Fb. In. Tw.

Buruan Minum Teh

Siapa yang suka minum teh? Saya rasa semua suka minum teh.

Ada dua fakta unik mengenai teh di Indonesia. Teh pertama kali ditanam dalam sekala besar di daerah Wanayasa, Purwakarta dan di lereng Gunung Raung Banyuwangi. Dan, biji teh di perkebunan tersebut berasal dari Jepang, dibawa oleh Andreas Cleyer pada tahun 1684. Biji teh tersebut di tanam di Jakarta (Batavia) sebagai tanaman hias.

Informasi itu saya dapatkan ketika mengunjungi Pabrik Teh Orthodoks di daerah Perkebunan Teh Malabar, Pangalengan, Kabupaten Bandung (25/9/2014), dalam rangka outing bersama siswa dari Homeschooling Taman Sekar Bandung. Pabrik Teh Orthodoks Malabar itu sendiri didirikan oleh Karel Albert Rudolf Bosscha pada tahun 1896. Selama mengelola perkebunan teh, Bosscha sangat memperhatikan kesejahteraan rakyat.

Hasil Pabrik Teh Orthodoks Malabar, 90% di antaranya merupakan komoditi ekspor, hanya 10% saja yang dikonsumsi di dalam negeri. Teh yang dikonsumsi di dalam negeri itu pun adalah teh kualitas nomor tiga. Teh hijau dengan kualitas nomor tiga dijual dengan harga US $5/5 kilogram, sedangkan kualitas nomor satu seharga US $100 dollar/5 kilogram.

Jika dibandingkan, perbandingan kualitas dan harganya tentu sangat jauh sekali. Sangat ironis, dari hamparan perkebunan teh yang sangat luas itu, teh hijau dengan kualitas yang tinggi justru tidak dikonsumsi di negeri sendiri.

Mungkin, tidak ada pemodal yang mampu membeli teh kualitas nomor satu, atau memang permainan ekonomi. Yang jelas teh nomor satu dikonsumsi oleh negara Jepang dan Arab. Namun, jangan khawatir dan jangan risau, teh hijau kualitas nomor tiga juga tetap mengandung zat L-thianine yang dapat meningkatkan konsentrasi dan membuat perasaan tenang apabila diseduh dengan cara yang benar.[]

Sumber Foto: Bojes

KOMENTAR

Sekretaris Redaksi buruan.co. Lahir di Majalengka 14 Januari 1986. Kumpulan puisinya yang telah terbit "Lambung Padi" (2013). Pengelola Rumah Baca Taman Sekar Bandung.

You don't have permission to register