BNE vol. 5, Semoga Meredam Budaya Temporal
BANDUNG NEW EMERGENCE volume 5 (BNE vol. 5)
Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) setiap dua tahun sekali menyelenggarakan program pameran regular bagi para perupa muda Bandung. Pameran tersebut dinamai Bandung New Emergence (BNE). Sebagai upaya memantau seni kontemporer Bandung, pameran ini terbilang unik sebab setiap volumenya menawarkan metode kuratorial yang berbeda-beda.
BNE vol. 5 hadir segar dengan karya-karya 10 perupa muda Bandung yang telah berproses panjang dalam masa kuratorial. Dosen filsafat cantik Mitha Budiarto dan kurator manis Sally Texania membimbing mereka pada proses berkarya yang berfokus pada stategi artistik. Metode kuratorial itu yang menjadi ciri khas BNE vol. 5.
Dilatarbelakangi oleh tarik menarik antara ruang berkesenian dengan area-area yang lebih ekspansif, batas-batas seni menjadi renggang dan lentur. Hal ini menginspirasi para kurator untuk tidak lagi membawa para seniman pada satu tema seperti pameran umumnya. Tapi para seniman diikat oleh pola artistik mereka. Hal ini memungkinkan mereka mengeksplorasi berbagai tema.
Sebagai fasilitator, para kurator memiliki peran ganda, yakni memfasilitasi metode berkarya seniman dan memfasilitasi pengunjung supaya memiliki relasi dengan karya-karya yang dipamerkan. Maka kepentingan pengetahuan terhadap proses penciptaan yang dibocorkan kepada pengunjung menjadi suatu ruang pameran yang lain.
Para seniman yang memajang karya pada pameran BNE vol. 5 kali ini antara lain Agus Novianto, Aulia Ibrahim Yeru, Bonggal Hutagalung, Eldwin Pradipta, Maharani Mancanagara, Mirfak Prabowo, Mulyana, Nurrachmat Widyasena, Resatio Adi Putra, Zaldy Armansyah.
Adapun agenda BNE vol. 5 dilaksanakan selama satu minggu dari tanggal 17 Oktober-9 November 2014. Diadakan pula ruang publik berupa Screening (penayangan proses berkarya dan kuratorial) pada Sabtu, 18 Oktober 2014 dan Curators’ and Artists’ Talks di hari Minggu 19 Oktober 2014. Diadakan pula lokakarya pengecoran bersama Conture Indonesia pada hari Sabtu, 8 November 2014 dan Lokakarya pemrograman bersama Agus Novianto dan Aulia Ibrahim Yeru pada hari Minggu, 9 November 2014.
Seperti dalam sambutannya, Pak Sunaryo menyampaikan kegelisahan seni rupa kontemporer terletak pada ruang percepatan yang tentu menciptakan budaya rupa yang temporal. Dengan hadirnya Bandung New Emergence volume 5 yang menghargai dan serius terhadap proses, semoga menjadi langkah nyata untuk meredam budaya temporal menuju perkembangan seni rupa yang mapan.[]
Sumber foto: Zulfa Nasrullah