Fb. In. Tw.

Kabita, Ingin Mengubah “Mindset” Musik Keroncong

Bengawan Solo, riwayatmu ini
Sedari dulu jadi perhatian insani…

Keroncong legendaris milik Gesang itu menjadi lagu pembuka pada gelaran puncak acara Books on March (BOM) yang digelar Arena Studi Apresiasi Sastra (ASAS), Rabu (25/03) lalu.

Pada acara yang diselenggarakan di halaman belakang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu, tampil sebagai bintang tamu adalah Adew Habtsa dan kelompok keroncong Kabita.

Sehabis acara, saya berkesempatan melakukan perbincangan singkat dengan salah satu bintang tamu di acara tersebut, yaitu dengan para personel kelompok keroncong Kabita. Berikut petikannya.

kabita-keroncong

Saya: Selamat sore, boleh ngobrol sebentar?
Kabita: Hayu, Kang. Boleh.

Saya: Bisa cerita tentang keroncong Kabita?
Kabita: O, iya. Kami kelompok keroncong baru di lingkungan Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI. Sekadar info, di jurusan kami ada beberapa kelompok keroncong, yang sudah populer di antaranya Lapis Legit dan De Oemar Bakri. Kami junior mereka.

Saya: Bagaimana awalnya Kabita terbentuk?
Kabita: Saat pertama kali masuk Jurusan Seni Musik, kami diberitahu bahwa di jurusan ini ada beberapa ekstra-kulikuler internal yang bisa kami ikuti. Di antaranya karawitan, big band, dan keroncong. Kami pilih keroncong, lalu sepakat untuk membentuk Kabita. Bisa dikatakan, Kabita tuh kelompok keroncongnya anak-anak Seni Musik 2014. 

Saya: Di tengah ramainya genre musik sekarang, kenapa kalian pilih keroncong?
Kabita: Alasannya, tentu karena kami suka keroncong. Keroncong itu sebetulnya enak. Cuma karena terkesan old school, cenderung bikin ngantuk. Hehehe. 

Saya: Lalu, setelah terbentuk Kabita, apa visi kalian sebagai sebuah kelompok musik?
Kabita: Kami ingin mengajak kembali anak-anak muda untuk mendengarkan keroncong. Kami ingin mengubah mindset keroncong sebagai lagu orang-orang tua yang membosankan. 

Saya: Jujur, saat tadi saya mendengar “Bengawan Solo” dan “Di Bawah Sinar Bulan Purnama”, saya sangat menikmatinya. Musik keroncong kalian terasa lebih segar, lebih nge-beat ketimbang keroncong yang biasa saya dengar sebelumnya.
Kabita: Sebisa mungkin, kami mencoba melakukan eksplorasi. Tapi, di sisi lain kami pun tetap berpegang pada pakem-pakem dalam genre keroncong. Bagaimanapun, keroncong memiliki pakem-pakem khusus yang tidak boleh dilanggar. 

Saya: O, iya. Kabita sendiri personilnya siapa saja?
Kabita: Denisa (Vokal), Anjar  (Violin), Faizal (Celo), Zulfan (Kontrabass), Dicky (Cak), Bisma (Cuk), dan Acep (gitar).   

Saya: Sebelumnya sudah manggung di mana saja?
Kabita: Belum banyak, Kang. Masih di lingkup kampus saja. Tapi, 30 Maret nanti (kemarin, red.) kami diundang Raka FM untuk mengisi acara Suara Fals. Lalu, 21 April Insya Allah kami manggung di Braga. 

Saya: Boleh tahu tentang materi yang akan kalian bawakan?
Kabita: Kami masih akan membawakan lagu-lagu keroncong yang sudah populer. Recycle. Tapi Insya Allah ke depannya kami akan bikin lagu sendiri.

Saya: Terakhir, kalian kan masih tergolong baru. Masih muda-muda. Tips agar kalian tetap kompak apa? Ingat, The Beatles juga bubar saat mereka menginjak dewasa lho.
Kabita: Kami gak punya tips khusus, Kang. Selain latihan rutin, kami berusaha untuk tetap bisa berkegiatan sama-sama. Kegiatan apa pun. Lagipula, yang bertahan lama kan biasanya kelompok musik yang kurang order. Hehehe. Dan, di luar persoalan nama kelompok, Kabita sendiri sebetulnya merupakan harapan kami. Kabita ini akronim dari Keroncong Abadi Buat Kita. Mudah-mudahan saja kelompok ini bisa bertahan lama. Hehehe. 

Saya: Oke, saya kira cukup. Terima kasih atas waktunya. Semoga sukses selalu.
Kabita: Sip, Kang. Terima kasih kembali.

Demikianlah cuplikan perbincangan singkat saya bersama Kabita. Dengan konsistensi dan semangat yang terjaga, bukan hal mustahil bila suatu saat mereka turut ambil bagian meramaikan panggung besar jagad musik Indonesia. Semoga.[]

KOMENTAR
Post tags:

Reporter buruan.co. Menulis puisi dan esai. Kumpulan puisi pertamanya "Kartu Pos dari Banda Neira" (Penerbit Gambang, 2017).

You don't have permission to register