Fb. In. Tw.

Festival Loy Krathong

In Thai ‘Loy’ means to ‘float’ and Krathong’ means ‘a circular floating object with decoration of banana leaves, flowers, a candle and incense sticks’.

Krathong dijajakan pedagang. (Foto: Yussak Anugrah)

Krathong dijajakan pedagang. (Foto: Yussak Anugrah)

Kamis (6/11/14), beres ngajar saya diajak sembilan mahasiswa Indonesia untuk menyaksikan Festival Loy Krathong di sungai Mae Kok, Chiang Rai, Thailand.

Konon Festival Loy Krathong ini serentak diselenggarakan di seluruh Thailand. Lokasi Festival biasanya di tempat air mengalir alias sungai. Kegiatan utama di festival tersebut adalah melarungkan benda bundar semacam piring yang dihiasi dengan daun pisang, bunga-bunga, lilin dan kemenyan ke sungai. Kegiatan melarung tersebut dimaknai sebagai upaya untuk membuang sial pada diri si pelarung.

Kegiatan tambahannya adalah menerbangkan lampion sebagai simbol menaikkan doa kepada Sang Maha Pengabul doa. Hasilnya langit Chiang Rai, bahkan di seantero langit Thailand menjadi penuh dengan lampion.

Larung krathong dan lampion diterbangkan. (Foto: Yussak Anugrah)

Larung krathong dan lampion diterbangkan. (Foto: Yussak Anugrah)

Walau tidak melarung (mungkin karena tidak merasa sial), para mahasiswa Indonesia ikut juga berpartisipasi dalam festival tersebut dengan membeli dua lampion dan menerbangkannya.

Saya (paling kanan) dan teman-teman mahasiswa Indonesia di Festival Loy Krathong. (Foto: Amelia Safitri)

Saya (paling kanan) dan teman-teman mahasiswa Indonesia di Festival Loy Krathong. (Foto: Amelia Safitri)

Bantaran sungai Mae Kok malam itu padat dengan manusia. Setelah saya amati sejenak, motivasi mereka berjubel di sana setidaknya ada empat.

Motivasi pertama adalah mereka yang datang sungguh-sungguh ingin membuang sial dan menaikkan harapannya, mereka ini adalah penduduk asli Thailand.

Motivasi kedua adalah mereka yang datang karena penasaran ingin melihat tradisi tahunan tersebut. Biasanya, mereka adalah para ekspatriat seperti para mahasiswa Indonesia dan beberapa bule yang mengajar di sekolah internasional atau di beberapa universitas di kota Chiang Rai.

Motivasi ketiga adalah mereka yang iseng datang seperti saya, karena kebetulan diajak menyaksikan Festival Loy Krathong tanpa tahu ada apa dan mau apa di festival tersebut.

Dan, motivasi terakhir hadir karena kejelian kaum pedagang dan penyedia jasa hiburan rakyat yang memanfaatkan situasi ramai dan padat untuk mengais rejeki.

Festival Loy Krathong tidak berakhir di malam Jumat. Perayaan berlanjut dengan karnaval pada malam berikutnya.[]

KOMENTAR

Pernah mengajar Bahasa Indonesia di Universitas Mae Fah Luang, Chiang Rai, Thailand. Saat ini dia sedang merintis sebuah ruang baca, seni, dan budaya bernama Rumah Baca Manyar di kampung Seuseupan, desa Sindangsari, Ciranjang-Cianjur.

Comments
  • Dena Murdayanti

    Festival ini berlangsung selama 3 hari bulan purnama.

    7 November 2014

Sorry, the comment form is closed at this time.

You don't have permission to register