Merekam Rasa di Festival Keuken #6
Setelah sukses menyelenggarakan Keuken #5 di Balai Kota tahun lalu, pada Minggu (7/6/2015) festival kuliner tahunan Keukeun #6 diselenggarakan kembali. Festival yang sudah keenam kalinya digelar di kota Bandung ini berhasil menggoyang lidah para pecinta kuliner. Bukan hanya warga Bandung, tapi juga mampu menarik minat warga dari luar kota.
Mengusung tema “Taste in Transit”, Keuken #6 diselenggarakan di apron Bandara Husein Sastranegara, hal tersebut tentu menjadi keunikan tersendiri bagi sebuah festival kuliner. Bukan tanpa alasan memilih tempat unik dan nyeleneh tersebut, Festival Keukeun dari tahun ke tahun selalu memaksimalkan ruang publik yang jarang dikunjungi masyarakat umum, sehingga pengunjung dapat merasakan sensasi makan yang berbeda.
Selain dengan tempat yang tidak umum, Festival Kekeun #6 ini mengampanyekan Good Festival, ada semacam ajakan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam festival ini untuk membudayakan hal baik. Misalnya, Bagi tenant tidak diperkenankan menggunakan wadah stereo foam, juga meminimalisir penggunaan plastik. Bagi pengunjung disarankan menggunakan transportasi umum atau bersepeda menuju tempat festival dan membawa tempat bekal/misting sendiri untuk menjalankan diet sampah. Ada apresiasi khusus dari panitia bagi pengunjung yang ikut menggiatkan aksi tersebut.
‘Keuken’ dalam bahasa Belanda memiliki arti dapur, sebagai tempat olahan berbagai makanan tentu di Festival Keuken #6 pun menawarkan berbagai hidangan. Setidaknya ada 36 booth dan 6 food trucks ikut meramaikan acara ini sebut saja Arromanis, Ngorea Bistro, Hi Fries, Sushi Tei, The Dreams Cakes, Taco Loco dan lainnya. Mereka menjajakan makanan favorit pencinta kuliner Bandung, harga rerata yang ditawarkan berkisar 30.000/porsinya.
Kehadiran food truck di acara ini pun menambah pilihan cita rasa pengunjung. Sambil menikmati hilir mudik pesawat, pengunjung dihibur oleh beberapa band yang turut serta memeriahkan Keuken #6. Pengunjung juga dapat mencicipi masakan gratis dari beberapa chef yang menunjukkan keahliannya dalam memasak di acara ini.
Dengan good festival–nya, Keuken #6 benar-benar minim sampah yang berserakkan. Kesadaran pengunjung cukup baik untuk membuang sampah pada tempatnya, dan terlihat beberapa relawan Bandung Clean Action berkontribusi dengan sigap mengambil sampah yang ditinggalkan pengunjung.
Meski Festival Keuken ini hanya dilaksanakan selama satu hari, semakin sore pengunjung malah semakin membludak. Salah satu pengunjung bahkan rela kesasar cukup jauh, karena memang tidak banyak umbul-umbul penanda masuk Keuken #6 ini. Peta yang dibagikan via instagram di @keukenbdg pun kurang jelas. Namun, hal ini tidak mengurangi kegembiraan pengunjung yang ikut merekam rasa di Keuken #6. Barangkali jika Pak Sapardi datang, beliau tidak akan memesan ilalang panjang dan bunga rumput* atau memesan rasa sakit yang tak putus dan nyaring lengkingya* di festival kuliner ini.[]
*Penggalan puisi Sapardi Djoko Damono, “Di Restoran”