Fb. In. Tw.

Cerita dan Sensasi Menyusuri Goa Creme

Kawasan selatan Jogjakarta dikenal sebagai salah satu kawasan wisata yang dianugerahi lanksap dan kontur alam menakjubkan. Atas dasar hal itulah pemerintah kabupaten-kabupaten yang terletak di selatan sana, seperti Gunung Kidul dan Bantul, menjadikan wisata alam sebagai daya tarik unggulan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke daerahnya.

Salah satu destinasi wisata yang layak Anda kunjungi saat melakukan pelesir di selatan Yogyakarta adalah Goa Creme. Terletak di Kampung Srunggo, Kelurahan Selopamiro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Goa Creme berjarak sekitar 20 km dari pusat kota Yogyakarta. Sejak dari Imogiri, sejumlah papan petunjuk jalan siap membimbing Anda mencapai kawasan ini.

Apa yang menarik dari Goa Creme? Banyak!

Goa Creme terletak di daerah perbukitan dengan ketinggian sekitar 300 mdpl. Dengan aliran sungai bawah tanah sepanjang 1,2 km, menyusuri Goa Creme adalah atraksi wisata yang wajib dilakukan oleh setiap wisatawan. Pengalaman saya pribadi, mengikuti aksi susur goa yang dipandu oleh seorang pemandu lokal tersebut sungguh sangat mengesankan.

Bagaimana tidak, sejak pertama kali menginjakkan kaki di aliran sungai bawah tanah Goa Creme, dengan berbekal dua buah senter saja mata sudah dibikin takjub oleh ornamen alami dinding goa: stalaktit, stalkmit, serta pilar-pilar gamping perpaduan keduanya. Seluruh ornamen tersebut menimbulkan kesan eksotis bagi siapa saja yang memandang.

Selama perjalanan susur goa, wisatawan tidak hanya dapat menikmati aneka bentuk stalaktit, stalkmit, dan pilar-pilar gamping saja. Lebih dari itu, wisatawan dapat pula menyaksikan goa-goa kecil yang terbentuk secara alamiah, sumber mata air, bahkan air terjun bawah tanah. Kehadiran pemandu lokal sangat penting untuk memahami hal-hal tersebut, khususnya mengenai keberadaan sejumlah goa kecil di dalam Goa Creme. Wisatawan tidak semata mendapat penjelasan geologis, tapi juga korelasi keberadaan goa-goa tersebut dengan kehidupan masyarakat sekitar yang, dalam beberapa hal, mengandung nilai mistik dan spiritual.

“Menurut cerita yang dituturkan dari mulut ke mulut para leluhur kami, di dalam Goa Creme inilah dahulu para Wali Sanga berkumpul, merundingkan rencana pembangunan mesjid agung pertama di tanah Jawa, yakni Mesjid Agung Demak,” ujar Daru (35) sang pemandu. “Cerita itu berkembang di masyarakat sini, untuk membuktikannya memang perlu penelitian lebih dalam lagi,” tambahnya.

Pengunjung mengambil "air zamzam" Goa Creme. (Foto: Hadiyan Rasyad)

Pengunjung mengambil “air zamzam” Goa Creme. (Foto: Hadiyan Rasyad)

 

Ada lagi cerita soal air zamzam Goa Creme. “Minggu lalu satu rombongan besar keluarga Tionghoa berkunjung ke sini. Si bapak mengajak keluarganya ramai-ramai kemari setelah sebelumnya ia sendiri datang untuk mengambil air zamzam ini. Penyakit katarak yang diderita si bapak itu sembuh setelah seminggu berturut-turut matanya dibasuh dengan air zamzam Goa Creme,” cerita Daru, sambil menyilakan kami untuk mencicipi air berkhasiat itu.

“Kenapa dinamakan air zamzam?”

“Itu untuk memudahkan penyebutannya saja. Sama sekali tidak ada kaitannya dengan air zamzam di Mekkah”.

Atraksi wisata susur goa biasanya berlangsung sekitar 90 menit, tergantung bagaimana wisatawan menyusurinya. Di beberapa titik, saya dan teman-teman yang berwisata ke sini sengaja diberi kesempatan oleh pemandu untuk berfoto sepuasnya. Keluwesan dan pelayanan pemandu ini memberi kepuasan pada kami sebagai wisatawan.

Biaya retribusi ke area Goa Creme adalah Rp3.000/orang, termasuk biaya asuransi sebesar  Rp275. Para wisatawan yang datang, baik secara individu maupun rombongan, wajib menggunakan jasa pemandu jika ingin susur goa. Biaya untuk satu orang pemandu adalah Rp50.000 (satu pemandu idealnya membawa maksimal 10 orang/rombongan). Sewa senter dikenakan biaya Rp5.000/buah.

“Gua udah ke sini enam kali, gak bosan-bosan, tapi tetap aja gak hafal jalurnya. Di dalam ada beberapa jalur bercabang gitu. Makanya harus tetap pakai pemandu. Kalau enggak nanti malah tersesat,” komentar Hadiyan, teman yang mengajak saya dan teman-teman lain berkunjung ke Goa Creme.

Petualangan susur Goa Creme berakhir di selatan bukit kapur. Selama menyusuri goa, saya dan teman-teman berjalan melawan arus. Kedalaman sungai bawah tanah Goa Creme sangat bervariatif. Mulai dari sebetis hingga seleher orang dewasa (±1,5 M). Demikian pula ketinggian langit-langitnya. Mulai dari ketinggian sekitar 7 meter hingga beberapa sentimeter dari permukaan air. Dengan demikian, selama menyusuri goa, selain berjalan sambil sesekali bisa berenang, ada kalanya kami mesti berjalan merunduk, berjongkok—karena langit-langit goa begitu menghimpit.

Wisatawan kembali ke titik awal lewat jalur darat—tidak mesti kembali menyusuri goa mengikuti arus sungai. Saat-saat inilah mata wisatawan kembali dimanjakan oleh lanskap pedesaan, lengkap dengan bentangan bukit dan hamparan kebun sayuran.

Rasa lelah dan lapar tentu akan datang sehabis Anda berpetualang menyusuri Goa Creme. Tidak usah khawatir, deretan warung dengan menu beragam siap memenuhi kebutuhan perut Anda. Fasilitas umum berupa toilet, mushola, juga sebuah ruang semacam aula dapat Anda gunakan secara cuma-cuma.

Jadi, kapan Anda akan berkunjung ke sana?[]

KOMENTAR

Reporter buruan.co. Menulis puisi dan esai. Kumpulan puisi pertamanya "Kartu Pos dari Banda Neira" (Penerbit Gambang, 2017).

You don't have permission to register