Fb. In. Tw.

Buka-Bukaan Rahasia Kuliah ke Luar Negeri di JBS

Jumat sore (3/7/2015), menjelang waktu buka puasa waktu Yogyakarta ada diskusi menarik di Kedai Jual Buku Sastra (JBS), Jalan Wijilan Gang Semangat No. 150, Yogyakarta. Diskusi tersebut merupakan bagian dari bedah buku “Jurus Kuliah Ke Luar Negeri” (JKLN)  yang diterbitkan oleh Inspira Book. Sesuai bukunya, Zulkhan Indra Putra (tim penulis JKLN) bersama Satia Pradana (Inspira Book) buka-bukaan rahasia kuliah ke luar negeri.

Zulkhan Indra Putra yang merupakan lulusan Jamia Millia Islamia New Delhi, India, menceritakan pengalamannya ketika pertama berangkat kuliah ke luar negeri dengan penuh semangat kepada para peserta. Di samping cerita suksesnya, ia juga menceritakan kisah “sedih” ketika pertama kali menginjakkan kaki di negeri penyair Rabindranath Tagore tersebut.

“Ketika pertama kali sampai di sana (India, red.) saya sempat kebingungan. Karena dua kontak yang saya punya tidak dapat dihubungi. Ternyata, dua kontak saya tersebut malah sedang pulang ke Indonesia. Akhirnya, saya harus bisa sampai ke universitas yang saya tuju dengan cara sendiri,” Zulkhan membuka ceritanya.

“Saya keluar dari bandara mencari angkutan umum untuk sampai ke kampus. Saya naik kendaraan semacam bajai di Jakarta. Saat itu hari sudah agak malam. Saya sampai kampus jam satu malam. Dan, ongkos kendaraan umumnya mahal sekali. Bekal saya untuk satu bulan jadi habis dalam satu malam,” peserta diskusi pun menyambut dengan tawa cerita “menyedihkan” Zulkhan itu.

Maksud Zulkhan menceritakan kisahnya itu adalah, bahwa ketika kita kuliah ke luar negeri mesti memiliki cukup informasi. Jangan hanya mengandalkan kontak yang dimiliki, supaya tidak ketergantungan. Zulkhan yang selama kuliah di India mendapatkan beasiswa, juga memberikan informasi beberapa lembaga donor yang memberikan beasiswa bagi pelajar Indonesia yang ingin kuliah di luar negeri.

Salah satu jurus yang dibagikan Zulkhan, yang juga pernah menjadi Ketua Perhmpinan Pelajar Indonesia (PPI) India 2008-2009, untuk mendapatkan beasiswa dari lembaga donor adalah, “Jangan mengkhawatirkan dulu soal biaya di luar negeri. Kita daftar dulu dan pastikan diterima di sebuah universitas di luar negeri. Lembaga donor seperti LPDP akan lebih mudah memberikan beasiswa jika kita sudah diterima di salah satu universitas di luar negeri,” ujarnya.

Sementara itu, Satia Pradana yang juga kuliah di India, menyampaikan mengenai persoalan budaya yang kerap menjadi persoalan sensitif bagi pelajar Indoensia yang kuliah di luar negeri. “Budaya di sini dan di luar negeri pastinya menjadi culture shock bagi setiap orang. Sehingga kita harus memahaminya,” tutur Satia.

Di samping itu, “Bagi anak baru yang kuliah di luar negeri, sebaiknya mau berkomunikasi dengan pelajar Indonesia yang sudah berada di sana. Selain menambah teman, ada juga hal lain yang bisa mengurangi pengeluaran. Kalau sudah akrab, kita bisa mendapatkan “warisan” barang-barang mahasiswa lama yang sudah lulus. Karena tidak mungkin mereka membawa semua barangnya pulang ke Indonesia,” lanjutnya.

Satu hal lagi yang penting dan jangan dilewatkan selama kuliah di luar negeri adalah memanfaatkan waktu. “Selama di luar negeri jangan sampai waktu kita hanya habis di kampus dan asrama saja. Bagi saya yang suka hal-hal baru, mumpung di luar negeri, mending dimanfaatkan sebaik-baiknya mumpung di sana,” pungkasnya.

Diskusi yang lebih cenderung berbagi pengalaman dan tips, yang dimulai sejak pukul tiga sore dan dihadiri peserta yang kebanyakan dari pelajar tersebut, diakhiri beberapa saat menjelang buka puasa. Saat adzan Maghrib berkumandang, pembicara dan peserta diskusi menikmati sajian takjil dan makanan buka puasa bersama dari Inspira Book dan JBS.

Buku JKLN ditulis lima pejalar Indonesia yang kuliah di luar negeri. Buku ini dilengkapi juga dengan DVD yang berisi 9 ebook, 219 video wawancara dan tips kuliah di luar negeri. Jika penasaran untuk mendapatkan buku  JKLN, teman-teman bisa mengakses situsweb penerbitnya, www.inspirabook.com.[]

KOMENTAR

Pendiri Buruan.co. Menulis puisi, esai, dan naskah drama. Buku kumpulan puisi pertamanya "Mengukur Jalan, Mengulur Waktu" (2015).

You don't have permission to register