Idealisme Emte dalam “Melihat Api Bekerja”
Obrolan dengan Muhammad Taufiq (Emte)
Dalam obrolan “Melihat Api Bekerja” Lebih Awal dengan M Aan Mansyur, kami menjanjikan akan melakukan kroscek kepada sang ilustrator soal ilustrasi dalam buku kumpulan puisi teranyarnya itu.
Akhirnya kami dapat memenuhi janji tersebut. Berikut ini adalah obrolan Yopi Setia Umbara dari buruan.co dengan Muhammad Taufiq alias Emte yang merupakan ilustrator buku Melihat Api Bekerja (Gramedia, 2015).
Salam kenal, Bang Muhammad Taufiq. Saya Yopi Setia Umbara dari buruan.co.
Boleh saya panggil Bang Emte saja kan, Bang. Hehehe.
Buruan.co
Jadi begini, Bang Emte. Buruan.co kebetulan mendapatkan kesempatan dari M Aan Mansyur untuk melihat lebih awal buku kumpulan puisi terbarunya Melihat Api Bekerja. Buku yang ilustrasinya dikerjakan Bang Emte.
Setelah membuka-membuka, karya ilustrasi Bang Emte sungguh mencolok dan memberi citra tersendiri bagi buku ini. Berangkat dari itu, saya ingin ngobrol sedikit mengenai proses kreatif Bang Emte selama menggarap ilustrasi untuk buku ini.
Seperti dikatakan M Aan Mansyur tentang Bang Emte di catatan wawancara “Melihat Api Bekerja” Lebih Awal, sebelumnya kalian belum pernah ketemu. Aan mengenal Emte dari karya ilustrasi pada beberapa buku Gramedia dan Facebook plus Instagram saja. Apakah Emte juga mengenal Aan sebelumnya hanya dari media sosial dan karyanya?
Emte
saya mengenal Aan ketika membuat ilustrasi dan desain cover bukunya yang berjudul Kukila pada 2012 lalu. Saya juga kebetulan cukup familiar dengan beberapa cerpennya yang pernah saya baca sebelum ada buku Kukila. Kami belum pernah bertemu secara langsung, yang saya tahu, Aan berdomisili di Makassar. Sebetulnya beberapa waktu lalu Aan sempat ke Jakarta untuk menghadiri sebuah event pameran yang diadakan oleh komunitas teman-teman saya, namun sayangnya, lagi-lagi saya tidak sempat bertemu.
Buruan.co
Bang Emte sebelumnya kan bekerja bareng pertama kali dengan Aan adalah untuk sampul buku Kukila (Gramedia, 2012). Lalu apa reaksi pertama Bang Emte ketika ditawari untuk menghiasi kumpulan puisi Mata Api Bekerja?
Emte
Senang. Itu reaksi saya ketika ada tawaran untuk berkolaborasi dengan Aan. Bagi saya penggabungan dua medium yang berbeda—kata dan visual—tentunya akan menghasilkan sesuatu yang menarik. Saya tertantang tapi tanpa merasa terbebani.
Buruan.co
Memperhatikan setiap ilustrasi pada setiap halaman Mata Api Bekerja, sepertinya Bang Emte begitu menikmati proses garapnya. Apa yang membuat Bang Emte begitu intens menggarapnya? Apakah puisi-puisi Aan sangat inspiratif serta sangat kontemplatif juga bagi Bang Emte?
Emte
Saya berusaha untuk tidak terlalu ‘deskriptif’ dalam mambuat ilustrasi setiap puisi buatan Aan. Saya tidak ingin mengganggu imajinasi dan interpretasi mereka yang membaca dan menikmati puisi-puisi tersebut. Beberapa gambar saya buat karena terinspirasi beberapa kata dalam puisi yang menurut saya begitu melekat di kepala. Dan beberapa gambar saya buat setelah saya membaca keseluruhan dari masing-masing puisi. Prosesnya berbeda-beda, tapi saya tetap enjoy dalam penggarapannya.
Buruan.co
Kata Aan, buku ini sebenarnya mundur dari jadwal terbit ni. Salah satunya nunggu ilustrasi Bang Emte. Hehehe. Boleh dibocorkan apa yang membuat proses Bang Emte agak lama?
Emte
Saya menganggap seluruh ilustrasi di sini adalah karya yang benar-benar lahir dari idealisme saya. Saya tidak memposisikannya cuma sebagai ilustrasi ‘pesanan’ dan itu membuat saya benar-benar mesti fokus dalam penggarapannya. Dan ini membuat beberapa gambar harus saya ulang dari awal karena saya merasa kurang puas. Jujur saya juga tidak enak karena membuat pihak penerbit dan (tentu saja) Aan jadi mesti menunggu cukup lama. Tapi memang saya hanya ingin memberikan yang terbaik dan maksimal untuk buku ini.
Buruan.co
Denger-denger, Aan “maksa” untuk menampilkan profil Bang Emte di buku ini. Hehehe. Bagaimana itu ceritanya, Bang?
Emte
Ya, biasanya saya terbilang jarang menampilkan profil, tapi untuk buku ini Aan dan pihak penerbit mengusulkan untuk menampilkan profil dan wajah kami berdua. Karena ini proyek kolaborasi, dirasa penting untuk menampilkan sedikit profil tentang siapa yang ada dibalik proses kreatifnya. Dan saya ada ide untuk menampilkan wajah saya dan Aan dalam bentuk gambar, bukan foto. Jadi secara keseluruhan menurut saya menyatu dengan bukunya.
Buruan.co
April nanti Bang Emte akan melakukan pameran ilustrasi dengan catatan kaki puisi dari Aan. Apakah ketika berniat menggelar pameran sudah terpikir seperti itu? Atau, proses pengerjaan Mata Api Bekerja jadi inspirasi Bang Emte untuk garapan bareng Aan di pameran?
Emte
Sebenarnya dari awal saya menggarap project ini, saya tidak terpikir untuk dipamerkan. Ide itu muncul ketika saya sudah menggarap sekitar 10% dari keseluruhan gambar. Menurut saya, kenapa tidak dibikinkan saja acara peluncuran bukunya sekaligus pameran ilustrasinya? Saya rasa ini bakal menarik, karena ini sebuah kolaborasi, dimana mengabungkan dua wilayah yang berbeda–kata dan gambar. Ide ini lalu saya ajukan ke pihak penerbit dan juga Pak Edwin selaku pemilik galeri. Dan mereka mendukung.
Buruan.co
Baik, Bang Emte selamat untuk terbitnya Melihat Api Bekerja dan untuk pameran yang akan digelar nanti. Terimakasih telah meluangkan waktu untuk ngobrol dengan kami.
Emte
Sama-sama. Terima kasih juga untuk ngobrol-ngobrolnya. Sampai jumpa di acara kami pertengahan April nanti ya!
Itulah sedikit obrolan buruan.co dengan Bang Emte ilustrator buku Melihat Api Bekerja karya M Aan Mansyur yang akan segera beredar. Semoga obrolan dapat bermanfaat bagi kita semua.[]
Semua llustrasi pada obrolan ini adalah karya Emte, buruan.co hanya merepro sesuai kebutuhan publikasi saja.