Festival Indonesia Menggugat: Diskusi “Gerakan Sosial Kebangsaan”
Gerakan sosial memiliki peranan yang besar dalam sejarah kebangsaan kita. Gerakan-gerakan perlawanan di awal abad ke-20 telah membebaskan bangsa kita dari kungkungan kolonial menuju kemerdekaan bangsa Indonesia. Setelah merdeka, gerakan-gerakan sosial di berbagai sektor tak lantas berhenti begitu saja. Gerakan sosial terus ada, berkembang, dan melakukan perlawanan, selama ketimpangan sosial dan penindasan belum hilang.
Orde Baru yang berkuasa selama 32 tahun merupakan rezim kekuasaan yang sangat mendominasi. Rezim yang tidak demokratik, represif, militeristik dan melakukan pembangunan secara masif tanpa pertimbangan dampak terhadap rakyat dan lingkungan itu kemudian membentuk dinamika gerakan sosial pada masanya. Gerakan-gerakan baik teroganisir maupun spontan tumbuh di mana-mana. Pada masa Orde Baru, gerakan sosial cenderung menitikberatkan kritik kepada pemerintah yang sedang berkuasa. Dan kita tahu, gerakan sosial saat itu telah memberikan sumbangsih besar pada kita yaitu reformasi.
Akan tetapi, setelah tercapainya reformasi, ketimpangan-ketimpangan di berbagai aspek masih saja menjadi masalah yang belum rampung. Pembangunan yang cenderung neo-liberal, yang melahirkan penggusuran di kota, di tanah-tanah pertanian penduduk desa, pengupahan buruh yang tidak adil, juga komersialisasi pendidikan justru menjadikan rakyat lagi-lagi sebagai korban.
Di zaman reformasi yang telah berjalan selama 18 belas tahun ini, bagaimanakah gerakan sosial saat ini memusatkan pikiran dan arah pergerakan mereka? Dampak apakah yang disebabkan Orba sebagai rezim yang telah lama berkuasa, reformasi dengan segala kebijakannya sekarang ini, pada gerakan sosial, seperti: gerakan buruh, nelayan, mahasiswa, petani, miskin kota, lingkungan, dan perempuan?
Diskusi bertajuk “Gerakan Sosial Kebangsaan” ini akan digelar pada tanggal 20 Mei 2016 pukul 15.15 – 17.15 WIB. Pembicara sesi diskusi kali ini, dengan merepresentasikan gerakan dari berbagai sektor, adalah Hermawan (Konfederasi Serikat Nasional) yang akan membincangkan gerakan dari perspektif buruh, Dewi Kartika (Konsorsium Pembaharuan Agraria) yang membincangkan gerakan sosial agraria, dan Ari Lamonjong (Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional) yang membincangkan gerakan mahasiswa yang cenderung mundur beberapa tahun ini. Diskusi akan dimoderatori oleh Barra Pravda dari komunitas Rumah Dialektika.[]