Fb. In. Tw.

Stasiun Tugu

Stasiun persinggahan pun berlalu
Meninggalkanku sendiri lagi
Termangu
(Stasiun, KH.A. Mustofa Bisri)

Bagi para pecinta kereta api, Stasiun Tugu adalah stasiun yang paling populer dan bersejarah di Jogja. Stasiun ini terletak di kota Jogja, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan berada di bawah naungan PT Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 6. Stasiun ini beserta rel KA yang membujur dari barat ke timur berada di kecamatan Gedongtengen.

Membicarakan Stasiun Tugu tidak bisa lepas dari sistem transportasi terpadu yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda. Alkisah, untuk mengangkut hasil perkebunan dari berbagai kawasan di Jawa, Belanda merasa perlu membangun sebuah jalur transportasi terpadu. Kereta api menjadi pilihan utama karena kemampuannya untuk menjadi armada angkut dalam skala besar.

Stasiun Tugu merupakan hasil dari pembangunan sistem transportasi kereta api oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan transportasi penumpang dan hasil bumi dari perkebunan di Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan. 17 Juni 1864, Gubernur Jenderal Mr. L.A.J.W. Baron Sloet van Beele meletakkan batu pertama pembangunan rel kereta api pertama di pulau Jawa. Jalur tersebut dikelola oleh NederlandschIndische Spoorweg Maatschappij (Perusahaan Perkeretaapian Hindia Belanda) dan mulai beroperasi mulai 10 Agustus 1867 dengan hubungan jalur kota Semarang dan Tanggung, Surakarta.

Dalam perkembangannya, jalur baru ini diteruskan sepanjang 166 kilometer ke kota Jogja dan stasiun Lempuyangan Yogyakarta menjadi stasiun pertama yang dibangun dan beroperasi pada tanggal 2 Maret 1872 untuk jalur Semarang-Jogja. Sementara itu, Stasiun Tugu mulai dioperasikan pada tanggal 2 Mei 1887. Jalur Surakarta-Jogja mulai dibangun pada tahun 1899 dan kereta penumpang pertama berjalan pada tanggal 1 Februari 1905.

Stasiun ini tergolong stasiun kelas besar dan memiliki enam jalur utama. Selain itu, di kompleks stasiun terdapat dipo lokomotif dan gerbong di sebelah utara dan barat kompleks stasiun. Pemutar rel berada di barat dipo lokomotif yang berada di sebelah utara stasiun. Di dipo inilah tempat lokomotif-lokomotif besar beristirahat. Stasiun ini memiliki dua pintu masuk dan keluar.

Sebagai stasiun yang dibangun di masa penjajahan Belanda, stasiun Tugu mewariskan gaya arsitektur bangunan yang memiliki keindahan tersendiri. Sampai saat ini, gaya arsitektur itu masih dipertahankan. Meskipun berbagai pengembangan dilakukan, bentuk awal stasiun ini nyaris tidak berubah.

Seiring berkembangnya waktu, saat ini Stasiun Tugu dikenal pula dengan nama stasiun Yogyakarta, (Kode: YK, 133 AMSL) terletak di Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta dan berada di bawah naungan PT Kereta Api Indonesia Wilayah VI Yogyakarta. Stasiun ini dan rel kereta api yang membentang dari barat ke timur dan juga sebagai perbatasan kabupaten Jetis dan Gedongtengen. Stasiun ini melayani keberangkatan dan kedatangan kelas eksekutif dan kelas bisnis kereta api dari Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Hingga kini, Stasiun Tugu merupakan salah satu stasiun terpadat di Indonesia dan terus mengalami perbaikan demi kenyamanan pengunjung.[]

 

Tentang Penulis
Yose Rizal Triarto. Buku solo populer pertamanya berjudul Bumi dan Manusia (Penerbit Kaifa, Bandung, 2015).

KOMENTAR

Media untuk Berbagi Kajian dan Apresiasi.

You don't have permission to register