Kehidupan, Sekadar Kebetulankah?
Ilmu pengetahuan mainstream di dunia akademik meyakini bahwa alam semesta dan kehidupan di dalamnya terjadi hanya karena proses-proses ketidaksengajaan (kebetulan) belaka. Oleh karena itu, semua peristiwa alam tak memiliki tujuan tertentu. Termasuk moralitas (sistem nilai) yang ada di masyarakat hanyalah hasil dari ketidaksengajaan.
Akan tetapi pada kenyataannya, alam semesta beserta kehidupan di dalamnya terbangun dalam struktur yang kompleks dan terarah. Semuanya terbangun dalam rancangan-rancangan yang cerdas. Apa benar struktur yang super kompleks yang terancang secara cerdas ini dapat terbangun oleh ketidaksengajaan yang tak bertujuan?
Manusia sebagai salah satu contoh mahluk hidup, terdiri dari berbagai bentuk organ tubuh yang membangunnya. Setiap organ tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki memiliki ciri dan fungsi yang berbeda.
Ciri dan fungsi berbeda ini berasal dari sel telur yang dibuahi dirahim ibu. sel ini menggandakan diri sehingga manusia memiliki milyaran sel. Ketika proses pembentukan dalam rahim, setiap grup sel memiliki tugas masing-masing. Ada yang membuat jantung, ada yang membuat mata dan sebagainya. Artinya, bahwa manusia dapat terwujud karena adanya proses-proses berkesinambungan sejak dari rahim.
Dari manakah informasi yang didapat sel-sel untuk merancang manusia? Jika manusia dan seisi alam semesta terbangun dari ketidaksengajaan yang tak bertujuan, mengapa setiap proses yang terjadi—seperti dalam pembentukan manusia—menghasilkan keteraturan, kompleksitas dan kontinuitas yang terarah dan terencana?
Perlu diketahui juga bahwa setiap sel yang membangun tubuh kita pun terbangun dari sebuah sistem yang tidak sederhana. Setiap sel terbagun dari protein yang juga terbangun dari sebuah struktur atom yang tidak sederhana. Jika para atom tidak membentuk struktur yang tepat, maka sebuah protein tidak akan terbentuk. Jika tak ada protein, maka tak ada sel. Dan jika tak ada sel, maka tak ada manusia.
Seorang ahli mikrobiologi Eropa Ali Demirsoy, seperti dikutip dari harunyahya.com, mengakui kenyataan ini sebagai berikut:
“Bahwa banyak kelompok-kelompok sel dengan struktur dan fungsi yang berbeda terwujud dari sebuah sel telur yang dibuahi belum dapat dijelaskan dengan memuaskan sejauh ini.” (Ali Demirsoy, Heritage and Evolution, Penerbit Meteksan, Ankara, 1984: hal. 158)
Pernyataan ilmuwan asal Turki tersebut mengisyaratkan bahwa dunia saintifik pun masih kebingungan dengan keyakinan mainstream yang mereka. Temuan-temuan yang ada belum bisa membuktikan bahwa alam semesta dan kehidupan di dalamnya—seperti manusia—hanyalah sebuah kebetulan yang tak bertujuan.
Jika demikian adanya, masihkan harus dikatakan bahwa kehidupan berasal dari ketidaksengajaan yang tak bertujuan?[]
Ilustrasi: neolaia.gr & youtube.com/maxresdefault