
Antri Demi GEM Car
Beginilah pemandangan setiap pagi di depan asrama kampus Universitas Mae Fah Luang, Chiang Rai, Thailand. Setiap hari, pada jam 08.00-09.00 pagi waktu Chiang Rai, mahasiswa, staf, dan pengajar yang tidak punya kendaraan pribadi, antri menunggu mobil listrik yang siap mengangkut kami ke tempat kuliah juga kantor. Pada jam-jam tersebut memang waktu yang padat, sehingga dengan segala kebesaran hati, kami harus rela berdiri berbaris seperti bebek.
Masyarakat di sini—komunitas pengguna mobil listrik—menyebut kendaraan umum itu dengan “GEM Car”. Kemungkinan besar GEM Car adalah singkatan dari General Electric Mobile. Sebutan lain untuk mobil ini adalah “EVT”, maaf untuk singkatan dari EVT saya belum tahu. Mereka, biasa pula menyebut angkutan publik ini dengan Green Car, mungkin karena bahan bakar mobil ini tidak menggunakan bensin.
Tentu ada alasan mengapa saya membahas foto ini ke dalam secuil tulisan, yaitu tentang ketertiban dan kedisiplinan. Kamu bisa melihat mereka antri dengan rapi, tidak bergerombol. Setiap orang yang baru datang, dengan sadar segera menempatkan diri di barisan terakhir. Bilamana GEM Car (mobil listrik) datang, barisan paling depan akan naik, setelah sebelumnya mendekapkan tangan dan mengucap terima kasih kepada Pak Supir.
Antrian tetap tertib. Barisan di belakangnya perlahan maju, jika masih ada tempat kosong di GEM Car, berarti itu rejeki mereka. Yang perlu dicatat di sini adalah, mau “cakep” atau tidak (laki-laki atau perempuan), mereka tidak berusaha untuk memelas agar didahulukan naik angkutan tersebut.
Pendek kata, mereka sadar bahwa semua orang membutuhkan jasa angkutan tersebut, jadi tidak ada satupun yang merasa lebih istimewa. Jika ingin lebih cepat, biasanya mereka akan memanggil teman mereka yang punya motor atau mobil untuk menjemput mereka, bukannya galau atau manyun karena tidak kebagian tempat di GEM Car.
Saya pikir tidak adil kalau hanya menampilkan foto antrian mahasiswa dan staf atau pengajar yang tidak atau belum punya kendaraan pribadi di dalam tulisan ini. Tetapi harap Anda sabar dulu, karena saya masih ingin bercerita tentang mobil tersebut.
GEM Car mampu menampung 14 orang, tentu saja Pak Supir ada dalam hitungan tersebut, jadi jumlah penumpang yang bisa ditampung adalah 13 orang. Setiap baris kursi bisa ditempati oleh tiga penumpang, kecuali baris di samping Pak Supir yang hanya bisa ditempati satu penumpang.
Penting untuk diingat, mereka tidak memaksakan diri untuk duduk, jika setiap baris kursi sudah terisi oleh tiga orang penumpang. Hal itu berlaku bagi yang berbadan kecil juga yang berbadan tidak lebih kecil. Mereka memilih menunggu GEM Car berikutnya. Nah, rupanya ini yang mereka tunggu….
Demikian catatan saya di kala senggang mengenai kendaraan umum di kampus Universitas Mae Fah Luang. Sampai ketemu dengan catatan lainnya ya. Salam.[]
Sumber Foto: Yussak Anugrah
Sorry, the comment form is closed at this time.
Dena Murdayanti
pengalaman saya, biasanya klo masih ada tempat duduk kosong tersisa satu atau dua, biasanya penumpang laki-laki mempersilahkan perempuan untuk naik duluan walaupun laki-laki berada di urutan antrian paling depan, ato terkadang mereka enggan naek jika jumlah bangku yg tersisa tidak mencukupi untuk mereka yg ingin naik berbarengan.. kita yg berada di barisan belakang boleh meminta untuk naik duluan jika dalam keadaan terburu-buru.