Fb. In. Tw.

Bersepeda ke Tebing Keraton

Catatan Risma Nonk

 

(Foto: Dokumentasi Risma Nonk)

(Foto: Dokumentasi Risma Nonk)

Bagi warga Bandung, Tebing Keraton kini mungkin sudah tidak asing lagi. Objek wisata baru ini menyajikan pemandangan yang sangat menakjubkan. Dari tebing yang curam kita bisa menyaksikan keindahan pohon-pohon dari ketinggian. Intermezzo tentang Tebing Keratonnya cukup dulu ya.

Di Bandung aktivitas bersepeda sudah banyak diminati setelah Wali Kota Ridwan Kamil menganjurkan warganya untuk bersepeda di hari Jumat. Malah, tiap akhir pekan di salah satu ruas jalan kota Bandung jadi tempat untuk Car Free Day alias hari bebas kendaraan. Salahsatu pusat berkumpulnya pecinta sepeda adalah Taman Cikapayang, Dago .

Langsung aja kali ya saya bercerita tentang pengalaman saya dan teman-teman bersepeda ke Tebing Keraton beberapa minggu yang lalu.

Awalnya, niat kami hanya bersepeda sampai Taman Cikapayang. Namun, salahsatu dari teman saya bilang ada trek bersepeda yang lumayan menguras tenaga tapi bisa terbayar dengan pemandangan yang sangat indah.

Kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Tebing Keraton di daerah Dago Atas. Perjalanan yang sangat melelahkan, banyak tanjakan menuju tempat tersebut, sampai ada bapak-bapak yang ternyata dari belakang bebarengan berkata, “Neng, meni matador.”

Bingung kan maksudnya apa bapak itu bilang ‘matador’, dan ternyata itu adalah singkatan dari Manggih Tanjakan Dorong (ketemu tanjakan dorong). Lucu juga ya.

Skip. Skip.

(Foto: Dokumentasi Risma Nonk)

(Foto: Dokumentasi Risma Nonk)

Kami melewati Jalan Tubagus Ismail terus menuju Dago Pakar. Sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan alam yang sangat sejuk, jauh dari hiruk pikuk kendaraan. Ya, meskipun ada beberapa kendaraan yang lewat.

Sampailah kami di tempat peristirahatan yang bernama “Waroeng Bandrek” bagi bikers mungkin warung ini sudah terkenal. Kami beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke Tebing Karaton.

Di Waroeng Bandrek kita bisa makan dulu atau mungkin cuman istirahat dan lenjeh-lenjeh menghilangkan rasa capek yang teramat sangat.

Ok, setelah lumayan cukup beristirahat, kami lanjutkan perjalanan ke Tebing Keraton. Informasi, dari Waroeng Bandrek ke Tebing Keraton tinggal beberapa kilometer. Kira-kira 2km lagi, lumayan jauh juga sih buat biker newbie sepertia saya. Hehe.

Meskipun sudah sangat capek kami tetap bersemangat nge-gowes sepeda hingga titik keringat penghabisan. Pada akhirnya kami sampai ke  tempat yang dituju dengan selamat. Soalnya trek yang kami lalui waktu itu masih bebatuan. Bagi pemula seperti saya cukup memacu andrenalin.

Untuk masuk ke kawasan Tebing Keraton dikenakan tiket sebesar Rp 11.000, dan sepeda kami bawa ke dalam karena belum ada parkiran khusus sepeda.

Di puncak Tebing Keraton kami menikmati pemandangan yang sangat asri. Tebing yang curam, pohon-pohon yang hijau, dan udara yang sejuk membuat kami semua enggan untuk meninggalkan tempat ini.

Beberapa jam kami beristirahat di bawah pohon sambil tiduran. Jam dua siang kami baru melanjutkan perjalanan, pulang.

Sekian cerita pengalaman saya ketika bersepeda ke tebing keraton bandung. Terima kasih.

Catatan: Hati-hati jika berfoto di pinggir Tebing Keraton, karena pengamanan yang kurang, cuma pembatas kayu, itu pun kayunya sudah goyang-goyang.[]

Sumber foto: Dokumentasi Risma Nonk

 

KOMENTAR

Media untuk Berbagi Kajian dan Apresiasi.

You don't have permission to register