Fb. In. Tw.

Baca Puisi bagi Manda

Suasana sehabis makan siang di Hotel Panorama Lembang (23/8/2015), sekumpulan remaja bersenda gurau di sebuah meja kayu. Piring dan gelas sudah kosong, dan wajah-wajah mereka tampak akrab dan bersemangat.

Mereka adalah para juara dari berbagai cabang lomba untuk selanjutnya berlomba mewakli Jawa Barat dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) di Palembang 23-29 Agustus 2015. Di kerumunan remaja yang bersemangat itu, ada gadis dengan tawa paling riang, gerak-geriknya lincah dan antusias. Dialah Alamanda Denia Alberina (17th), gadis Lembang yang biasa dipanggil Manda ini adalah perwakilan Jawa Barat untuk Lomba Baca Puisi FLS2N.

Saya pun mengajak Manda untuk berbagi kisah tentang proses latihan dan pertemuannya dengan puisi. Ketika ditanya sejak kapan menyukai puisi, dengan suaranya yang nyaring Manda menjawab, “Rame kayaknya kalau bisa baca puisi di depan umum. Terus aku ikutan audisi di sekolah untuk Lomba Piala Rendra yang di adain UPI, tapi aku gak lolos. Karena suara aku masih kecil banget waktu itu.” Tapi kegagalan bukan halangan bagi Manda mencoba lagi dan semakin mendalami pembacaan puisi.

Manda (kiri) bersama Rangga (pelatih, dan Ibu Ai Koraliati (pembina) menjelang keberangkatan ke Palembang. (Foto: Zulfa)

Manda (kiri) bersama Rangga (pelatih, dan Ibu Ai Koraliati (pembina) menjelang keberangkatan ke Palembang. (Foto: Zulfa)

Pelatih Manda, Rangga Rahadian Diaguna memaparkan bahwa Manda berlatih dari dasar hingga akhirnya bisa seperti sekarang. “Dia cerdas, mudah menerima masukan, seperti tanah liat, mudah dibentuk seperti apapun. Bisa nangis sambil tertawa dalam waktu bersamaan,” begitu jelas Rangga sambil tertawa.

Hal paling berharga bagi Manda adalah proses. Ia pernah memiliki angggapan bahwa membaca puisi itu adalah urusan sepele. Namun, setelah bergabung dengan Saung Sastra Lembang, gadis yang bercita-cita menjadi artis dan pegawai kantoran ini merasa membaca puisi bukan persoalan teknik semata, tapi ada pendalaman di dalamnya. “Aku percaya kalau proses yang baik akan menghasilkan hasil yang baik pula,” Manda menegaskan dengan semangatnya yang khas.

Manda mulai aktif berteater sejak duduk di kelas 11, SMAN 1 Lembang. Ia mengikuti Saung Sastra Lembang binaan Ibu Ai Koraliati dan Bapak Hadi AKS. Dua pengarang Sunda tersebut membimbing anak-anak sehingga pada perhelatan FLS2N empat tahun ke belakang.

Saung Sastra Lembang pernah berhasil menjuarai kategori teater di kancah nasional.  Kini mata lomba teater dihapuskan, dan Saung Sastra Lembang SMAN 1 Lembang mewakili Jawa Barat untuk kategori pembacaan puisi.

Manda akan membacakan puisi “Tanah Air Mata” karya Sutardji C.B. pada babak penyisihan, dan jika masuk final Manda telah siap membacakan “Manusia Pertama di Angkasa Luar” karya Subagio Sastrowardoyo. Ketika ditanya tentang puisi mana yang paling sulit, Manda menjawab, “Puisi Tanah Air Mata lebih sulit. Butuh pendalaman yang lebih.”

Lomba Baca Puisi FLS2N kali ini adalah lomba tingkat nasional pertama yang diikuti oleh Manda, dan lomba kategori pembacaan puisi pertama bagi Saung Sastra lembang.

Semoga Manda dan peserta lainnya yang mengikuti FLS2N sukses, dan tak berhenti membaca puisi setelah lomba selesai. Tabik![]

KOMENTAR

Zulfa Nasrulloh, pegiat dan pemerhati sastra dan seni pertunjukan. Mendirikan media alternatif Majalaya ID. Masih lajang.

You don't have permission to register