Jostein Gaarder, Obrolan Santai
Jostein Gaarder (62 th), novelis Norwegia , meraih ketenaran internasional lewat novel ketiganya Dunia Sophie (1991), kisah filosofis yang diceritakan melalui mata seorang gadis remaja. Buku ini telah terjual lebih dari 30 juta kopi di seluruh dunia.
Gaarder lahir dan dididik di Oslo, Norwegia. Ia kemudian pindah ke Bergen pada tahun 1981, di mana ia mengajar sastra dan filsafat sebelum menjadi penulis penuh waktu. Kini ia tinggal di Oslo bersama istri dan dua anaknya.
Berikut ini adalah obrolan santai Gaarder bersama Anna Metcalfe.
Anna Metcalfe (AM): Siapa pembaca Anda yang sempurna?
Jostein Gaarder (JG): Saya kira editor saya ketika saya menulis. Dia adalah teman baik saya juga.
AM: Buku apa yang ada di meja tempat tidur Anda?
JG: Buku tentang ilmu pengetahuan alam, astrofisika dan sejarah evolusi kehidupan di bumi—saya membaca ini bahkan sebelum tidur. Saya ingin memahami lebih banyak tentang dunia sementara saya masih di sini.
AM: Kapan Anda tahu Anda akan menjadi penulis?
JG: Pada usia 19 tahun, ketika saya bertemu istri saya. Saya berpikir tentang hal itu sebelumnya, tapi ketika saya jatuh cinta, saya membuat keputusan untuk melakukannya. Saya bisa mendengar burung-burung yang lebih jelas dari sebelumnya.
AM: Siapa karakter dalam karya sastra yang paling menyerupai Anda?
JG: Hans Castorp dalam The Magic Mountain karya Thomas Mann. Dia naif dan ingin memahami banyak hal. Dia tidak takut mengajukan pertanyaan konyol.
AM: Siapa tokoh sastra yang berpengaruh pada Anda?
JG: Jorge Luis Borges, Dostoevsky, Herman Hesse, dan penulis Norwegia Knut Hamsun—saya tidak berpikir bisa menulis seperti mereka. Saya juga terinspirasi oleh buku-buku yang ditulis untuk orang dewasa dan anak-anak: AA Milne, Antoine de Saint-Exupéry, Dickens, dan cerita rakyat Norwegia abad ke 19.
AM: Apa kegiatan rutin Anda dalam menulis?
JG: Tidak ada hari yang sama—saya melakukan banyak hal lain dan saya sangat aktif dalam gerakan lingkungan. Saya menulis Dunia Sophie dalam tiga bulan, tetapi saya hanya menulis dan tidur. Ketika saya mengerjakan sebuah buku, saya bekerja selama 14 jam sehari.
AM: Buku apa yang mengubah hidup Anda?
JG: Ada dua: Lillelord (1955) karya penulis Norwegia bernama Johan Borgen dan Crime and Punishment karya Dostoevsky, ketika saya masih 18 tahun. Buku itu bisa membuat seorang remaja laki-laki menjadi laki-laki.
AM: Apa yang sekarang Anda takutkan?
JG: Perubahan iklim global adalah tantangan terbesar yang kita sebagai manusia.
AM: Di mana tempat favorit Anda di dunia?
JG: Novel saya, The Castle in Pyrenees (2010), letaknya di cabang fjord (sebentuk lereng teluk yang berasal dari lelehan gletser, ed.) terbesar di Norwegia. Ada sebuah desa di bawah gletser yang disebut ‘Sognefjord’, di mana ada hotel kayu tua. Saya biasa menulis di sana.
Karya-karya Jostein Gaarder:
Diagnosen og andre noveller (1986)
Froskeslottet (1988)
Kabalmysteriet (Misteri Soliter) (1990)
Sofies Verden (1991)
Julemysteriet (1992)
Bibbi Bokkens Magiske Bibliotek (1993)
I et speil, I en gåte (1993)
Hallo? Er det noen her? (1996)
Vita Brevis (1996)
Maya (1999)
Sirkusdirektørens Datter (2001)
Appelsinpiken (2004)
The Castle in Pyrenees (2010)[]
Wawancara oleh Anna Metcalfe ini terbit pertama kali di ft.com.
Sumber foto: aschehougagency.no