Fb. In. Tw.

AADC? 2: Ikon Kisah Cinta Generasi Y

Film Ada Apa Dengan Cinta? yang lebih populer dengan judul AADC? telah menjadi ikon bagi remaja di tanah air sejak dirilis perdana pada tahun 2002. Tidak heran jika film ini dinantikan kelanjutannya selama lebih kurang 14 tahun.

Bahkan setelah 14 tahun film ini memiliki tempat tersendiri bagi para penonton di tanah air. Hal ini dapat dilihat dari sejak rilis perdana pada tanggal 28 April 2016 terjadi antrean panjang pemesanan tiket film tersebut di bioskop-bioskop. Panjangnya antrean tersebut mengakibatkan pihak bioskop setanah air dan produser menambah layar untuk menayangkannya.

Meski penayangan perdana film AADC? 2 terjadi sehari setelah penayangan perdana film Captain America: Civil War, tak menyurutkan optimisme Mira Lesmana sebagai produser film AADC? 2 akan meraih sukses. Kesuksesan ini tidak hanya di tanah air tapi juga hingga di Malaysia dan Brunai Darussalam. Optimisme tumbuh karena film ini memiliki tempat khusus bagi penggemarnya yang telah menanti selama 14 tahun.

Sebagai ikon kisah cinta remaja, AADC? menggantikan ikon sebelumnya, yaitu film Gita Cita dari SMA yang tayang pada tahun 1979 dan dibintangi oleh bintang remaja saat itu, Rano Karno (Galih) serta Yessi Gusman (Ratna). Dengan kisah yang hampir sama, mengisahkan tentang cinta dua remaja pada jaman SMA, film ini sempat menjadi icon bagi generasi X.

Film yang disutradari oleh Arizal tersebut mampu mengambil hati penonton pada saat itu. Mengisahkan tentang Galih yang jatuh cinta pada Ratna namun ditentang oleh keluarga Ratna. Hingga pada akhirnya Ratna dijodohkan dengan seorang mahasiswa UGM. Karena perjodohan ini kisah cinta mereka pun dipaksa putus, namun keduanya kerap kali masih menjalin hubungan diam-diam. Meski begitu, tetap saja pada akhirnya kisah mereka benar-benar berakhir karena Ratna harus melanjutkan pendidikan kuliah di Yogyakarta.

Persamaan kedua film, AADC? dan Gita Cinta Dari SMA selain kisah cinta remaja SMA juga dialog-dialog dan ungkapan-ungkapan puitis yang disajikan. AADC? tentu saja lebiih kental memang, karena menjadikan sastra dan seni menjadi bagian dari film tersebut. Hal ini selain karena sang penulis skenario adalah seorang cerpenis, Jujur Prananto, ditambah lagi dengan untaian-untaian puisi dari Chairil Anwar pada AADC? (2002), Pablo Neruda, dan M. Aan Mansyur pada AADC? 2. Bahkan pada AADC? (2002) buku Aku karya Sumandjaja menjadi buku bacaan pemeran utama, Rangga (Nicholas Saputra).

AADC? 2
AADC? 2 menjadi kelanjutan dari AADC? (2002). Kisah ini melanjutkan kisah cinta antara Rangga dan Cinta (Dian Sastro). Setelah Rangga pergi ke New York dan meninggalkan Cinta di Jakarta, hubungan mereka jalin melalui surat menyurat. Dalam AADC? 2 dikisahkan bahwa mereka sempat bertemu kembali pada tahun 2005 saat Cinta tengah berlibur bersama keluarganya ke New York.

Namun pertemuan tersebut menjadi awal putusnya hubungan mereka setelah ayah Cinta meminta Rangga segera menyelesaikan kuliahnya di New York dan kembali ke Indonesia untuk bekerja dan melamar Cinta secepatnya. Sementara pada saat itu kondisi Rangga sedang tidak stabil akibat ditinggal oleh ayahnya. Kuliahnya sedang berantakan dan bahkan ia terpaksa bekerja serabutan untuk membiayai kuliahnya.

Dalam kondisi tersebut, akhirnya Rangga memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Cinta. Melalui surat, Rangga memutuskan hubungan mereka, karena ia tidak mau melihat Cinta terlalu lama menunggunya.

Setelah 10 tahun perpisahan, mereka melanjutkan perjalanan hidup masing-masing. Rangga setelah lulus kuliah di New York menjalankan bisnis kedai kopi bersama dua orang temannya. Sementara Cinta mengelola sebuah galeri seni di Jakarta.

Pada suatu hari, Cinta harus menghadiri sebuah pameran seni lukis dan instalasi karya Eko Nugroho di Yogyakarta. Untuk menemaninya selama di Yogyakarta, maka Cinta mengajak sahabat-sahabatnya, Karmen (Adinia Wirasti), Maura (Titi Kamal), dan Milly (Sissy Priscillia) sekaligus untuk reuni.

Di lain tempat, di New York, Rangga secara tiba-tiba dikunjungi adik tirinya yang mengabarkan kondisi ibu mereka tengah sakit dan ingin bertemu Rangga. Adiknya meminta Rangga berkunjung ke Yogyakarta. Meski pada awalnya ia menolak, namun pada akhirnya ia memutuskan untuk menemui ibunya di Yogyakarta.

Di Yogyakarta mereka dipertemukan kembali dengan sedikit bantuan Karmen yang telah menyusun rencana pertemuan dengan tujuan agar masalah mereka sebelumnya dapat diselesaikan. Pada pertemuan sehari semalam tersebut mereka membicarakan hal-hal mengenai hubungan mereka sebelumnya termasuk alasan Rangga memutuskan hubungan. Ternyata diam-diam selama pertemuan, mereka masih menyimpan hati dan perasaan.

Setelah pertemuan di Yogyakarta, sehari sebelum Rangga kembali ke New York, dia mengajak Cinta bertemu kembali untuk terakhir kalinya. Di Jakarta, Rangga mengunjungi Cinta di galerinya dan mengungkapkan keinginannya untuk menjalin hubungan kembali dengan Cinta.

Namun Cinta hanya menganggap Rangga sebagai teman, karena saat itu dia telah bertunangan dengan Tryan (Ario Bayu). Meski demikian, sesungguhnya dalam hati Cinta masih mencintai Rangga. Pada pertemuan terakhir ini Rangga yang dikatakan oleh Tryan sebagai legenda berpapasan dengannya saat keluar dari galeri.

Akhir cerita setelah pertemuan terakhir di galeri, Cinta memutuskan menyusul dan menemui Rangga di New York untuk mengungkapkan perasaannya. Pada pertemuan di New York mereka saling mengungkapakan perasaan meraka yang sebenarnya, bahwa mereka sesungguhnya masih saling mencintai.

Lebih Dewasa
Generasi Y merupakan generasi yang memiliki beberapa ciri, seperti egosentris, individualisme yang sangat tinggi, dan gampang bosan. Secara politis, gen Y juga cenderung tak mau terlalu ambil pusing, meski mereka pada umumnya mempunyai toleransi yang tinggi. Penampilan kasual dan santai menjadi ciri khas, sehingga kesan serius pun jarang muncul.

AADC? merupakan representasi dari kehidupan generasi Y. Meskipun sebagai icon kisah cinta generasi Y yang cenderung meluap-luap, namun AADC? 2 telah mereformasi ceritanya mengalir begitu sederhana dan lebih dewasa. Selain pembawaan dari karakter tokoh-tokohnya yang telah dewasa dan mapan, gaya tutur dan latar tempat pada film ini menjadi daya tarik yang kuat dibandingkan pada AADC?.

Jika pada AADC? latar tempatnya agak monoton, maka pada pada AADC? 2 latar tempat menjadi daya tarik dan seolah-olah sekaligus menjadi media promosi pariwisata Indonesia dengan menampilkan beberapa pesona tempat-tempat wisata di daerah Yogyakarta. Selain itu, kutipan-kutipan puitis dalam AADC? 2 lebih banyak, ditambah dengan alunan musik dan lagu yang begitu pas.

Alur ceritanya berubah cukup drastis menjadi drama romantis komedi. Drama-drama percintaan disajikan begitu singkat, padat, dan menarik. Tukilan-tukilan komedi menjadi bumbu yang gurih pada beberapa bagian cerita, sehingga terasa lebih segar. Selain masih mempertahankan keluguan Milly dengan ciri khasnya yang polos, pada AADC? 2 juga karakter Cinta menjadi lebih terlihat sangat perempuan dengan segala tingkah lakunya yang sedikit manja dan malu-malu. Dengan penyajian seperti itu konflik yang terjadi antara Rangga dan Cinta sedikit berkurang.

Kekuatan lainnya pada film ini adalah dialog-dialognya yang puitis dan sederhana namun menyimpan pesan yang cukup dalam. Yang lebih mengesankan lagi adalah penggunaan bahasa Indonesia yang baku namun tidak kaku pada dialog-dialog antara Rangga dan Cinta. Bukan tidak mungkin suatu saat kutipan-kutipan dialog dalam film ini akan menjadi trend.

Namun sayang, pada akhir film terkesan dipaksakan untuk mengakhiri ceritanya. Terdapat celah kosong diantara peristiwa setelah pertemuan kedua antara Rangga dan Cinta di Jakarta dengan tiba-tiba saja kedatangan Cinta ke New York menemui Rangga di kedai kopinya. Ada mata rantai cerita yang lenyap diantara dua peristiwa tersebut. Sehingga terkesan dipaksakan berakhir untuk memotong durasi film yang cukup panjang. Meski begitu, film ini layak ditonton. Terutama bagi Anda yang ingin bernostalgia masa-masa SMA dan menyelesaikan rasa penasaran akan kelanjutan AADC?.[]

Judul: Ada Apa Dengan Cinta? 2 (AADC? 2)
Sutradara: Riri Riza
Produser: Mira Lesmana
Penulis Skenario: Mira Lesmana, Prima Rusdi
Pemain: Nicholas Saputra, Dian Sastrowardoyo, Adinia Wirasti, Titi Kamal
Genre Film: Drama Romantis
Durasi: 124 menit
Tanggal Rilis: 28 April 2016 (Indonesia, Malaysia, Brunei Darusalam)
Produksi: Legacy Pictures dan Miles Films
Bahasa: Indonesia

KOMENTAR

Pengajar di Sekolah Madania, Telaga Kahuripan, Parung, Kab. Bogor.

Comments
  • Zulfa Nasrulloh

    aduh keduluan. dan kayaknya walaupun aku nonton, aku ga bakalan nulis ulasannya. sudah sangat keren disampaikan oleh kang Anreww.. haha sampe deg degan bacanya.. gila. resensi ini mampu membawa orang yang belum nonton kayak saya, makin penasaran!

    3 Mei 2016
  • lukman

    lancar dan asyik tulisan resensi aadc2 ini.Hebat ya guru bahasa indonesia yang satu ini.

    3 Mei 2016

Sorry, the comment form is closed at this time.

You don't have permission to register