Fb. In. Tw.

Kritik Terhadap Taoisme dalam Sajak Xunzi

 

“Terdapat sesuatu yang tak terdiferensiasi namun lengkap, dan hadir sebelum langit dan bumi… dia dapat dipandang sebagai bunda alam semesta”
“Dunia itu mempunyai awal, dan awal itu bisa merupakan bunda dari dunia”

Kedua perkataan Lao Tzu menyimpang dari posisi semua filosof Tiongkok kuno yang percaya bahwa alam semesta itu telah selalu ada. Lao Tzu merupakan filusuf Tiongkok pertama yang mengutarakan spekulasi bahwa alam semesta itu mempunyai suatu ‘awal’, bahwa ‘sesuatu’ itu bisa lahir dari ‘bukan apapun’. Berbeda dengan apa yang umumnya dianut dalam ideosinkretisme Tiongkok, dalam Tao Te Ching dipercaya adanya penciptaan.

Filsafat Tao mengajarkan penyesuaian diri manusia dengan alam. Misalnya, dalam filsafat Tao, hidup yang dilanjutkan dengan kematian itu adalah alamiah semata, sehingga orang sebaiknya menjalankan proses itu dengan tenang. Sebaliknya agama Tao mengajarkan bagaimana caranya menjauhkan diri atau kalau bisa menghindari kematian. Akibatnya, agama Tao mengembangkan sains untuk menguasai alam.

Fisafat Tao yang cenderung mengarah kepada pluralisme, perspektivisme, skeptisisme, persamaan politis dan kebebasan. Sebaliknya, mistik religius biasanya diboncengi oleh sisipan mengenai kemampuan epistemik Tao yang supernatural magis untuk mengatasi skpetisisme. Namun Tao bukanlah suatu substansi spriritual, apalagi material. Konsep itu lebih mengartikan energi, atau jalan yang harus ditempuh supaya orang bisa mencapai tujuan hidupnya, yang dalam kerangka Taoisme adalah harmoni dengan alam.

Tidak jelas kapan Tao mula-mula muncul, tetapi Tao yang diprakarsai oleh Lao Tzu (604-517 SM) dan diikuti oleh Zhuangzi adalah konsep kunci dalam filsafat Tiongkok dan mula-mula sekali disebut dakam naskah Yi-Jing kendati Tao Te Ching dianggap sebagai suatu naskah yang berasal dari zaman setelah Konfusius.

Rumusan mengenai paham Taoisme selalu kontroversial karena rumitnya perkembangan yang dialaminya dalam sejarah Tiongkok.

Dengan adanya paham yang dikemukakan oleh Lao Tzu itulah, yang juga penulis naskah Tao Te Ching, timbul tekanan yang dihadapkan kepada paham-paham yang dianutnya, yang condong sinkron hubungan manusia dengan alam. Yang bersifat alam inilah yang lantas dikrtisi oleh Xunzi, yakni penerus Konfusian yang menekankan kontrol sosial sambil merinci pandangannya mengenai naturalisme, dan karena itu cendrung berseberangan dengan religi.

Xunzi terkenal karena pandangan dasarnya yang mengatakan bahwa hakikat manusia itu adalah jahat (evil): “The nature of man is evil, his goodness is acquired training” (Hakikat manusia itu  adalah jahat, kebaikan adalah hasil pendidikan).

Dalam kerangka epistemologi dia melancarkan kritik terhadap pandangan Taoisme mengenai hakikat realitas dan alam semesta, karena Taoisme justru tidak ambil pusing mengenai manusia, ini terlihat apa yang saya jelaskan di atas.

Kritik itu itu berbentuk sajak yang mengesankan.

You glorify Nature and mediate on her;
(Kau memuliakan Alam dan bermeditasi kepadanya )
Why not domesticate her and regulate her;
(Mengapa bukannya kau jinakan dan atur dia)

You obey Nature an sing her praise;
(Kau taati alam dan nyanyikan pujian baginya)
Why not control her course and use it;
(Mengapa bukannya kau kontrol prosesnya dan manfaatkan dia?)

You look on the seasons with reference and await them;
(Kau pandang musim-musim dengan hormat dan nantikan mereka)
Why not respond to them by seasonal activities?
(Mengapa tak kau tanggapi mereka dengan kegiatan musiman?)

You depend on things and marvel at them;
(Kau tergantung pada hal-hal dan mengaguminya)
Why not unfold your own abilities and transform them?
(Mengapa tak kau kembangkan kemampuanmu sendiri dan mengubahnya?)

You meditate on what makes a thing athing;
(Kau bermeditasi mengenai apa yang membuat suatu hal menjadi suatu hal)
Why not so order things that you do not waste them?
(Mengapa tak kau atur hal-hal sehingga kau tak menyia-nyiakan mereka?)

You vainly seek into the causes of things;
(Sia-sia kau mencari penyebab segala hal)
Why not appropriate and enjoy what they produce?
(Mengapa tidak kau gunakan dan nikmati yang mereka hasilkan?)

Therefore I say—To  neglect man and speculate about Nature;
(Karena itu kukatakan—mengabaikan manusia dan berspekulasi mengenai Alam)
Is to misunderstand the fact of the universe.
(Sama saja dengan salah memahami semesta.)*

*dikutip dari Needham dalam bahasa Inggris dan diterjemahkan oleh Budiono

Saya melihat kunci dari sajak itu ada dalam baris kedua sebelum terakhir, di mana Xunzi menohok Taoisme yang mengabaikan manusia dan justru berspekulasi mengenai alam, dan demikian salah tafsir mengenai hakikat alam semesta.

Menurut Xunzi, kapasitas mengetahui manusia itu terdiri atas dua bagian: yang salah satu adalah indra alami dan yang lainnya adalah akal itu sendiri. Indra berfungsi untuk menerima kesan, sedangkan akal memberi makna pada kesan. Jika indra tidak berhasil menangkap kesan, dan akal tidak berhasil mengidentifikasi serta memaknainya, maka kita katakana tidak ada pengetahuan.

Jelaslah bahwa epistemologi Xunzi adalah empirisme yang memang kental mewarnai realismenya. Realisme itu kelak akan tampil menonjol dalam ajaran Han Feizi, sahabatnya yang legalistik dan mengabdi pada Dinasti Qin yang mempersatukan Tiongkok.[]

Sumber gambar: iep.utm.edu

KOMENTAR

Alumni Bahasa dan Sastra Indonesia UPI. Hobi ngoprek komputer. Founder Go-Men.

You don't have permission to register