Fb. In. Tw.

17 Agustusan di Puncak Ciremai

Lazimnya setiap tanggal 17 Agustus, seluruh rakyat merayakan momen hari Kemerdekaan Indonesia. Dari upacara yang penuh dengan keseriusan sampai perlombaan panjat pinang yang mengundang gelak tawa kegembiraan semua terlaksana pada hari itu.

Di balik semua itu, ada cara yang lebih asyik untuk menghidupkan momentum kemerdekaan. Salah satunya mengibarkan sangsaka merah putih tepat di atas puncak gunung. Saya beserta kawan pendaki lainnya berkesempatan melakukannya di daratan tertinggi Jawa Barat, Puncak Ciremai (3078 mdpl).

Ada hal berbeda yang selama ini tidak saya dapati dari perayaan atau upacara pengibaran bendera 17 Agustusan yang selama ini saya ikuti. Saya meyakini dan merasakan bahwa nasionalisme semakin kuat terasa tatkala melihat merah putih dengan gagahnya berkibar di puncak gunung. Menyaksikan keindahan Indonesia dari atas puncak, membuat hati ini semakin mencintai tanah air Indonesia.

Kami, para pendaki merasakan betul jerih payah perjuangan membawa bendera dari kaki gunung hingga sampai berkibar di atas puncak. Namun, Kelelahan yang kami rasakan jelas tak ada bandingannya jika dibandingkan jasa para pahlawan. Kami hanya mempertaruhkan waktu dan tenaga, sementara para pahlawan adalah nyawa.

Upacara
Puncak Ciremai adalah salah satu puncak gunung di Indonesia yang rutin melakukan upacara pengibaran bendera. Bendera sepanjang 500 meter terbentang di sepanjang bibir kawah Gunung Ciremai.

Para pendaki berlomba-lomba ambil bagian untuk turut andil memegang bendera merah putih. Bendera berkibar tanpa penyangga. Tapi, ia dapat berkibar karena tangan-tangan pendaki yang memegang merah putih agar tetap tegak.

Tatkala lagu “Indonesia Raya” dikumandangkan, suasana seketika berubah. Keramaian sirna, sejenak hening, lalu serempak seluruh pendaki menyanyikan lagu kebangsaan. Tanpa aba-aba, namun begitu kompak dengan penuh penjiwaan. Beberapa pendaki sampai tak mampu membendung air matanya.

Merdekalah Indonesia!

Informasi penting Gunung Ciremai:
Lokasi: Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengkan dan Kabupaten Cirebon ,Jawa Barat
Akses: via Jalur Palutungan (Kabupaten Kuningan),  via Jalur Linggar Jati (Kabupaten Kuningan), dan via Jalur Apuy (Kabupaten Majalengka)
Tiket: Rp. 50.000

KOMENTAR
Post tags:

Perantauan, kadang naik gunung. Tinggal di Ciwidey.

You don't have permission to register