Fb. In. Tw.

Menari Saman di Melbourne

Barangkali hidup adalah seperti kita merayakan peristiwa setiap harinya. Itulah yang saya rasakan. Betapa bahagianya saya dapat bergabung dengan komunitas orang Indonesia di Australia. Mereka namai dirinya Bhinneka. Ya, Bhinneka adalah komunitas warga Indonesia di Melbourne. Bhinneka mempunyai kegiatan yang berbasis pada tarian tradisional Indonesia. Di antara tarian yang pernah dipentaskan Bhinneka yaitu Saman, Pasambahan, Rantak, dan Piring Tarian.

Di Bhinneka saya mengenal banyak orang Indonesia. Pada akhir Maret 2016 lalu saya diberi kesempatan untuk menari tradisional: Saman. Awalnya saya pikir tidak akan mampu. Mengingat gerakan Saman yang banyak variasinya dan cukup rumit. Ditambah waktu untuk latihan bersamaan dengan jadwal mengajar. Akan tetapi saya cukup beruntung waktu tampilnya bersamaan dengan liburan Term 1 di sekolah. Saya bisa latihan dan tampil menari, yes!

Bersama teman dari LAP (Language Assistant Program) program yang tengah saya laksanakan di Australia ini kami mendapat kesempatan untuk tampil di dua kegiatan sekaligus.  Kegiatan pertama bernama Piers Festival 2016 dan satu lagi Halal Expo 2016 Australia.

Suasana pengunjung Piers Festival 2016 di Melbourne Australia.

Suasana pengunjung Piers Festival 2016 di Melbourne Australia.

 

Piers Festival 2016 merupakan kegiatan Multicultural Arts Victoria (MAV) yang telah berlangsung lebih dari empat dekade. Kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan di Australia yang paling penting untuk penemuan, pengembangan, dan promosi budaya serta bahasa yang berbeda. Juga menjadi ajang pertunjukan seni kontemporer, warisan, dan ekspresi budaya.

Lebih dari satu juta peserta terlibat dalam program MAV yang mencakup inisiatif jangka panjang untuk pengembangan karier dan peningkatan kapasitas kreatif. Di dalamnya tergabung lebih dari 2.000 seniman dan 500 masyarakat dari berbagai latar belakang.

MAV sebagai sebuah organisasi juga menawarkan keahlian dalam pengembangan penonton, keterlibatan masyarakat, dan keunggulan artistik.

Kegiatan di Piers Festival 2016 tidak berlangsung lama. Kami tampil pukul 13.00 waktu Melbourne. Setelah tampil kami melaksanakan workshop dengan penonton. Saya begitu bahagia melihat antusiasme penonton. Mereka senang dan mau terlibat dalam workshop yang kami gelar meski hanya sebentar.

Usai menari kami kembali ke Gubuk Indonesia. Gubuk Indonesia adalah salah satu stand Indonesia yang di dalamnya terdapat berbagai hal tentang Indonesia. Ada permainan tradisional, batik dari berbagai daerah di Indonesia, ada pula makanan khas Indonesia yang disajikan. Makanan seperti bika ambon dan bolu pandan khas Surabaya menjadi santapan yang pas setelah tampil menari.

Banyak yang tertarik mengunjungi stand tersebut. Banyak yang meminta untuk foto bersama kami. Saya pikir mungkin karena melihat pakaian kami yang unik serta cantik. Pakaian yang tidak akan ditemukan di Australia.

Selesai beristirahat di Gubuk Indonesia, kami bersiap-siap menuju Halal Expo 2016 Australia. Kegiatan tersebut berlokasi di Melbourne Showground. Kegiatan yang berlokasi di Melbourne ini merupakan kegiatan perdana dari seluruh kegiatan Halal Expo yang akan digelar di Australia. Secara berurutan setelah dari Melbourne akan digelar juga Halal Expo di Fairfield Showground dan Fairfield New South Wales.

Kegiatan Halal Expo bertujuan untuk menyebarkan kesadaran tentang pentingnya makanan halal, produk dan jasa, serta upaya menjalin silaturahmi anggota komunitas Muslim di Australia. Halal Expo juga untuk memberikan pengalaman dan berbagi informasi serta pengetahuan yang jelas mengenai makanan halal. Sebagian besar yang datang adalah Muslim. Beberapa pengunjung tampak mengenakan penutup kepala dan pakaian panjang. Lagu-lagu berirama padang pasir semakin mengakrabkan satu sama lain. Kegiatan di sini lebih ramai dan padat pengunjung daripada kegiatan Piers Festival.

Kami tampil pukul 17.00 waktu setempat. Sebelum tampil kami sempat berlatih di belakang panggung. Usai berlatih, giliran kami tampil di panggung. Sebagai penari pemula, melihat panggung yang besar serta penonton begitu banyaknya tidak dipungkiri ada perasaan takut dan gugup menyelinap dalam hati. Hanya dalam jangka waktu 10 menit kami dapat menyelesaikan Tarian Saman dengan baik. Sorak sorai dan tepuk tangan dari penonton membuat kami terharu dan bangga.

Saya dan teman-teman sangat menikmati setiap gerakan. Tarian ini memberikan energi positif untuk penonton. Mereka tampak menikmati. Senyum hangat terus-menerus mereka lemparkan untuk kami. Terima kasih ya.

Indonesia begitu cantik. Dunia harus tahu itu. Bhinneka mencoba memperkenalkan seluruh kecantikan dari Indonesia di Australia. Saya yakin Australia jatuh cinta akan kecantikan budaya Indonesia. Tarian yang kami mainkan adalah ikhtiar kecil mengenalkan Indonesia.

Malam merambat di Melbourne. Saya pulang dengan perasaan riang dan kantuk yang hebat. Paduan langit biru dan desir angin, mengingatkan saya akan kepulauan Nusantara. Namun ketika burung pelikan terbang rendah, saya segera sadar sedang berada di belahan negeri lain.[]

Foto: Dokumentasi Ari Nursenja Rivanti

KOMENTAR

Pecinta dongeng dan anak-anak. Kini aktif sebagai pegiat BIPA (Bahasa Indonesia Penutur Asing). Pernah mengajar Bahasa Indonesia dalam program Language Assistant Program (LAP) di Melbourne, Australia

Comments
  • Zulfa Nasrulloh

    menarik sekali Piers Festival 2016. Boleh nih Teh Ari bangun jaringan buat temen2 Jalan Teater main di Piers Festival 2017. hehe

    12 April 2016

Sorry, the comment form is closed at this time.

You don't have permission to register