya, saya tidak menyelesaikan jam mengajar secara penuh hari itu. Saya pulang, minum obat, dan berisitirahat di kostan. Saya kira setelah itu kondisi saya membaik.
Hingga hari Jumat (24/10/2014) perut saya makin tidak karuan. Saya tak mampu berdiri tegak. Dan, yang paling parah, setiap diisi makanan perut justru terasa sakit. Kemudian, untuk pertama kalinya saya meminta orang tua untuk menjemput ke Bandung.
Oleh dokter di dekat rumah, saya didiagnosa menderita GERD atau Gastro-Esophageal Reflux Disease. Sebetulnya saya sudah mengira karena sebelumnya sudah sering browsing di internet. GERD setingkat lebih parah dari maag.
Penderita GERD merasakan sensasi terbakar di dada. Hal itu disebabkan karena asam lambung naik hingga kerongkongan. Menurut artikel yang saya baca di internet, jika tidak diatasi segera GERD bahkan bisa menyebabkan kanker lambung atau kanker kerongkongan.
Ya, kadang kita melupakan hal yang sebetulnya sepele seperi makan. Bahkan sebagai penderita maag kronis dari SD pun saya masih sering mengabaikan makan. Terlebih tingkat stress yang makin tinggi membuat maag lebih sering kambuh dari sebelumnya.
Maag seperti sepele, tapi sesungguhnya berbahaya. Hindarilah makanan-makanan yang merangsang asam lambung dan mengandung gas berlebihan seperti makanan pedas, kopi, soda, makanan atau minuman asam, roti, sawi, tauge, dll. Dan, ini yang paling penting, rileks.
Asam lambung akan segera meningkat jika kita stress. Dengan sedikit bercanda dokter mengatakan, “saya harus pergi ke psikiater jika maag atau GERD saya tak kunjung reda.”
Memang benar ungkapan, “dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat”.[]