Dampak Pelancong bagi “Kota Hujan”
Catatan Maria Nathania Y.*
Seperti yang kita ketahui, kota Bogor adalah sebuah kota yang dijuluki sebagai “Kota Hujan”. Kota ini mempunyai berbagai objek wisata yang sangat menarik.
Jika kota Jakarta selalu dipadati setiap hari kerja, berbeda halnya dengan kota Bogor. Setiap akhir pekan dan hari libur, kota Bogor padat dikunjungi para pelancong, baik yang menggunakan transportasi publik maupun kendaraan pribadi. Kepadatan yang terjadi mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang tak terhindarkan,
Kemacetan yang terjadi di kota Bogor berdampak pada pertumbuhan perekonomian masyarakat. Para pengunjung memanfaatkan waktu untuk melepaskan lelah dengan wisata kuliner ataupun piknik di tempat yang asri sembari menghirup udara segar kota hujan ini. Kebutuhan para pelancong disikapi positif dan menjadi peluang bagi para pengusaha untuk menciptakan rumah singgah sementara, rumah makan, dan pusat jajanan khas kota.
Hal tersebut dapat meningkatkan pendapatan masyarakat kota Bogor. Menurut Badan Pusat Statisik Kota Bogor, peningkatan pendapatan masyarakat menggambarkan bahwa struktur ekonomi kota Bogor didominasi oleh sektor perdagangan dan pariwisata.
Selain memperoleh manfaat ekonomi, peningkatan pertumbuhan kota membawa dampak sosial yang buruk. Pertama, terjadinya migrasi dan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan perekonomian kota Bogor dan ketersediaan akses transportasi publik yang terjangkau meningkatkan daya tarik penduduk melakukan migrasi ke kota Bogor.
Kedua, peningkatan jumlah penduduk dapat meningkatkan arus mobilitas kendaraan yang berdampak pada peningkatan jumlah kecelakaan lalu lintas. Ketiga, peningkatan polusi udara. Kondisi ini akan menghilangkan julukan kota Bogor sebagai kota hujan yang mempunyai hawa sejuk.
Perkembangan kota Bogor mempunyai dampak ekonomi yang menguntungkan sedangkan di sisi lain menimbulkan dampak sosial yang merugikan. Dalam kehidupan sosial, masyarakat kota Bogor diklasifikasikan menjadi dua, yaitu penduduk asli dan penduduk pendatang Bogor. Walaupun menimbulkan dampak sosial yang merugikan, penduduk asli dan penduduk pendatang saling membutuhkan dan melengkapi.[]
*Mahasiswa Program Diploma IPB, PK Akuntansi
Sumber foto: dwipurnomo354.blogspot.com