Fb. In. Tw.

Diskusi Dua Antologi Puisi Penyair Bali

Catatan Zulkifli Songyanan*

 

Dua penyair Bali, Riki Dhamparan Putra dan Made Adnyana Ole, meluncurkan kumpulan puisi masing-masing di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung pada Selasa, (9/12/2014)lalu.

Riki meluncurkan kumpulan Mencari Kubur Baridin, sementara Ole meluncurkan kumpulan Dongeng dari Utara. Kedua kumpulan puisi tersebut diterbitkan Penerbit Akar Indonesia di tahun 2014.

Berbeda dengan peluncuran buku puisi pada umumnya, peluncuran buku puisi di perguruan tinggi seni tersebut dikemas dalam acara yang nyaris teatrikal: panggung dihiasi instalasi berupa kuburan dan pohon terbalik, kertas-kertas berserakan, juga bau dupa yang memenuhi ruangan; Semi Ikra Anggara dan Hani Fathi Ramadhan yang tampil sebagai pembawa acara berperan sebagai Baridin dan Suratminah (aku dan kau lirik dalam puisi Riki Dhamparan).

Terkait kemasan acara, penyair Raudal Tanjung Banua yang memberi sambutan atas nama penerbit, menyebut pihak panitia dengan tepat telah menata panggung sesuai dengan karakter penyair dan buku puisi yang diluncurkan hari itu.

“Pohon terbalik ini mewakili Ole yang datang dari kultur agraris, sedang kuburan merepresentasikan buku puisi Riki. Kertas-kertas berserakan ini cukup menggambarkan kehidupan penyairnya (penyair Riki),” demikian ungkapan Raudal.

Sebelum Raudal, rektor STSI (kini berubah nama menjadi ISBI: Institut Seni Budaya Indonesia), Dr. Hj. Een Herdiani, S.Sen., M.Hum., yang memberi sambutan sekaligus membuka acara menyebut Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers Daunjati sebagai satu-satunya UKM yang sangat aktif menyelenggarakan berbagai diskusi. Een berharap, kegiatan-kegiatan positif yang digagas UKM Daunjati dapat diikuti oleh UKM lainnya di kampus ISBI.

Dalam peluncuran buku tersebut, panitia mengundang dua pemakalah untuk membedah kumpulan puisi Ole dan Riki.

Ahda Imran membicarakan puisi-puisi Made Adnyana Ole dalam makalah yang berjudul “Dongeng dari Kontemplasi Pikiran,” sedang lewat “Mencari Kubur Baridin dalam nikmat puisi Gigi Palsu” Bambang Q. Anees menguraikan pengalamannya membaca puisi-puisi Riki Dhamparan Putra.

Sayang, lantaran suatu keperluan mendesak, Bambang tak dapat hadir langsung pada diskusi tersebut. Namun, biarpun demikian, makalah yang ditulis Bambang dapat tersampaikan pada hadirin lewat pembacaan makalah yang dilakukan Semi Ikra Anggara.

Peluncuran buku puisi dua penyair Bali diramaikan dengan pembacaan puisi oleh Willy Fahmi Agiska, Navida Suryadilaga, dan Irwan Jamal serta penampilan musik puisi dari Yayan Katho dan Adew Habsta.

Pembaca yang menginginkan kumpulan puisi Dongeng dari Utara maupun Mencari Kubur Baridin dapat langsung menghubungi Penerbit Akar Indonesia, Jual Buku Sastra (JBS) Yogyakarta, serta Toko Buku Abal-abal, Bandung.[]

*Penulis, Penyair dan pemilik toko buku Abal-abal

Sumber foto: Semi Ikra Anggara

KOMENTAR
Post tags:

Media untuk Berbagi Kajian dan Apresiasi.

You don't have permission to register