Fb. In. Tw.

Perdesaan Atau Pedesaan?

Tak sedikit orang merasa bingung untuk membedakan antara perdesaan dan pedesaan. Mesin pencari (search engine) Google  menunjukkan bahwa pencarian terhadap kata pedesaan tiga kali lipat lebih banyak ketimbang kata perdesaan. Google menjaring kata perdesaan 582,000 hasil, sedangkan kata pedesaan sebanyak 1,680,000 hasil. Ini bisa menjadi indikasi bahwa kata pedesaan digunakan lebih banyak dan lebih lumrah digunakan tinimbang kata perdesaan.

Besarnya penggunaan kata pedesaan boleh jadi menjadi salah satu penyebab sulitnya penutur bahasa Indonesia membedakan antara perdesaan dan pedesaan. Bila diteroka lebih dalam kata perdesaan merupakan hasil pembentukan konfiks (imbuhan terbelah) per-an + desa. Kridalaksana (1996:73) mencatat setidaknya ada tiga makna gramatikal bagi konfiks per-an, yaitu abstrak (perdamaian, perkataan, perasaan), kumpulan (perumahan, peraturan), dan tempat (perkampungan, perkemahan).

Dalam satu kasus, bentuk per-an  mirip dengan bentuk pe-an, seperti pada kata perumahan. Satu huruf /r/ pada kata tersebut lesap karena bahasa Indonesia tidak mengenal konsonan /r/ ganda sehingga bentuk perrumahan tidak berterima. Dalam literatur yang sama Kridalaksana pun mencatat bahwa bentuk per-an (1996:36) merupakan turunan dari bentuk ber- seperti berpadanan ->perpadanan, berpadu ->perpaduan, dsb.

Sementara itu, bentuk pedesaan merupakan hasil pembentukan konfiks pe-an + desa. Kridalaksana (1996:73) menulis konfiks pe-an hanya memiliki satu makna gramatikal, yaitu proses. Kata bentukan dari konfiks pe-an merupakan turunan dari bentuk me- (kan dan i) seperti seperti memakamkan -> pemakaman, menyelusuri ->penyelusuran, mendalami -> pendalaman dsb.

Jika bentuk pedesaan ini merupakan hasil pembentukan dari pe-an, tentu kata tersebut merupakan turunan dari mendesa atau mendesakan. Ini dua bentuk tersebut janggal dan tidak berterima dalam logika bahasa. Tidak ada tindakan mendesa. Dengan demikian, berdasarkan pola tersebut bentuk pedesaan menjadi janggal.

Meskipun demikan, bentuk pedesaan dan perdesaan direkam dalam KBBI edisi IV (2008:318) karena dua bentuk ini hidup di masyarakat. Pada edisi ini lema pedesaan dirujuk silang ke lema perdesaan. Artinya kata pedesaan direkam sebagai bentuk yang masih digunakan dalam bahasa Indonesia sekaligus dirujuk ke bentuk yang baku, yaitu perdesaan.

Referensi:
Kridalaksana, Harimurti (1996). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

KOMENTAR

Neneng Nurjanah, Tim Revisi Tesaurus Bahasa Indonesia karya Eko Endarmoko.

You don't have permission to register