Bandung Lautan Selfie
Bandung yang terkenal dengan sebutan “Bandung Lautan Api”, sekarang sepertinya lebih cocok menyandang julukan baru “Bandung Lautan Selfie”. Terlebih menjelang peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) dua bulan lalu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tampak berusaha keras mempercantik kotanya. Alhasil, sejumlah ruas jalan yang langsung-tak langsung punya hubungan historis dengan peristiwa KAA dipoles sedemikian rupa agar terlihat indah dan mempesona. Berikut penjelasannya.
Jalan Asia-Afrika
Jalan yang membentang melewati kawasan Alun-alun Bandung ini dihiasi deretan batu berbentuk bola bertuliskan nama-nama negara peserta KAA. Batu-batu ini menjadi objek foto yang sangat diminati orang-orang. Umumnya, mereka berfoto dengan pose sedang duduk di batu-batu tersebut. Hal demikian cukup membahayakan, karena batunya mudah goyang, jika sedang sial ada kemungkinan bisa menggelinding ke jalan. Lebih baik bisa menahan diri dari godaan selfie di atas batu ketimbang malah merusak apa yang sudah Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung upayakan demi memperindah wajah kota.
Selain deretan batu-batu, penikmat fotografi juga dimanjakan dengan banyaknya baligo dan poster dengan gambar para tokoh penggagas KAA. Desain poster dan baligo tersebut juga unik dengan desain retro yang lagi nge-hits. Baligo dengan tokoh Ir.Soekarno dan tokoh KAA lainnya cukup banyak diburu warga untuk diambil gambarnya.
Selain itu, di dekat Alun–alun Kota Bandung terdapat sebuah monumen baru yang dibuat khusus dalam rangka perhelatan KAA. Monumen tersebut berisi nama-nama negara peserta KAA dengan sebuah globe besar berwana hitam dan emas di atasnya. Sebelum dan sesudah perayaan 60 tahun KAA berlangsung, monumen ini dipadati warga yang ingin berfoto. Antusiasme warga yang membludak, membuat monument ini mengalami kerusakan dan hingga harus diperbaiki.
Jalan Braga
Jalan yang membentang dari persimpangan Gedung Merdeka di Jalan Asia-Afrika ini sudah memancarkan pesonanya sejak zaman Belanda. Sebagai jalur elit di masa kolonial, Jalan Braga merupakan tempat nongkrongnya para bangsawan Eropa. Jalan ini mendapat perlakuan istimewa dari Pemkot Bandung bahkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
Di sepanjang Jalan Braga dengan mudah kita dapat melihat para turis lokal dan mancanegara tengah berfoto ria. Meski sudah banyak yang beralihfungsi, jalan ini masih dipadati bangunan khas peninggalan Belanda dengan desain artdeco.
Kini, dengan diperbaikinya trotoar dan disediakannya bangku-bangku cantik serta lampu-lampu bermotif klasik, “rasa Eropa” di Jalan Braga semakin kental saja. Tak heran jika kini makin banyak orang mengambil foto pre-wedding di jalan yang juga terkesan sebagai etalase lukisan ini.
Jalan Cikapundung Timur
Sungai Cikapundung yang mengalir-melintasi Jalan Asia-Afika pernah menjadi sumber kehidupan di masa lampau. Di sebelah Gedung Merdeka, tepatnya di Jalan Cikapundung Timur, kini ada daya tarik wisata baru bagi wisatawan dan warga Bandung. Jalan ini ditutup bagi pengendara kendaraan bermotor, dan diberi hiasan berupa gambar dan replika para tokoh yang punya kaitan kuat dengan KAA.
Selain gambar dan replika tokoh-tokoh KAA, ada pula replika Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Dedy Mizwar, serta Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan wakilnya. Replika ini seakan berdiri menyambut para pengunjung dan tamu yang datang ke Bandung memperingati 60 tahun KAA.
Banyak sekali warga yang berfoto dan mengurumuni deretan replika ini. Khusus replika Ridwan Kamil, itu menjadi replika favorit kaum wanita. Mereka rela antri berdesak-desakan menunggu giliran berfoto dan selfie. Banyaknya kerumunan warga di sekitar jalan ini selalu menyebabkan kemacetan
Selain itu, di sebelah utara Jalan Cikapundung Timur sekarang dibangun Taman Air Mancur. Air itu dinyalakan pada jam-jam tertentu. Biasanya sehabis Isya. Jika air mancur menyala—dihiasi lampu warna-warni—orang-orang pun mendekat mengambil foto. Saat-saat air mancur menyala, suasana di sekitar itu diramaikan pula dengan alunan musik lagu-lagu perjuangan.
Masih di dalam area Taman Air Mancur, kita dapat melihat banyaknya deretan kursi dan meja berwarna merah, yang cocok jika digunakan untuk makan bersama teman dan keluarga sambil menikmati suasana di sekitar Sungai Cikapundung. Taman Air Mancur Cikapundung ini diresmikan setelah acara puncak peringatan 60 tahun KAA. Agar dibilang “kekinian” jangan lewatkan momen selfie di tempat ini.
Penjara Banceuy
Penjara Banceuy sudah sejak lama dikenal, terlebih saat Soekarno dipenjara di kawasan ini, tepatnya di sel No 5. Namun, pemeliharaan bangunan bersejarah ini kurang terawat. Saya pernah berkunjung ke tempat ini pada tahun 2010 namun kondisinya sangat memprihatinkan. Di cagar heritage yang seharusnya dilestarikan malah banyak sampah dan bau tidak sedap, lalat-lalat pun beterbangan di mana-mana.
Tapi kini tidak lagi demikian. Revitalisasi penjara Banceuy dilakukan oleh Pemkot Bandung. Ketika terakhir kali saya berkunjung ke sana proses perbaikan dan revitalisasi masih dilakukan di beberapa titik. Tapi secara keseluruhan keadaannya sudah lebih rapi dan bersih.
Kini kita bisa lebih “melek” sejarah karena di petilasan penjara Banceuy ini terdapat wallpaper dengan penjelasan dan potret-potret sejarah yang terkait dengannya, misal penjelasan saat Soekarno dijebloskan ke penjara Banceuy hingga akhirnya memaparkan sebuah pledoi monumental terhadap Belanda di Gedung Landraad (kini Gedung Indonesia Menggugat).
Selain itu, di belakang sel No. 5 kini terdapat patung Soekarno sedang duduk dengan buku dan pena di tangannya. Patung itu menunjukkan bahwa meskipun Sang Proklamator di penjara tetapi perjuangannya untuk Indonesia terus berlanjut. Penjara Banceuy kini sudah tertata lebih indah. Kita tinggal menjaganya agar tidak terbengkalai lagi.[]