Kupat Tahu Bobotoh
Saya menyebut makanan yang akan saya ceritakan ini adalah Kupat Tahu Bobotoh. Kenapa saya menyebutnya demikian, karena kupat tahu ini memang begitu digemari bobotoh. Setidaknya seperti yang saya lihat sendiri, saat hendak menyaksikan pertandingan Persib vs New Radiant SC (Maladewa) dalam pertandingan penyisihan Grup H AFC Cup di Stadion Si Jalak Harupat (SJH), Soreang, Kabupaten Bandung (25/2).
Sebelum pertandingan dimulai, saya (bersama Adi dan Bojes) mencari-cari makan siang di sekitar stadion SJH. Adi melihat sebuah gerobak yang dikerubungi banyak bobotoh. Dari tulisan di gerobaknya, sangat jelas itu adalah penjual kupat tahu. Gerobak kupat tahu itu nongkrong di dekat areal parkir tribun timur stadion SJH.
Saking ramainya bobotoh yang membeli kupat tahu itu, kami penasaran untuk mencicipinya. Selain memang sudah lapar sebenarnya. Bojes yang vegetarian paling semangat, dapat menu makan siang tak mengandung unsur daging. Kami menghampiri gerobak, lantas memesan tiga porsi.
Kupat tahu yang disajikan adalah ketupat dengan bumbu kacang yang ditaburi toge, dan tentu saja tahu goreng, plus kerupuk. Satu porsi kupat tahu itu cukup menawar lapar akibat perjalanan cukup jauh. Saya berangkat dari rumah di Lembang, mampir ke Rumah Baca Taman Sekar Bandung (RBTSB) nyampeur Adi dan Bojes di Sekitar Jalan Katamso, Bandung, terus nyambung ke stadion SJH di Soreang.
Seperti biasa, ketika jajan saya selalu cerewet untuk mengajak ngobrol penjualnya. Saya memulai obrolan dengan menanyakan sejak kapan mereka berjualan di stadion yang namanya diambil dari julukan Pahlawan Nasional Otto Iskandar Dinata itu.
Meski cukup riweuh melayani bobotoh yang memesan kupat tahu, mereka mau diajak ngobrol oleh saya. Lebih dari itu, mereka sangat ramah menanggapi keingintahuan saya mengenai usahanya.
Dari obrolan yang mengalir itulah, saya akhirnya mengetahui nama sepasang penjual kupat tahu itu. Adalah Pak Irsyad (70 th) bersama istrinya, Ibu Sutinah (68 th). Mereka telah berjualan di sekitar SJH sejak stadion itu berdiri. Maksudnya, dari awal ada pertandingan sepakbola di SJH mereka sudah berjualan di sana.
Memang tidak setiap hari mereka berjualan di SJH. Mereka hanya berjualan di sana setiap ada pertandingan sepakbola saja. Kebetulan ada tiga tim yang biasanya menggunakan SJH, yaitu Persib, Pelita Bandung Raya, dan tuan rumah Persikab.
“Kalau sehari-hari, biasanya jualan di bunderan Warung Lobak. Hari Minggu pagi di Komplek Kabupaten. Di sini mah kalau ada pertandingan saja,” tutur Pak Irsyad yang mengaku telah hampir 40 tahunan menekuni usahanya ini.
Begitu juga dengan Ibu Sutinah, tidak setiap hari ia menjadi “asisten” suaminya tercinta itu. “Kalau hari biasa mah ibu istirahat di rumah. Bapak yang jualan. Berangkat dari rumah jam limaan, setelah Subuh sampai jam 9-10an,” tambahnya riang.
Dalam satu kali jualan mereka tidak menyiapkan terlalu banyak ketupat untuk dijual. “Paling 50 (ketupat). Kalau Persib yang main kadang bawa sampai 100 biji (ketupat),” jelas Pak Irsyad.
“Sama nini-nini, aki-aki begini mah, berat dorong gerobaknya bawa banyak-banyak mah,” canda Ibu Sutinah menyambung penjelasan suaminya.
Setiap kali jualan, ketupatnya selalu habis dibeli pelanggan. Setelah habis biasanya mereka langsung pulang mendorong gerobak kembali ke rumahnya di daerah Cincin, masih di sekitar Soreang.
Satu porsi kupat tahu yang mereka jual dihargai Rp7.000. Harga yang terbilang cukup murah. Apalagi jika membelinya di tempat keramaian seperti di stadion sepakbola, yang kadang dimanfaatkan pedagang untuk “menekuk” pembeli.
“Dulu mah cuma lima ribu seporsinya téh. Tapi sekarang mah, terpaksa jadi segitu. Da beras sama kacang mahal,” keluh Pak Irsyad mengenai bahan baku dagangannya itu.
Oleh karena itulah, saya menyebut kupat tahu Pak Irsyad dan Ibu Sutinah ini sebagai Kupat Tahu Bobotoh. Di tengah mahalnya bahan baku, mereka masih menjual dagangannya dengan harga yang terjangkau. Dengan kata lain, harga yang sangat ramah dengan saku bobotoh.
Pertandingan pertama penyisihan Grup H AFC Cup dimenangkan oleh Persib dengan skor 4-1. Gol Persib dicetak oleh Ahmad Jufriyanto, Makan Konate, Atep, dan Yandi Sofyan. Satu gol hiburan New Radiant SC dicetak oleh Ali Asadh.
Saat di dalam stadion saya bersama bobotoh lainnya bersorak merayakan gol keempat yang dicetak Yandi Sofyan, hasil kerja sama apik Tantan dan Atep pada injury time babak kedua. Barangkali, di luar Pak Irsyad dan Ibu Sutinah juga sedang bekerjasama mendorong gerobak Kupat Tahu Bobotoh pulang ke rumahnya. Semoga dengan suka cita.[]
Foto: Adi